TEMPO.CO, Jakarta - Baru sepekan Somalia diguncang bom terbesar dalam sejarah, muncul teror mengerikan kemarin, 28 Oktober 2017 dengan munculnya sekelompok orang bersenjata menyerang satu hotel di pusat kota Mogadishu dan menewaskan sedikitnya 25 orang.
Menurut polisi Somalia, para pelaku merupakan pemberontak Islam yang menembaki hotel yang terletak di jantung ibukota Somalia. Aksi mereka berakhir setelah dikepung selama 12 jam.
Baca: Ledakan Bom di Somalia, 358 Orang Tewas
"Jumlah yang tewas bertambah menjadi 25 orang termasuk polisi, penjaga hotel, dan warga. Jumlah yang tewas boleh jadi bertambah. Kami menduga beberapa milisi menyamarkan diri mereka dan berlari bersama warga yang diselamatkan," kata Mohamed Hussein, aparat polisi kepada Reuters.
Polisi Somalia juga menangkap sejumlah milisi yang melakukan aksi kejinya itu. "Tiga milisi ditangkap hidup-hidup dan dua lainnya meledakkan diri mereka setelah ditembak," kata Hussein.
Baca: Al Shabab Bunuh dan Sandera Pengunjung Restoran di Somalia
Seorang saksi menyaksikan tujuh jasad manusia tergeletak di dalam hotel.
Kelompok milisi Islam, al Shabaab mengklaim sebagai pelaku penyerangan hotel. Milisi ini bermaksud menjatuhkan pemerintahan yang didukung PBB dan memberlakukan hukum Islam.
Serangan terjadi pada hari Sabtu, 28 Oktober 2017 jam 5 sore waktu setempat. Hotel diserang dengan meledakkan bom dan tembakan oleh sejumlah pria.
Baca: Somalia Dihantam Kelaparan dan Diare, 110 Orang Tewas
Pengepungan hotel berakhir pada Minggu pagi. Ledakan dan tembakan menghancurkan bagian depan gedung hotel berlantai tiga dan juga merusak hotel di sebelahnya.
Sejak muncul teror di Somalia, sejumlah pejabat memilih tinggl di hotel-hotel mewah karena pengamanan yang diberikan jauh lebih baik dalam menghadapi serangan.