TEMPO.CO, Jakarta - Lembaga intelejen swasta DEFCON memperingatkan bahaya kemungkinan serangan rudal berhulu ledak nuklir oleh militer Korea Utara berada di level empat. "Meskipun belum ada ancaman nuklir dalam waktu dekat saat ini," begitu pernyataan DEFCON seperti dikutip media Express, Selasa, 17 Oktober 2017. Level satu adalah level ertinggi dari lima level.
Baca: Diambang Perang, 4 Kapal Induk Amerika Kepung Korea Utara
Baca: Korea Utara: Perang Nuklir Tinggal Menunggu Waktu di Semenanjung
DEFCON ini merupakan lembaga intelejen swasta dan berbeda dengan lembaga dengan nama sejenis, yang berada di bawah kendali militer AS dan memiliki singkatan Defense Readiness Condition.
Untuk mengantisipasi adanya serangan mendadak, Kepala Angkatan Udara Amerika menerbangkan pesawat mereka di sekitar wilayah internasional, meskipun pejabat Korea Utara telah mengatakan mereka berhak menembak jatuh pesawat militer ini.
Antisipasi juga dilakukan setelah terjadi keributan Trump dengan Kim Jong Un, yang terlibat adu pendapat melalui media. Sebelumnya Trump menyebut pemimpin Kim Jong Un dari Korea Utara sebagai "manusia roket kecil" terkait pengembangan senjata roketnya.
Sebagai pembalasan Kim Jong Un juga menyebut Donald Trum sebagai "orang tua sakit jiwa," yang mengindikasikan adanya perlawanan untuk berperang melawan Amerika.
Ini diperkuat pernyataan Menteri Luar Negeri Korea Utara, Ri Yong Ho, yang menyebut Amerikalah yang memulai perang.
"Sejak Amerika Serikat mengumumkan perang terhadap negara kita, kita akan memiliki hak untuk melakukan penanggulangan, termasuk hak untuk menembak jatuh pembom strategis Amerika Serikat bahkan ketika mereka tidak berada di dalam wilayah udara negara kita." kata Yong Ho.
MUHAMMAD IRFAN AL AMIN