TEMPO.CO, Jakarta - Pangeran Charles akan melawat ke negara-negara Asia Tenggara dan India pada akhir bulan ini, namun penerus tahta Kerajaan Inggris ini mencoret Myanmar dari daftar kunjungannya karena penindasan yang dialami Rohingya oleh pemerintah Myanmar.
Bulan lalu media Inggris melaporkan kunjungan resmi ke beberapa negara Asia yang akan dilakukan Pangeran Charles atas nama pemerintah Inggris. Pembantu kerajaan membenarkan Myanmar sebagai salah satu negara yang akan dikunjungi putra Ratu Elizabeth II itu.
Baca: Kritik Rohingya, Gelar Ratu Kecantikan Myanmar Dicopot
Myanmar resmi dihapus dari daftar kunjungan Pangeran Charles pada Rabu 3 Oktober 2017. Pangeran Charles dan istrinya Camilla hanya akan berkunjung ke Singapura, Malaysia dan kemudian ke India untuk bertemu Perdana Menteri India Narendra Modi.
“Kami melihat berbagai pilihan di wilayah ini (Asia Tenggara) dan, seperti yang kami umumkan hari ini, kami akan melanjutkan dengan kunjungan ke Singapura dan Malaysia, “ kata Wakil Kepala Departemen Kantor Luar Negeri dan Persemakmuran Inggris Philip Malone kepada para reporter, seperti yang dikutip dari The Guardian.
Pangeran Charles dan Camilla akan memulai tur mereka ke Singapura pada tanggal 31 Oktober sebelum pergi ke Malaysia untuk merayakan 60 tahun ikatan diplomatis sejak mantan kolonial Inggris ini menyatakan kemerdekaannya. Pangeran Charles dan istrinya akan menutup perjalanan 11 hari mereka di India.
Baca: Rohingya Tolak Ikut Verifikasi untuk Pulang ke Myanmar
Sayangnya Malone dan pembantu kerajaan menolak untuk memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai penghapusan Myanmar dari daftar kunjungan.
Lebih dari 500,000 warga muslim etnis Rohingya melarikan diri ke Bangladesh dalam kurun waktu sebulan terakhir. Mereka terpaksa lari dari Myanmar untuk menghindari operasi militer Myanmar yang disebut pejabat PBB sebagai ‘operasi pembersihan etnis’.
September lalu Pemerintah Inggris menunda program pelatihan untuk militer Myanmar karena kekerasan yang terjadi di Rakhine terhadap etnis Rohingya dan hubungan diplomatik yang memburuk.
THE GUARDIAN | DWI NUR SANTI