TEMPO.CO, Jakarta - Washington -- Upaya diplomasi antara Amerika Serikat dan Korea Utara terancam gagal. Ini karena Pyongyang menutup pintu komunikasi sebagai respon dari serangan verbal terbuka Presiden AS, Donald Trump, kepada negara itu.
Seorang diplomat top AS untuk urusan Korea Utara, Joseph Yun, dikabarkan telah mencoba mengingatkan Capitol Hill soal gagalnya upaya diplomasi ini dalam sejumlah pertemuan dengan para anggota Kongres AS (setingkat DPR).
Baca: Amerika Kirim Jet Siluman Terbaru Hadapi Nuklir Korea Utara
"Ini terutama bukan karena Korea Utara menutup diri, tapi karena pesan dari pemerintah AS adalah 'menyerah tanpa perlawanan atau menyerah dengan perlawanan'," kata seorang pejabat AS kepada NBC News.
Baca:Pesawat Pengebom Amerika B-52 Siaga 24 Jam Hadapi Korea Utara
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un (tengah) memandu peluncuran beberapa roket di bawah Unit KPA 851, dalam foto yang dirilis KCNA pada 24 April 2014. REUTERS
"Peringatan dari Yun dan para pejabat Kongres ini muncul menjelang kunjungan pertama Trump ke Asia pada bulan depan. Pada saat yang sama, ketegangan kedua negara justru semakin memuncak," tulis NBC News, Rabu, 25 Oktober 2017, waktu setempat.
Para pejabat pemerintah merasa khawatir kurangnya upaya diplomasi AS dengan Korea Utara bakal meningkatkan resiko konflik militer terbuka antarkedua negara di Semenanjung Korea.
Para pejabat ini juga merujuk kepada peringatan dari Senator Bob Corker, yang mengetuai Komite Hubungan Luar Negeri, bahwa pernyataan Presiden Trump justru melemahkan upaya diplomatik yang sedang dibangun.
Rex Tillerson. REUTERS/Kevin Lamarque
Seorang pembantu dari anggota Kongres yang telah berbicara dengan Yun mengatakan diplomat ini sedang mencari terobosan untuk memulai upaya diplomasi dengan Korea Utara. Ini bisa dilakukan dengan mengirim utusan khusus atau mengirim Menteri Luar Negeri Rex Tillerson.
NBC mengaku belum bisa menghubungi Yun soal kemungkinan gagalnya upaya diplomasi ini. Sedangkan juru bicara Biro Urusan Asia Timur dan Pasifik, Kementerian Luar Negeri, Justin Higgins, mengatakan kepada NBC News,"Kami tidak bisa mengomentari tuduhan dari sumber anonim," kata dia.
Namun Justin mengatakan Yun telah menjalankan kebijakan Trump terkait Korea Utara sejak 20 Januari 2017. Ini termasuk upaya untuk mengeluarkan mahasiswa AS, Otto Warmbier, dari Korea Utara setelah setahun ditahan di sana. Otto meninggal beberapa pekan setelah sampai di AS karena mengalami sakit yang dideritanya selama ditahan di Korea Utara.
Menurut sumber NBC News, Yun, yang menjabat sebagai Wakil Asisten Menteri Luar Negeri untuk urusan Korea dan Jepang, telah mengatakan kepada sejumlah anggota Kongres bahwa Gedung Putih telah merusak upaya diplomasi dengan Korea Utara.
Perang pernyataan Donald Trump dan Kim Jong Un meningkat drastis setelah Trump mengancam akan menghancurkan Korea Utara pada pidato perdananya pada pembukaan Sidang Umum Perserikatan Bangsa Bangsa di New York pada 20 September 2017.
Trump juga secara terbuka menjuluki Jong Un sebagai Manusia Roket dan menganggapnya sedang melakukan bunuh diri dengan mengembangkan nuklir.
Sebaliknya, Jong Un mencap Trump sebagai orang tua sakit jiwa dan mengancam Korea Utara akan menghancurkan AS dengan kekuatan api.
Belakangan ini, pemimpin Korea Utara dan AS mulai meredam pernyataan kontroversialnya terhadap satu sama lain.
NBC NEWS