TEMPO.CO, Jakarta - Lebih dari 450 ribu warga Catalonia pendukung kemerdekaan turun ke jalan di Barcelona, Spanyol, dipimpin oleh Presiden Carles Puigdemont, Sabtu, 21 Oktober 2017.
Mereka serempak berteriak "Kebebasan" dan "Kemerdekaan" setelah Madrid mengumumkan akan mengambil langkah tegas guna menghentikan Catalonia memerdekaan diri menyusul hasil referendum 1 Oktober 2017.
Baca: 200 Ribu Orang di Spanyol Tuntut Pembebasan Pemimpin Catalonia
"Saatnya mendeklarasikan kemerdekaan," kata Jordi Balta, seorang pegawai toko berusia 28 tahun. "Sudah tidak ada ruang untuk berdialog," tambahnya.
Al Jazeera dalam laporannya menyebutkan, unjuk rasa besar-besaran ini sengaja digelar oleh warga Catalonia di Barcelona sebagai respon atas sikap Madrid yang akan mengambil alih pemerintahan otonomi Catalonia.
"Kami warga Catalan tidak memiliki rasa takut," kata pengunjuk rasa Octavi Marti menanggapi keputusan PM Spanyol Mariano Rajoy.
Perdana Menteri Spanyol Mariano Rajoy. (AP Photo/Paul White)
Pemerintah Spanyol akan mengambil alih Catalonia terkait dengan Pasal 155 Konstitusi Negara mengenai otonomi Catalan.
Sebagaimana rilis yang diterima televisi RTVE, keputusan yang diterbitkan pemerintah Spanyol itu adalah hasil dari pertemuan darurat Sabtu, 21 Oktober 2017, yang menyatakan bahwa pemerintah pusat akan memberikan perintah langsung terhadap kepolisian Catalonia.
Baca: Tak Gubris Seruan Spanyol, Catalonia Tetap Ingin Merdeka
"Jika diperlukan, anggota kepolisian Catalonia akan diganti oleh pasukan keamanan Sapnyol," bunyi keputusan yang beredar di media massa.
Catalonia menggelar referendum kemerdekaan pada 1 Oktober 2017. Hasil dari pemungutan suara tersebut, mayoritas warga Catalonia ingin berpisah dengan Spanyol.
AL JAZEERA | BUSINESS STANDARD | CHOIRUL AMINUDDIN