TEMPO.CO, Oslo - Komite Nobel Norwegia akan mengumumkan pemenang Nobel Perdamaian tahun 2017 yang akan diberikan kepada satu dari beberapa orang atau kelompok yang dinominasikan, termasuk Paus Fransiskus.
Hadiah itu akan diberikan kepada mereka yang telah melakukan pekerjaan terbaik untuk menjaga perdamaian dan persatuan antar bangsa. Panitia dilaporkan menerima lebih dari 200 nominasi untuk tahun ini meski hanya sekelompok orang terpilih seperti politisi, anggota komite, jurnalis dan individu, yang berpengaruh.
Baca: Perekam Kehidupan Molekul Ini Dapat Hadiah Nobel Kimia 2017
Dari nama-nama nominator untuk tahun ini, Paus Fransiskus, menjadi favorit pemenang hadiah Nobel Perdamaian 2017. Sejauh ini belum ada satupun pemimpin gereja katolik dunia yang pernah memenangkan hadiah ini. Namun Paus Fransiskus telah membedakan dirinya untuk sudut pandang progresif dan pernyataan kuat tentang perubahan iklim dan pengungsi.
Baca: Penulis Inggris, Kazuo Ishiguro Menangkan Hadiah Nobel Sastra
Badan Pengungsi PBB dan Komisaris Tinggi, Filippo Grandi, adalah nominator karena dikenal dengan pekerjaannya dalam menangani krisis pengungsi internasional.
Kanselir Jerman Angela Merkel, yang membuka negaranya untuk lebih dari satu juta pengungsi dan migran dari Suriah, adalah pesaing lainnya.
Lembaga Penelitian Perdamaian Oslo, yang bertugas menyeleksi para nominator juga mengunggulkan 2 arsitek kesepakatan nuklir Iran: Mohammad Javad Zarif, Menteri Luar Negeri Iran, dan Federica Mogherini, Perwakilan Tinggi Uni Eropa.
Selain beberapa nama tokoh politisi dunia ini, hadiah Nobel juga dinominasikan kepada wartawan Turki, Can Dündar. Mantan editor koran Cumhuriyet Turki itu dihukum dengan dakwaan melakukan spionase dan membantu sebuah kelompok teroris karena laporannya yang inovatif. Dia saat ini tinggal di pengasingan di Jerman.
Jurnalis lain yang siap untuk penghargaan adalah Raif Badawi, seorang penulis Arab Saudi yang ditangkap pada bulan Juni 2012 karena menghina Islam secara online dan di televisi. Dia dijatuhi hukuman 10 tahun penjara dan seribu cambukan. Penghargaan itu bisa menjadi pesan kepada pemerintah Saudi soal pentingnya kebebasan pers.
Kelompok bantuan di Suriah, White Helmets, yang selama ini bekerja menyelamatkan warga sipil di Suriah dari bangunan yang dibom juga berpeluang meraih Nobel Perdamaian. Kelompok ini mengklaim telah menyelamatkan 99.000 orang selama perang saudara enam tahun di negara itu.
Namun, komite seleksi juga telah menerima beberapa nominasi yang dipertanyakan tahun ini, termasuk Presiden Amerika Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Nobel Perdamaian akan diumumkan pada pukul 10 pagi waktu setempat pada hari Jumat, 6 Oktober 2017. Tahun Lalu, Presiden Kolombia, Juan Manel Santosa meraih Nobel Perdamaian atas upayanya mewujudkan perdamaian dengan mengakhiri perang yang sudah berlangsung 50 tahun dengan pemberontak FARC.
INDEPENDENT | BBC | YON DEMA