Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kisah WNI Korban Kerusuhan Mei 1998 yang Dideportasi dari Amerika

image-gnews
Demonstran mengadakan
Demonstran mengadakan "Malam Doa Interfaith untuk Keadilan Imigran" di luar gedung federal, di Manchester, New Hampshire, AS , 13 Oktober 2017. REUTERS
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta -Bisa dibayangkan betapa kaget dan paniknya pasangan suami istri, Meldy dan Eva Lumangkun setelah mendengarkan penjelasan petugas Imigrasi di Manchester, Amerika Serikat bahwa mereka harus kembali ke Indonesia setelah 19 tahun menetap di negara itu. 

Kedua WNI ini datang ke kantor Imigrasi, ICE, di Manchester pada Agustus lalu untuk melaporkan diri seperti biasanya. Namun, alangkah kagetnya mereka setelah diberitahu untuk segera membeli tiket pesawat satu kali jalan ke Indonesia. Mereka harus keluar dari Amerika dalam kurun waktu 2 bulan.

Baca: Ribuan WNI Korban Kerusuhan Mei 1998 Dideportasi dari Amerika

"Kami takut pulang. Kami khawatir atas keselamatan anak-anak kami. Di sini anak-anak kami hidup aman," kata Meldy Lumangkun kepada petugas Imigrasi di Manchester di satu hari pada Oktober 2017, seperti dikutip dari Reuters.

Meldy dan Eva Lumangkun memiliki 4 anak yang mereka lahirkan dan besarkan selama ini di Amerika. Mereka menyelamatkan diri dari kerusuhan Mei 1998 yang menewaskan sekitar 1.000 orang dan menimbulkan krisis ekonomi di Asia.

Meldy dan Eva merupakan satu dari ribuan imigran ilegal yang tinggal di Amerika Serikat dan kini menghadapi deportasi setelah presiden Donald Trump pada 25 Januari lalu memgeluarkan perintah eksekutif pendeportasian semua imigran gelap. Prioritas yang dideportasi adalah imigran gelap yang terlibat kriminalitas. 

Tak hanya keluarga Lumangkun yang masih ketakutan pulang ke Indonesia. Ada sekitar 2.000 WNI yang tinggal di Amerika yang merupakan korban Kerusuhan Mei 1998. Mereka semua terancam di deportasi.

Namun mereka yang mayoritas keturunan Cina beragama Kristen takut akan mengalami diskriminasi agama dan rasial atau kekerasan jika kembali ke Indonesia.

Menurut Sandra Pontoh, seorang pastor di gereja Madbury Maranatha Indonesia Fellowship di Madbury, New Hampshire, banyak pasangan suami istri yang menghadapi deportasi memiliki anak. Sehingga mereka stress mengetahui bakal dideportasi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Ini sangat membuat stres," kata Jacklyn Lele, 37 tahun yang terbang ke ke Amerika Serikat tahun 2006 setelah abang kandungnya terbunuh dalam Kerusuhan Mei 1998.

Baca: 18 Tahun Reformasi, ICJR: Kebebasan Ekspresi Masih Terancam  

Sejumlah WNI yang tinggal di New Hampshire sudah memiliki pekerjaan di beberapa pabrik berskala kecil dan membesarkan anak-anak mereka di sana, menikmati hidup dalam ketenangan, dan beberapa di antaranya menjadi pelayan di gereja sebagai pastor. 

"Mereka memiliki pekerjaan yang penting. Memindahkan mereka tidaklah mudah," Shaheen, seorang senator sejak 2009 saat diwaawancarai via telepon.

Menurut lembaga imigrasi Amerika Serikat 2012, sebanyak 69 WNI diizinkan tinggal dan 45 WNI di New Jersey. Jumlah keseluruhan WNI yang akan dideportasi mencapai 2.000 orang.

Berkat perjuangan beberapa tokoh Demokrat Amerika, keberadaan WNI diterima dengan syarat secara teratur melaporkan diri ke kantor Imigrasi.  Sebelumnya mereka tidak tahu bahwa setelah mereka melewati masa tinggal sesuai visa, dapat mengajukan status pencari suaka dalam kurun waktu 1 tahun sejak visa jatuh tempo. Lalu mereka dapat mencari cara untuk mendapat status tinggal legal di Amerika.

Namun di bawah pemerintahan Donald Trump aturan diubah. Ribuan WNI korban Kerusuhan Mei 1998 itu kini menghadapi deportasi. 

REUTERS | MARIA RITA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Menteri Yasonna Laoly Minta Masyarakat untuk Terus Mendesak Penuntasan Kasus Kerusuhan Mei 1998

1 Februari 2024

Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, Yasonna H. Laoly.
Menteri Yasonna Laoly Minta Masyarakat untuk Terus Mendesak Penuntasan Kasus Kerusuhan Mei 1998

Menteri Hukum dan HAM menerima sejumlah advokat dari TPDI yang meminta penuntasan kasus Kerusuhan Mei 1998.


Amnesty Minta Negara Tak Lupa Usut Kekerasan Seksual dalam Kerusuhan Mei 1998

15 Mei 2023

Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia Usman Hamid. Foto: TEMPO | Hilman Faturrahman W
Amnesty Minta Negara Tak Lupa Usut Kekerasan Seksual dalam Kerusuhan Mei 1998

Amnesty International Indonesia meminta pemerintahan mengusut kekerasan seksual dalam Tragedi Kerusuhan Mei 1998.


