TEMPO.CO, Jakarta - Korea Utara mengeluarkan ancaman terbaru kepada Australia setelah negara itu bergabung dengan Amerika Serikat dan sekutunya memusuhi pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un.
Pyongyang pada Sabtu, 14 Oktober 2017 mengecam kebijakan Australia memusuhi Korea Utara sebagai tindakan berbahaya.
"Akhir-akhir ini, Australia menunjukkan langkah-langkah berbahaya dengan bergabung dengan provokasi politik dan militer Amerika Serikat yang menghina Korea Utara sementara provokasi ini memperburuk situasi Semenanjung Korea," demikian pernyataan Kantor Berita Pusat Korea Utara atau KCNA.
Baca: Rekaman Satelit Ungkap Korea Utara Siap Luncurkan Rudal Balistik
Korea Utara juga mengecam langkah Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop dan Menteri Pertahanan Marise Payne yang mengunjungi zona demiliterisasi atau DMZ di Pamunjong, pada Kamis lalu, sehari sebelum mengadakan dua pertemuan dengan rekan-rekan Korea Selatan mereka di Seoul.
"Menteri Luar Negeri Australia secara pribadi menyatakan dukungannya untuk Amerika dan mempertimbangkan semua opsi termasuk penggunaan kekuatan terhadap Korea Utara, dan muncul di Panmunjom ... bersama dengan menteri pertahanan Australia untuk mengecam Pyongyang selama kunjungannya ke Korea Selatan," tambah laporan itu.
Selama kunjungan tersebut, keduanya menekankan perlunya "tekanan diplomatik maksimum" untuk mengendalikan ambisi nuklir Korea Utara.
Baca: Kapal Induk USS Roosevelt Posisi Siap Tempur, Perang Dunia III?
Setelah pertemuan di Seoul, keduanya juga mengeluarkan sebuah pernyataan bersama yang menentukan semua tindakan yang diperlukan untuk Korea Utara guna memenuhi kewajiban internasionalnya dan meminta Pyongyang untuk menahan diri dari perilaku provokatif dan meniadakan semua senjata nuklir dan programnya.
KCNA mengatakan bahwa ada beberapa laporan media bahwa Australia sedang mempersiapkan perang di Semenanjung Korea dengan alasan latihan militer bersama dengan Amerika.
"Jika Australia terus mengikuti Amerika Serikat dalam memberlakukan tekanan militer, ekonomi dan diplomatik Korea Utara meskipun kami berulang kali memperingatkan, mereka tidak akan dapat menghindari bencana," tegas laporan tersebut, seperti yang dilansir Yonhap pada 15 Oktober 2017 tetang kondisi warga Korea Utara.
YONHAP NEWS AGENCY|YON DEMA