Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Dahsyat, Bom EMP Korea Utara Mampu Bunuh 90 Persen Warga Amerika

image-gnews
Ko Yun-hwa (L), Administrator dari Korea Meteorological Administration, menunjuk area munculnya gelombang seismik di Korea Selatan pada 6 Januari 2016. Gelombang ini disebut-sebut muncul karena uji bom hidrogen Korea Utara, meskipun pihak Amerika Serikat masih menyangsikan pernyataan tersebut. REUTERS/Kim Hong-Ji
Ko Yun-hwa (L), Administrator dari Korea Meteorological Administration, menunjuk area munculnya gelombang seismik di Korea Selatan pada 6 Januari 2016. Gelombang ini disebut-sebut muncul karena uji bom hidrogen Korea Utara, meskipun pihak Amerika Serikat masih menyangsikan pernyataan tersebut. REUTERS/Kim Hong-Ji
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kongres dan pejabat pemerintahan Amerika Serikat telah diperingatkan karena dianggap mengabaikan senjata yang baru dikembangkan Korea Utara yakni bom pulse elektromagnetik atau EMP,  yang dapat ditembakan ke Amerika kapan saja. Senjata itu mampu mematikan sumber listrik Amerika Serikat sehingga akan membunuh 90 persen warganya dalam waktu satu tahun.

Senjata EMP menggunakan gelombang radio intensitas tinggi yang dipancarkan dari ledakan nuklir di atmosfer bagian atas yang dan mengacak elektronika, seperti lonjakan tenaga tiba-tiba.

Sebanyak 2 anggota Komisi EMP Amerika Serikat telah mengungkapkan serangan EMP dari Korea Utara merupakan ancaman terbesar bagi Amerika Serikat. Namun upaya 2 anggota komisi itu diabaikan pemerintah Amerika.

Baca: Korea Utara: Perang Nuklir Tinggal Menunggu Waktu di Semenanjung

William Graham, Ketua komisi EMP dan mantan kepala stafnya, Peter Vincent Pry, memperingatkan bahwa serangan EMP dapat menutup jaringan listrik Amerika Serikat untuk waktu yang tidak terbatas, yang akan menyebabkan kematian hingga 90 persen warga Amerika hanya dalam waktu satu tahun.

Keduanya menilai bahwa selama ini perhatian pemerintah lebih banyak difokuskan pada uji coba rudal balistik antarbenua Korea Utara dan seakan mengenyampingkan klaim uji bom hidrogen negara komunis tersebut pada awal September lalu.

Para ahli mengklaim bahwa sebuah bom EMP akan diledakkan dari ketinggian 30 sampai 400 kilometer di atas sebuah target akan mengakibatkan hilangnya listrik ke wilayah yang sangat luas.

Baca: Korea Utara Ancam Anggota PBB Yang Dukung Amerika Serikat

Ini bisa memiliki berbagai dampak buruk, termasuk merobohkan pendinginan untuk obat-obatan dan makanan, mengganggu jaringan komunikasi, dan menghancurkan sistem pengolahan air.

Serangan EMP nuklir juga akan menghancurkan pembangkit listrik, menyebabkan pesawat jatuh, menghentikan lalu lintas mobil dan kereta api serta infrastruktur penting lainnya. Serangan EMP menghentikan peradaban modern dan kehidupan itu sendiri dan akhirnya jutaan orang akan mati karena kelaparan, penyakit, dan keruntuhan sosial.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Mereka kemudian mendesak Kongres Amerika Serikat untuk melindungi segenap wilayahnya dan juga memperingatkan bahwa sistem pertahanan rudal balistik Amerika Serikat saat ini hanya dirancang untuk mencegat rudal dari Korea Utara di bagian Utara, namun tidak berada di bagian Selatan.

Kedua anggota komisi EMP tersebut menambahkan bahwa Korea Utara diperkirakan memiliki 60 senjata nuklir dan rudal balistik antarbenuanya bisa mencapai Denver dan Chicago, dan "mungkin seluruh Amerika Serikat".

Baca: Diambang Perang Dunia III? 4 Kapal Induk AS Kepung Korea Utara

"Rezim tersebut sedang mengembangkan bom Hidrogen yang sebanding dengan senjata termonuklir canggih tahap 2 di AS", jelas keduanya, seperti yang dilansir Independent pada 16 Oktober 2017.

Menurut para ahli, Korea Utara dapat melakukan serangan EMP ke Amerika Serikat dengan meluncurkan rudal jarak pendek dari kapal barang atau kapal selam.

Mantan ilmuwan roket NASA, James Oberg sebelumnya juga telah memperingatkan bahwa rezim Korea Utara dapat menggunakan satelit untuk membawa hulu ledak nuklir kecil dan meledakkannya di atas Amerika Serikat.

Baik Graham maupun Pry juga mengecam perang kata-kata antara Donald Trump dan Kim Jong-un, yang telah saling memanggil satu sama lain sebagai manusia roket dan orang tua sakit mental, yang telah memperburuk ketegangan antara kedua negara.

Peringatan tersebut muncul beberapa minggu setelah kekhawatiran bahwa pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un akan melepaskan bom EMP di Korea Selatan dalam upaya mengganggu infrastruktur keuangan.  Korea Selatan juga sedang waspada terhadap serangan EMP terhadap pembangkit listrik tenaga nuklir, kementerian pemerintah dan perusahaan penerbangannya.

