TEMPO.CO, Jakarta - Uji coba rudal balistik antarbenua oleh Korea Utara secara teori menunjukkan kemampuan untuk menyerang Amerika Serikat dan bahkan Australia. Namun dengan iklim ancaman militer Korea Utara yang besar itu, negara-negara yang berseberangan dengan Kim Jong Un, pemimpin Korea Utara sepatutnya khawatir.
Berikut adalah tiga alasan mengapa negara-negara yang memusuhi Korea Utara sepatutnya khawatir.
Baca: Foto Ini Ungkap Fakta Mengejutkan tentang Tentara Korea Utara
1. Korea Utara telah dan akan menguji lebih banyak rudal balistik dan senjata nuklir
Korea Utara, secara resmi mulai memproduksi dan menguji coba rudal di masa kepemimpinan Kim Il-sung, kakek Kim Jong-un pada tahun 1984. Uji coba itu dilanjutkan oleh Kim Jong-il, anak Kim Il-sung dan ayah Kim Jong Un.
Membandingkan ketiga pemimpin Korea Utara itu, Kim Jong Um telah menguji lebih banyak rudal daripada ayah dan kakeknya.
Kim Il-sungt elah melakukan uji coba sebanyak 15 rudal, 11 di antaranya adalah rudal balistik jarak pendek (SRBM) Scud-Bs dan Scud-Cs dengan jangkauan maksimum 500 kilometer. Sementara yang lainnya adalah rudal balistik jarak menengah (MRBM), Nodong dengan jangkauan maksimum sekitar 1.500 kilometer.
Infografis: Percobaan Misil Korea Utara Bisa Menyulut Perang Dunia III
Setelah Kim Il-sung meninggal pada tahun 1994, anaknya mengambil alih dan menguji 16 rudal lainnya. Rezim tersebut melompat maju dengan menguji kendaraan peluncuran luar angkasa (SLV).
Pada tahun 1998, Korea Utara menguji kendaraan pertamanya, yakni roket Taepedong-1 yang gagal saat terbang di atas Jepang, yang menimbulkan insiden diplomatik.
Insiden tersebut menyebabkan adanya moratorium pengujian. Kim Jong-il berhenti menguji coba SLV lain pada 2006 dam Taepedong-2 yang juga gagal. Sebanyak 7 SRBM dan 6 MRBM juga diuji selama masa jabatannya.
Rezim tersebut juga menguji bom atom pertamanya di tahun 2006, diikuti oleh yang lain pada tahun 2009. Kedua uji coba itu mendapat kecaman internasional.
Ketika Kim Jong-il meninggal pada tahun 2011, putra ketiganya, Kim Jong Un, mengambil alih. Di bawah Kim Jong Un, 85 rudal telah diuji.
Baca: Korea Utara Dapat Proyek Jutaan Dolar dari Negara Afrika
2. Pesatnya kemajuan teknologi.
Orang tua Kim Jong Un menguji kebanyakan SRBM dan MRBM, yang hanya mampu menyerang tetangga terdekat. Nah, sejak 2012, rezim tersebut telah memperluas persenjataannya menjadi rudal balistik jarak menengah yang lebih jauh (IRBM) dan rudal balistik antarbenua (ICBM).
Rezim tersebut juga berusaha mengembangkan kapasitas untuk meluncurkan rudal dari kapal selam (SLBM).
IRBM memiliki jangkauan maksimum 4.500km, sementara 2017 tes ICBM Korea Utara menghasilkan perkiraan jarak antara 8.500km dan 10.000km - cukup untuk menyerang daratan Amerika dan bahkan Australia.
Rezim tersebut juga telah menguji 4 bom atom lagi untuk meningkatkan daya sejak 2012. Kekuatan bom atomnya bahkan jauh lebih besar dari yang dijatuhkan Amerika di Hiroshima dan Nagasaki selama Perang Dunia II.
Baca: Frankenmissile, Rudal Monster Dua Ton dengan Target Korea Utara
3. Mempersiapkan perang?
Tidak hanya jumlah tes yang berkembang pesat, begitu juga dengan jumlah situs uji coba. Kim Il-sung hanya menggunakan 2 lokasi uji untuk melakukan peluncuran dan 14 dari 15 tes terjadi di Lapangan Peluncuran Satelit Tonghae.
Di bawah Kim Jong-il, 13 dari 16 tes dilakukan di Pangkalan Militer Kittaeryong, dengan tiga lainnya di Tonghae.
Namun pemimpin saat ini memiliki lokasi uji di seluruh negeri dan telah meninggalkan Tonghae sebagai lokasi uji.
Menurut Prakarsa Ancaman Nuklir, ini merupakan pergeseran dramatis dari pengembangan rudal ke pelatihan operasional. Singkatnya, rezim tersebut melatih tentaranya untuk kemungkinan perang nuklir.
Namun di tengah kekuatiran itu ada hal yang dapat menjadi penghibur kecil, khususnya bagi musuhnya yang berada dalam jangkauan jarak yang jauh termasuk Australia.
Meski uji coba rudal secara keseluruhan telah menjadi semakin sukses selama bertahun-tahun, namun rudal jarak pendek Korea Utara jauh lebih baik daripada jarak yang lebih jauh.
Sejak Kim Jong Un mulai berkuasa, varian rudal yang lebih tua dengan teknologi dasar yang dikembangkan pendahulunya jauh lebih berhasil dalam tes daripada rudal jarak jauh yang lebih baru yang dikembangkan di masa jabatannya.
Uji coba terakhir pada tanggal 15 September, rudal yang diluncurkan dapat menjangkau daratan Amerika atau Australia, meski belum diuji secara luas. Namun, kecepatan dan antusiasme pengujian menunjukkan tidak akan lama dunia harus menghadapi Korea Utara yang memiliki senjata nuklir yang bisa menyerang kemana saja .
ABC ONLINE