TEMPO.CO, Jakarta -Raja Spanyol, Felipe VI, menuding pemimpin Catalonia sebagai hama yang menggerogoti prinsip demokrasi dan memecah belah masyarakat.
"Saat ini masyarakat Catalonia retak dan dalam konflik. Mereka (pemimpin Catalonia) telah melanggar sistem peraturan yang disetujui secara hukum , menunjukkan ketidaksetiaan terhadap negara yang tidak dapat diterima," kata Raja Felipe VI seperti yang dilansir Reuters pada 4 Oktober 2017.
Baca: 3 Alasan Utama Catalonia Merdeka dari Spanyol
Langkah Raja Felife VI angkat bicara mengenai masalah Catalonia dianggap sebagai intervensi langka. Biasanya raja yang berusia 49 tahun ini memilih diam dalam urusan politik Spanyol.
Pidato Raja Felipe VI juga dianggap sebagai pertanda seberapa dalam Spanyol terguncang oleh referendum Catalonia dan tindakan keras polisi yang melukai 900 orang.
Pernyataan Raja Felipe VI pada Selasa, 3 Oktober 2017 tersebut dikeluarkan saat ratusan ribu warga berkumpul di jalan untuk memprotes aksi kekerasan yang dilakukan oleh polisi Spanyol saat referendum Catalonia berlangsung pada Minggu 1 Oktober 2017.
Baca: Perkenalkan, Carles Puigdemont Tokoh Kunci Kemerdekaan Catalonia
Kemarin, 2 Oktober, puluhan ribu orang Catalan berdemonstrasi di jalan-jalan di wilayah timur laut memprotes tindakan polisi yang mencoba mengganggu referendum dengan menembakkan peluru karet dan menaiki kerumunan orang dengan pentungan.
Aksi protes yang melibatkan lebih dari 700.000 orang di Barcelona juga mempengaruhi arus lalu lintas, transportasi umum dan sektor bisnis di kota. Selain di ibukota Barcelona, protes serupa juga disuarakan di seluruh negeri untuk mendesak intervensi Uni Eropa agar mengatasi krisis antara para pemimpin Catalonia dan Madrid.
Partai pro-kemerdekaan yang mengendalikan pemerintah daerah mengadakan referendum dianggap Madrid menentang Mahkamah Konstitusi dan melanggar konstitusi 1978. Sementara pemimpin Catalonia, Carles Puigdemont mengatakan hasil referendum valid dan harus dilaksanakan segera.
Baca: Ribuan Warga Spanyol Tolak Referendum Catalonia Merdeka
Catalonia, wilayah terkaya Spanyol, memiliki bahasa dan budaya tersendiri dan gerakan politik untuk pemisahan diri yang telah disuarakan dalam beberapa tahun terakhir.
Referendum dan akibatnya telah membuat Spanyol terjerumus dalam krisis konstitusional terburuk dalam beberapa dasawarsa, dan merupakan ujian politik untuk Perdana Menteri Mariano Rajoy, seorang konservatif yang telah mengambil sikap keras terhadap isu tersebut.
REUTERS|YON DEMA