Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

5 Langkah Dunia Stop Pelanggaran HAM Atas Minoritas Rohingya

Reporter

Editor

Budi Riza

image-gnews
Petugas keamanan berjaga-jaga saat menangkap sejumlah muslim Rohingnya ditangkap setelah melintas secara ilegal ke perbatasa Bangladesh di Cox's Bazar, Bangladesh, 21 November 2016. Para warga Rohingnya melarikan diri karena kekerasan yang terjadi di Mnyanmar. REUTERS/Mohammad Ponir Hossain
Petugas keamanan berjaga-jaga saat menangkap sejumlah muslim Rohingnya ditangkap setelah melintas secara ilegal ke perbatasa Bangladesh di Cox's Bazar, Bangladesh, 21 November 2016. Para warga Rohingnya melarikan diri karena kekerasan yang terjadi di Mnyanmar. REUTERS/Mohammad Ponir Hossain
Iklan

TEMPO.COYangon - Perhatian dunia internasional atas pelanggaran hak asasi manusia terhadap etnis minoritas Rohingya oleh militer Myanmar masih berlangsung. Sejumlah pihak telah mendesak kekerasan, yang oleh PBB disebut sebagai pembersihan etnis itu, harus segera diakhiri.

Senior Legislative Counsel dari American Civil Liberties Union, Joanne Lin, mengatakan penganiayaan terhadap warga minoritas Rohingya masih berlangsung. Ini menyebabkan hampir 600 ribu orang mengungsi ke Bangladesh.

Baca:Paus Desak Myanmar Hentikan Kekerasan terhadap Rohingya

Lin menuliskan pandangan tentang ini dalam artikel di media USA Today berjudul "Halting Myanmar ethnic cleansing: 5 critical steps". "Kita sekarang tahu siapa  pelakunya dan bagaimana menghentikannya," kata Lin, Ahad, 22 Oktober 2017, waktu setempat.

Baca: Jawaban Jokowi Soal Langkah Indonesia untuk Rohingya

Ratu Yordania, Rania menyapa sejumlah anak Muslim Rohingya yang mengungsi dari Myanmar ke Bangladesh, dalam kunjungannya di kamp pengungsi di Bangladesh, 23 Oktober 2017. AP Photo

Lin mengatakan perlu ada langkah-langkah strategis untuk segera menghentikan kekejaman kemanusiaan terhadap etnis Rohingya, yang tidak diakui status kewarganegaraannya oleh pemerintah Mynamar. Padahal, etnis itu telah menghuni negeri mayoritas Budha itu selama beberapa generasi.

Berikut 5 Langkah ampuh yang bisa diambil pemerintah Amerika Serikat dan negara lain untuk menghentikan kekerasan tesebut:

1. Masyarakat internasional harus memutuskan semua kerja sama militer dengan militer Myanmar dengan segera serta menangguhkan penjualan semua senjata, amunisi dan pemberian bantuan keamanan lainnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

2. Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa harus memberlakukan embargo senjata komprehensif serta sanksi finansial yang ditargetkan terhadap pejabat senior Myanmar, yang bertanggung jawab atas pelanggaran hak asasi manusia.

3. Amerika harus menekan pihak berwenang Myanmar untuk segera memberikan akses tidak terbatas ke negara bagian Rakhine utara untuk misi pencarian fakta PBB dan lembaga bantuan untuk menyelidiki secara independen pelanggaran hak asasi manusia dan pelanggaran yang dilakukan semua pihak.

4. Amerika harus menuntut agar Myanmar menghentikan pembatasan yang dikenakan pada organisasi bantuan internasional dan lokal. Pembatasan ini telah menambah penderitaan dengan merampas makanan dan kebutuhan hidup warga Rohingya. Warga minoritas Rohingya sekarang menyeberang ke Bangladesh, salah satu negara termiskin dan terpadat di dunia, karena ancaman kelaparan.

5. Masyarakat Amerika Serikat dan internasional harus menekan pemerintah sipil Myanmar untuk mengakhiri diskriminasi sistematis yang terus-menerus terhadap Rohingya.

