TEMPO.CO, Jakarta - Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani mengatakan negaranya tidak akan tunduk pada tekanan dan blokade negara Teluk. Menurutnya, kemerdekaan dan kedaulatan negara adalah segala-galanya.
Baca: Jerman Minta Arab Hormati Kedaulatan Qatar
"Kedaulatan negara kami adalah segala-galanya. Kami tidak bisa menerima siapapun turut campur negara kami," kata Sheikh Tamim kepada televisi Amerika Serikat, Ahad, 29 Oktober 2017.(dari kiri) Pemimpin negara Uni Emirat Arab, Bahrain, Egypt, Kuwait and Qatar. Ahram.org
Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Mesir dan Bahrain memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar pada 5 Juni 2017 karena dituding mendukung terorisme. Tuduhan tersebut berkali-kali ditolak Doha.
"Mereka tidak menyukai kemerdekaan, cara berpikir, dan visi kami di kawasan ini," ungkapnya. "Kami ingin ada kebebasan berbicara untuk warga di kawasan. Keinginan kami itu tidak mereka sukai dan mereka berpikir hal tersebut menjadi ancaman bagi mereka."
Dia melanjutkan, "Perbedaan antara kami dengan mereka muncul selama Arab Spring. Kami mendukung gerakan rakyat, sedangkan mereka menyokong rezim."
Baca: Krisis Qatar, Mesir Tuan Rumah Pertemuan Menlu Arab
Sementara itu, Bahrain mendesak negara-negara Arab membekukan keanggotaan Qatar di Dewan Kerjasama Teluk. Bahkan Bahrain mengancam tidak akan hadir dalam pertemuan tingkat tinggi GCC jika Qatar hadir.
AL JAZEERA