TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Vladimir Putin menandatangani keputusan yang mengizinkan warga asing di angkatan bersenjata Rusia dikirim dalam operasi anti-terorisme dan penjaga perdamaian di luar negeri.
Menurut keputusan yang dipublikasikan di situs web pemerintah Rusia pada Senin, 9 Oktober 2017, prajurit yang berkewarganegaraan asing dapat melakukan tugas mereka dalam kondisi darurat militer selama konflik bersenjata dan juga dapat mengambil bagian dalam kegiatan untuk menjaga perdamaian dan keamanan negara, atau untuk melawan aktivitas teroris di luar perbatasan Federasi Rusia.
Baca: Putin Ulang Tahun ke 65, Begini Jalan Hidup Eks Intelijen KGB
Sebelumnya, warga negara asing yang bertugas di Angkatan Darat Rusia dapat dikirim ke luar negeri hanya pada saat perang atau selama konflik bersenjata yang diakui secara internasional.
Keputusan yang sama juga memungkinkan wajib militer Rusia menandatangani kontrak satu tahun untuk layanan profesional, namun hanya satu bulan sebelum berakhirnya masa layanan wajib militer mereka. Namun, dekrit tersebut menjelaskan bahwa hal ini mungkin terjadi hanya dalam keadaan yang sangat baik atau dalam kasus ketika tentara profesional di masa depan berniat untuk mengambil bagian dalam misi kontra-teroris dan misi penjaga perdamaian di luar Rusia.
Baca: Putin Restui Pasukan Rusia Bertahan di Suriah Selama 49 Tahun
Rusia mengumumkan program untuk merekrut orang asing ke dalam pasukan militernya pada tahun 2004. Aturan penerimaan termasuk bahwa pemohon harus berusia antara 18 dan 30, telah menyelesaikan pendidikan menengah atas atau setara SMA dan dapat berbicara bahasa Rusia. Jangka minimum kontrak untuk warga asing adalah lima tahun. Warga negara asing yang bertugas di angkatan bersenjata Rusia memiliki hak untuk mengajukan kewarganegaraan Rusia setelah tiga tahun bertugas.
Sebagian besar orang asing yang menandatangani kontrak dengan Kementerian Pertahanan Rusia adalah warga bekas republik Soviet di Asia Tengah dan wilayah Transcaucasian.
Baca: Mantan Kolonel Ungkap Kekuatan Nuklir Rusia di Perbatasan Amerika
Pada akhir 2014, Partai Demokratik Liberal Rusia mengusulkan untuk membuat unit militer yang diawaki secara eksklusif oleh orang asing, serupa dengan 'Legiun Asing' Prancis dan Spanyol. Mereka mengklaim bahwa ancaman terhadap Rusia oleh kelompok teroris ISIS sangat nyata dan jika pihak berwenang ingin menghentikan teroris, sebaiknya melakukan ini di luar perbatasan Rusia dan tanpa partisipasi langsung tentara Rusia. Usulan tersebut belum disetujui oleh parlemen.
RUSSIA TODAY|YON DEMA