Joanne Lin. aclu.org

Joanne Lin berpendapat selama hampir dua bulan dunia telah menyaksikan eksekusi pembersihan etnis Rohingya dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Myanmar. Jika masyarakat internasional tidak bersatu maka pelanggaran hak asasi manusia itu akan terus berlanjut.

USA TODAY

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Anak-anak Pengungsi Rohingya Dapat Bantuan Baju Lebaran

16 hari lalu

Pengungsi etnis Rohingya membawa bantuan paket Lebaran dari Human Appeal Australia di tempat penampungan bekas kantor Imigrasi di Desa Blang Mee, Blang Mangat, Lhokseumawe, Aceh, Selasa, 9 April 2024. Paket Lebaran yang berisi bahan pokok makanan harian itu diberikan kepada 252 jiwa pengungsi etnis Rohingya untuk menyambut Idul Fitri 1445 H di Aceh. ANTARA FOTO/Rahmad
Anak-anak Pengungsi Rohingya Dapat Bantuan Baju Lebaran

Baju Lebaran yang diberikan oleh Yayasan BFLF Indonesia berupa satu setelan busana muslim untuk anak perempuan pengungsi Rohingya


120 Warga Etnis Rohingya Dievakuasi dari Laut ke Daratan Aceh

31 Desember 2021

Sebuah perahu yang membawa pengungsi Rohingya, termasuk perempuan dan anak-anak, terlihat terdampar di perairan lepas pantai Bireuen, provinsi Aceh, Indonesia, Senin, 27 Desember 2021. Indonesia akan mengizinkan kapal yang penuh dengan Rohingya yang terdampar di lepas pantainya untuk berlabuh. Aditya Setiawan via REUTERS
120 Warga Etnis Rohingya Dievakuasi dari Laut ke Daratan Aceh

Saat mendarat, para pengungsi Rohingya yang mayoritas perempuan dan anak-anak tersebut dalam kondisi lemas dan kedinginan.


Ribuan Pengungsi Rohingya di Pulau Terpencil Protes

1 Juni 2021

Ribuan Pengungsi Rohingya di Pulau Terpencil Protes

Pengungsi Rohingya ini protes terhadap kondisi kehidupan di pulau Bhashan Char, Bangladesh, yang rawan topan.


Bangladesh Lanjutkan Pemindahan Ribuan Pengungsi Rohingya ke Pulau Terpencil

28 Januari 2021

Puluhan warga Rohingya berada diatas kapal saat akan dipindahkan ke pulau Bhasan Char dekat Chattogram, Bangladesh, 29 Desember 2020. Bangladesh meyakinkan hanya mengirimkan orang-orang yang mau direlokasi, kendati relokasi diperlukan untuk mengurangi kepadatan di kamp-kamp pengungsian yang dihuni oleh lebih dari satu juta etnis Rohingya. REUTERS/Mohammad Ponir Hossain
Bangladesh Lanjutkan Pemindahan Ribuan Pengungsi Rohingya ke Pulau Terpencil

Pemerintah Bangladesh akan merelokasi 2-3 ribu pengungsi Rohingya ke Pulau Bhasan Char.


100 Etnis Rohingya Ditahan Otoritas Myanmar

8 Januari 2021

Seorang pengungsi membawa poster saat melakukan aksi protes epatriasi atau pemulangan para pengungsi di kamp Unchiprang di Teknaf, Bangladesh, 15 November 2018. Para pengungsi Rohingya beralasan khawatir keselamatan jiwa raga mereka jika harus kembali ke Myanmar. REUTERS/Mohammad Ponir Hossain
100 Etnis Rohingya Ditahan Otoritas Myanmar

Hampir 100 etnis Rohingya ditahan oleh kepolsiain Myanmar dalam sebuah penggerebekan. Mereka dituduh melakukan perjalanan ilegal.


