TEMPO.CO, Jakarta - Pemimpin Catalonia, Carles Puigdemont, bakal kehilangan kekuasaannya dan gaji segera setelah Senat Spanyol menyetujui penerapan Pasal 155 Konstitusi negara.
Keterangan tersebut disampaikan Wakil Perdana Menteri Spanyol, Soraya Saenz de Santamaria, kepada wartawan, Senin, 23 Oktober 2017, terkait dengan pembangkangan Puigdemont.
Baca: 200 Ribu Orang di Spanyol Tuntut Pembebasan Pemimpin Catalonia
Santamaria mengatakan, kemungkinan Madrid akan menunjuk sesorang untuk memimpin sementara wilayah Catalonia setelah Senat menyetujui penerapan Pasal 155.Ribuan orang berkumpul saat melakukan aksi emonstrasi yang mendukung dialog di sebuah lapangan di Barcelona, Spanyol, 7 Oktober 2017. Otoritas Catalan mengatakan bahwa mayoritas dari mereka yang memilih mendukung perpecahan dari Spanyol. REUTERS/Sergio Perez
Lebih dari 450 ribu warga Catalonia pendukung kemerdekaan turun ke jalan di Barcelona, Spanyol, dipimpin oleh Presiden Carles Puigdemont, Sabtu, 21 Oktober 2017.
Mereka serempak berteriak "Kebebasan" dan "Kemerdekaan" setelah Madrid mengumumkan akan mengambil langkah tegas guna menghentikan Catalonia memerdekaan diri menyusul hasil referendum 1 Oktober 2017.
"Saatnya mendeklarasikan kemerdekaan," kata Jordi Balta, seorang pegawai toko berusia 28 tahun. "Sudah tidak ada ruang untuk berdialog," tambahnya.
Baca: Tak Gubris Seruan Spanyol, Catalonia Tetap Ingin Merdeka
Unjuk rasa besar-besaran di Spanyol ini, menurut laporan Al Jazeera, sengaja digelar oleh warga Catalonia di Barcelona sebagai respon atas sikap Madrid yang akan mengambil alih pemerintahan otonomi Catalonia.
REUTERS | AL JAZEERA | CHOIRUL AMINUDDIN