Jejak Samar Kekerasan Seksual Mei 98 di Surabaya

7 April 2023

Warga yang melakukan penjarahan di toko-toko pada saat kerusuhan Mei 98. RULLY KESUMA
Jejak Samar Kekerasan Seksual Mei 98 di Surabaya

Komnas Perempuan sedang menelusuri jejak kekerasan seksual Mei 1998 di Surabaya.


Dipicu Kekerasan Seksual 1998, Inilah Sejarah Berdirinya Komnas Perempuan

20 Agustus 2022

Komisioner Komnas Perempuan, Mariana Amiruddin (kiri) bersama Azriana (tengah) dan Masruchah saat  menggelar konferensi pers terkait tidak disahkannya RUU Penghapusan Kekerasan Seksual oleh DPR RI periode 2014-2019 di Kantor Komnas Perempuan, Jakarta, Senin, 1 Oktober 2019. TEMPO/Hilman Fathurrahman W
Dipicu Kekerasan Seksual 1998, Inilah Sejarah Berdirinya Komnas Perempuan

Komnas Perempuan dibentuk sebagai buntut tindak kekerasan terhadap perempuan dalam kerusuhan Mei 1998.


12 Kasus Pelanggaran HAM Berat yang Pernah Ditangani Komnas HAM

27 Juli 2022

Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramono yang juga Ketua tim khusus bentukan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk mendalami kasus penembakan terhadap Brigadir J oleh Bharada E di rumah Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo bersama Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik saat memberikan keterangan pers di Kantor Komnas HAM, Jakarta, Jumat 15 Juli 2022. Kedatangan Wakapolri untuk melakukan pertemun dengan Komnas HAM terkait kasus kasus penembakan terhadap Brigadir J oleh Bharada E. TEMPO/Subekti.
12 Kasus Pelanggaran HAM Berat yang Pernah Ditangani Komnas HAM

Selain kasus kematian Brigadir J, Komnas HAM banyak terlibat menangani kasus pelanggaran HAM berat lainnya. Apa saja kasus tersebut?


Catatan 5 Peristiwa Sebelum Soeharto Lengser sebagai Presiden RI

14 Mei 2022

Soeharto mundur dari jabatannya sebagai Presiden Indonesia pada tanggal 21 Mei 1998 setelah 32 tahun menjabat. wikipedia.org
Catatan 5 Peristiwa Sebelum Soeharto Lengser sebagai Presiden RI

Peristiwa 12 sampai 15 Mei 1998 di Jakarta dikenal sebagai Kerusuhan Mei 1998 menjadi satu penyebab Soeharto lengser sebagai Presiden pada 21 Mei 1998


Kronologi Tragedi Kerusuhan 12 - 15 Mei 1998, Gugur 4 Mahasiswa Trisakti

13 Mei 2022

Seorang mahasiswa menabur bunga memperingati tragedi 12 Mei 1998 di kampus Universitas Trisakti, Jakarta (12/5).  ANTARA/Paramayuda
Kronologi Tragedi Kerusuhan 12 - 15 Mei 1998, Gugur 4 Mahasiswa Trisakti

Peristiwa 12 sampai 15 Mei 1998 di Jakarta dikenal sebagai Tragedi Mei 1998. Empat mahasiswa Trisakti tewas ditembak dan timbulnya kerusuhan massa.


Dunia Kecam Kerusuhan Mei 1998, Indonesia Dianggap Gagal Lindungi Warga Negara

14 Mei 2021

Kerusuhan Mei 1998, menjelang Soeharo lengser, berupa amuk massa, pembakaran, penjarahan dan pemerkosaan. Ita Marthadinata, korban pemerkosaan, yang kemudian dibunuh sehari menjelang ia pergi ke PBB untuk sampaikan testimoni. MARIA FRANSISCA
Dunia Kecam Kerusuhan Mei 1998, Indonesia Dianggap Gagal Lindungi Warga Negara

Pemerintahan Indonesia mendapat kecaman keras dari Singapura, Taiwan, Malaysia, Thailand dan Amerika Serikat saat terjadi kerusuhan Mei 1998.


Kerusuhan Mei 1998, Sejarah Kelam Pelanggaran HAM di Indonesia

14 Mei 2021

Massa membalik dan membakar mobil pada kerusuhan tanggal 14 mei 1998 di jalan hasyim ashari, Jakarta [ Bodhi Chandra/ DR; 20000422 ].
Kerusuhan Mei 1998, Sejarah Kelam Pelanggaran HAM di Indonesia

Kerusuhan Mei 1998 jadi sejarah kelam bagi bangsa Indonesia, pelanggaran HAM terjadi secara masif kala itu.


Hujan di Balik Jendela, Kisahkan Pengorbanan dan Ketulusan Cinta

8 Februari 2021

Film Hujan di Balik Jendela. Foto: Falcon Pictures
Hujan di Balik Jendela, Kisahkan Pengorbanan dan Ketulusan Cinta

Selain ceritanya yang bagus, Bio One merasa setiap karakter di film Hujan di Balik Jendela ini punya kerumitan masing-masing yang beragam.