TEMPO.CO, Kairo - Setidaknya 16 polisi tewas dalam bentrokan senjata pada saat penggerebakan di sebuah lokasi di daerah padang pasir Mesir Barat. Penggerebakan tersebut dilakukan karena lokasi tersebut diduga sebagai tempat persembunyian kelompok militan Islam, Hasm.
Pihak berwenang mengikuti petunjuk menuju sebuah apartmen yang disinyalir menjadi tempat tinggal delapan anggota Hasm. Hasm merupakan kelompok yang telah menyatakan bertanggung jawab atas sejumlah serangan di Ibu Kota Mesir, Kairo, sejak 2016. Mereka mengincar para hakim dan polisi sebagai korbannya.
Pemberontakan kalangan Islamis di semenanjung Sinai itu telah berkembang sejak militer menggulingkan Presiden Mohamed Mursi asal Ikhwanul Muslim pada pertengahan 2013, menyusul munculnya serangkaian protes terhadap kepemimpinannya. Kelompok militan yang melakukan pemberontakan pada 2014 itu menyatakan kesetiaan kepada ISIS. Namun, Ikhwanul Muslim membantah tuduhan sebagai induk Hasm.
Para tersangka militan berupaya kabur setelah terlibat dalam adu tembak di lokasi tersebut. Kemudian, mereka melanjutkan tembakan terhadap unit keamanan kedua, yang datang untuk membantu penggerebekan dari atap gedung-gedung sebelah apartemen. Selain itu, mereka juga menggunakan bahan peledak dalam serangan.
Delapan personel keamanan mengalami luka dalam bentrokan itu sementara satu sumber lainnya mengatakan bahwa empat orang yang terluka adalah polisi dan empat lainnya adalah tersangka milisi.
ANDITA RAHMA