TEMPO.CO, Jakarta - Setidaknya dua orang meninggal setelah perahu yang membawa pengungsi Rohingya menuju Bangladesh terbalik, kemarin. Komandan penjaga perbatasan Bangladesh setempat, Letnan Kolonel Ariful Islam, mengatakan perahu tersebut tenggelam di dekat Shah Porir Dwip di ujung selatan Bangladesh.
Melalui pesan pendek kepada Reuters, dia menegaskan telah ditemukan jenazah seorang bocah dan seorang nenek, sementara delapan orang lain berhasil diselamatkan. Operasi penyelamatan berlangsung dinihari tadi waktu setempat. Selain itu, jumlah korban yang hilang belum diketahui.
Baca: Ribuan Pengungsi Perempuan Rohingya di Bangladesh Hamil
Bukan kali pertama perahu yang membawa pengungsi Rohingya terbalik dan tenggelam di perairan Bangladesh. Pada 6 September lalu, ditemukan 46 jenazah setelah perahu tenggelam di perairan sempit yang memisahkan Myanmar dan Bangladesh. Di antara korban meninggal itu, 19 di antaranya merupakan anak-anak, 18 wanita, dan 9 laki-laki.
Selanjutnya pada 28 September, perahu yang membawa lebih dari 100 pengungsi Rohingya terbalik di tepi pantai Bangladesh. Sebanyak 17 orang berhasil selamat, 23 orang lain ditemukan meninggal, dan sisanya dinyatakan hilang.
Lebih dari 500 ribu warga muslim etnis Rohingya melarikan diri dari Myanmar sejak 25 Agustus lalu ketika kelompok milisi Penyelamatan Arakan Rohingya atau ARSA menyerang 30 pos polisi Myanmar dan menewaskan belasan polisi serta puluhan anggota ARSA.
Baca: 8 Wanita Hindu Ungkap Kekejaman Milisi Rohingya, ARSA
Militer Myanmar membalas serangan ARSA dengan meluncurkan operasi militer yang disebut pejabat Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai operasi pembersihan etnis. Pemerintah Myanmar menyangkal tuduhan tersebut dan menyatakan operasi ditujukan kepada kelompok milisi ARSA, yang dianggap sebagai teroris.
Enam minggu pasca-operasi, pengungsi Rohingya terus berdatangan ke Bangladesh dan sekitar satu juta pengungsi Rohingya memenuhi kamp-kamp pengungsian di Bangladesh dalam kurun lima tahun terakhir.
REUTERS | DWI NUR SANTI