TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah turis asing ikut meramaikan prosesi pemakaman Raja Thailand, Raja Rama IX, di Sanam Luang, Bangkok, Thailand.
Mayoritas warga asing ini terlihat berjalan-jalan menikmati suasana sambil mengenakan pakaian kasual sementara warga lokal terlihat berkumpul dengan pakaian hitam-hitam untuk memberikan penghormatan terakhir untuk raja mereka.
Namun ada juga sebagian warga asing yang ikut mengenakan pakaian hitam karena mereka berpartisipasi mengikuti jalannya prosesi kremasi.
Baca: 110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini
"Walaupun kami orang Amerika, sebagian jiwa kami Thailand. Kami perlu berada di sini," kata Kristine Gould, 50, kepada Bangkok Post, Kamis, 26 Oktober 2017. Gould telah tinggal di Provinsi Chiang Mai selama sepuluh tahun dan datang ke lokasi bersama beberapa temannya.
Warga mengenakan pakaian hitam saat berlangsungnya upacara Kremasi Raja Bhumibol Adulyadej di jalanan di Bangkok, Thailand, 26 Oktober 2017. Abdullah Zulkifli, Counselor KBRI Bangkok
Lainnya menyahut. "Raja kalian adalah raja kami," kata Veronica Taylor, 60, yang tinggal di Phuket. Dia mengaku kerap datang ke Thailand selama 40 tahun terakhir. "Saya bangga menjadi bagian dari momen bersejarah ini," kata dia.
Baca: Fantastis, Biaya Pemakaman Raja Thailand Rp 1,2 Triliun !
Gould mengaku terkesan dengan reaksi warga Thai yang bersatu pada saat berduka ini. "Luar biasa. aya kira ini contoh bagi seluruh dunia, bagaimana mereka bersatu dan melayani satu sama lain dan menjaga satu sama lain," kata Gould.
Raja Thailand, Maha Vajiralongkorn ikuti prosesi upacara Kremasi jenazah Raja Thailand Bhumibol Adulyadej di Grand Palace di Bangkok, Thailand, 26 Oktober 2017. REUTERS
Mayoritas orang asing yang berjalan jalan di sekitar Sanam Luang mengaku tahu tentang meninggalnya Raja Rama IX dan prosesi kremasi yang sedang berlangsung. Namun tidak semuanya.
Sepasang turis asal Itali mengaku tahu mengenai meninggalnya raja tapi tidak tahu bahwa proses ritual sedang berlangsung. "Kami tahu soal wafatnya raja tapi tidak tahu soal upacara kremasi," kata Nunzio Quatteone, 40.
Sedangkan Fabienne Sarrus, 40, asal Perancis mengaku beruntung bisa berada di Bangkok pada saat ini. "Kami beruntung berada di sini dan merasakan energi Thai," kata dia.
Felix Michalski, 25, asal Jerman mengaku terkejut dengan riuhnya prosesi kremasi ini. "Saya tidak menduga bakal seperti ini," kata dia.
Dan Anna Walters, 22, asal Inggris, mengatakan ini pengalaman berharga menyaksikan peristiwa sejarah di Thailand.
Sedangkan Vince Rees, 37, asal Kanada, mengatakan,"Negara kami tidak akan menghormati pemimpin kami seperti ini," kata dia yang merasa bangga bisa menyaksikan dari dekat.
BANGKOK POST