Perusahaan Israel Dituduh Dukung Militer Myanmar Genosida Etnis Rohingya

24 Desember 2020

Pengungsi Rohingya, yang melintasi perbatasan dari Myanmar dua hari sebelumnya, berjalan setelah mereka mendapat izin dari tentara Bangladesh untuk melanjutkan ke kamp-kamp pengungsi, di Palang Khali, dekat Cox's Bazar, Bangladesh 19 Oktober 2017. Bulan ini menandai peringatan kedua tentang pelarian lebih dari 730.000 Rohingya dari Negara Bagian Rakhine di Myanmar barat laut ke Bangladesh setelah tindakan keras pimpinan militer dalam menanggapi serangan oleh gerilyawan Muslim di pos-pos polisi Myanmar. REUTERS / Jorge Silva / File Photo
Perusahaan Israel Dituduh Dukung Militer Myanmar Genosida Etnis Rohingya

Justice for Myanmar merilis laporan yang menyebut perusahaan Israel menjual teknologinya ke militer Myanmar untuk melakukan genosida terhadap Rohingya


Janda Rohingya Gugat Myanmar Rp 28 Miliar atas Pembunuhan Suaminya di Inn Din

12 Desember 2020

Ke-10 pria Rohingya yang ditangkap sebelum dibantai warga Buddha dan tentara Myanmar di Inn Din, Rakhine, Myanmar, 2 September 2017. Di antara 10 pria Rohingya tersebut merupakan nelayan, penjaga toko, seorang guru agama Islam dan dua remaja pelajar sekolah menengah atas berusia belasan tahun. Laporan pembantaian ini ditulis oleh dua wartawan yang kini diadili pemerintah pimpinan Aung San Suu Kyi. REUTERS
Janda Rohingya Gugat Myanmar Rp 28 Miliar atas Pembunuhan Suaminya di Inn Din

Seorang janda Rohingya menuntut kompensasi US$ 2 juta atas kematian suaminya yang dibunuh oleh tentara Myanmar di Inn Din, Myanmar barat, pada 2017.


Kemenangan Partai NLD Aung San Suu Kyi Cukup untuk Membentuk Pemerintahan

13 November 2020

Menteri Luar Negeri Myanmar Aung San Suu Kyi tersenyum usai bertemu dengan Menteri Luar Negeri Norwegia Borge Brende di Kementerian Luar Negeri Myanmar di Naypyitaw, Myanmar 6 Juli 2017. [REUTERS / Soe Zeya Tun]
Kemenangan Partai NLD Aung San Suu Kyi Cukup untuk Membentuk Pemerintahan

Partai NLD pimpinan Aung San Suu Kyi mengamankan 322 kursi parlemen bikameral dalam pemilu Myanmar, jumlah kursi yang cukup untuk membentuk kabinet.


Aung San Suu Kyi Terpilih Lagi, Partai NLD Diprediksi Menang Pemilu Myanmar

9 November 2020

Pendukung Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) memegang foto konselor Myanmar Aung San Suu Kyi ketika menunggu hasil penghitungan suara pemilu Myanmar di markas partai di Yangon, Myanmar, 8 November 2020.[REUTERS]
Aung San Suu Kyi Terpilih Lagi, Partai NLD Diprediksi Menang Pemilu Myanmar

Partai NLD Aung San Suu Kyi meraih 15 kursi dalam penghitungan suara sementara pemilu Myanmar 2020 pada Senin.


Partai Aung San Suu Kyi Diprediksi Menang Pemilu Myanmar

7 November 2020

Penasihat Negara Myanmar Aung San Suu Kyi menghadiri makan siang khusus tentang pembangunan berkelanjutan di sela-sela KTT ASEAN di Bangkok, Thailand, 4 November 2019. Suu Kyi akan muncul di hadapan Mahkamah Internasional (ICJ) untuk memperebutkan sebuah kasus yang diajukan oleh Gambia menuduh Myanmar melakukan genosida terhadap minoritas Muslim Rohingya, kata pemerintahnya, Rabu.[REUTERS / Soe Zeya Tun / File Photo]
Partai Aung San Suu Kyi Diprediksi Menang Pemilu Myanmar

Aung San Suu Kyi dan partainya, Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), diprediksi kembali menang meski diterpa isu genosida etnis Rohingya