INDEPENDENT|DAILY MAIL|YON DEMA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Keamanan Google Chrome Kembali Diperbarui Cegah Bug Zero-day

6 Februari 2021

Google Chrome. (google.com)
Keamanan Google Chrome Kembali Diperbarui Cegah Bug Zero-day

Google mengeluarkan pembaruan keamanan untuk Chrome berupa patch untuk mengatasi kerentanan di peramban tersebut.


Eks Dubes Korea Utara yang Membelot Blak-blakan Soal Senjata Nuklir

3 Februari 2021

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un melambai saat upacara Kongres Partai Buruh ke-8 di Pyongyang, Korea Utara 14 Januari 2021.[KCNA melalui REUTERS]
Eks Dubes Korea Utara yang Membelot Blak-blakan Soal Senjata Nuklir

Ia yakin Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un tidak akan menyerahkan persenjataan nuklirnya.


Eks Dubes Korea Utara Untuk Kuwait Kabur ke Korea Selatan

25 Januari 2021

Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un menghadiri pertemuan majelis politik Komite Sentral Partai Buruh Korea, di Korea Utara, dalam foto yang dirilis pada 14 Agustus 2020. Dalam pertemuan tersebut, Kim mengatakan bahwa akan menutup perbatasannya dan menolak bantuan dari luar negeri karena telah melakukan kampanye anti virus yang agresif. KCNA via REUTERS
Eks Dubes Korea Utara Untuk Kuwait Kabur ke Korea Selatan

Mantan duta besar Korea Utara untuk Kuwait Ryu Hyun Woo memutuskan kabur ke Korea Selatan bersama keluarganya.


Kim Jong Un Hukum Berat Warga Korea Utara yang Nikmati Hiburan Korea Selatan

20 Januari 2021

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un melambai saat upacara Kongres Partai Buruh ke-8 di Pyongyang, Korea Utara 14 Januari 2021.[KCNA melalui REUTERS]
Kim Jong Un Hukum Berat Warga Korea Utara yang Nikmati Hiburan Korea Selatan

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un memberlakukan denda atau penjara bagi siapa pun yang ketahuan menikmati hiburan Korea Selatan atau meniru aksennya.


Tahun Baru 2021, Kim Jong Un Pilih Tulis Surat Untuk Rakyatnya

2 Januari 2021

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menghadiri pertemuan Biro Politik Komite Sentral ke-7 Partai Pekerja di Pyongyang, Korea Utara, 30 Desember 2020. Langkah pertama Kim di awal 2021 akan menjadi sinyal pendekatan pertamanya terhadap presiden terpilih Amerika Serikat (AS), Joe Biden. KCNA/via REUTERS
Tahun Baru 2021, Kim Jong Un Pilih Tulis Surat Untuk Rakyatnya

Dalam surat itu, Kim Jong Un mengucapkan terima kasih kepada rakyatnya karena telah mempercayai dan mendukungnya di masa-masa sulit.


Tujuh Negara Tuding Korea Utara Manfaatkan Pandemi Untuk Langgar HAM Warganya

12 Desember 2020

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, tersenyum saat melihat salah satu rumah saat memeriksa lokasi rekonstruksi di daerah yang dilanda topan di Provinsi Hamgyong Selatan, Korea Utara, 14 Oktober 2020. Kim Jong Un menjadi sorotan dunia saat  dirinya menangis di tayangan televisi pada akhir pekan lalu. KCNA via REUTERS
Tujuh Negara Tuding Korea Utara Manfaatkan Pandemi Untuk Langgar HAM Warganya

Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pun menggelar rapat membahas pelanggaran hak asasi manusia (HAM) di Korea Utara ini


Cina Dikabarkan Beri Vaksin COVID-19 Eksperimental ke Kim Jong Un

2 Desember 2020

Cina Dikabarkan Beri Vaksin COVID-19 Eksperimental ke Kim Jong Un

Korea Utara dikabarkan telah menerima vaksin COVID-19 eksperimental dari Cina. Bahkan, Kim Jong Un dikabarkan sudah memakainya.


Peretas Korea Utara Targetkan Pembuat Vaksin Covid-19 AstraZeneca

30 November 2020

Vaksin Covid-19 AstraZeneca. REUTERS/Dado Ruvic
Peretas Korea Utara Targetkan Pembuat Vaksin Covid-19 AstraZeneca

Para peretas menyamar sebagai perekrut di situs jejaring LinkedIn dan WhatsApp untuk mendekati staf AstraZeneca.


Cegah Covid-19, Korea Utara Tambah Pos Jaga di Perbatasan

29 November 2020

Cegah Covid-19, Korea Utara Tambah Pos Jaga di Perbatasan

Pemerintah Korea Utara menambah jumlah pos penjagaannya dan membangun tembok pertahanan di perbatasannya guna mencegah masuknya virus corona.


Militer Korea Utara Diduga Latih Lumba-lumba Kamikaze

23 November 2020

Foto dokumentasi militer Rusia. Tahun lalu, tiga lumba-lumba ini menghilang di musim kawin untuk mencari pasangan, tetapi kembali ke pangkalan sesudahnya. Dailymail.co.uk
Militer Korea Utara Diduga Latih Lumba-lumba Kamikaze

'Karamba' khusus untuk program pelatihan militer mamalia laut seperti lumba-lumba terekam dalam citra satelit Sungai Taedong.