TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 2 orang, termasuk seorang perempuan, tewas menyusul serangan dengan belati di stasiun kereta api utama di kota pelabuhan Marseille, Saint-Charles, Ahad, 1 Oktober 2017. Keterangan tersebut disampaikan Kementerian Dalam Negeri Prancis sebagaimana dilaporkan Al Jazeera, Senin, 2 Oktober 2017.
Xavier Tarabeux, seorang jaksa setempat, mengatakan, tak lama kemudian pelaku serangan ditembak mati oleh beberapa tentara yang sedang berpatroli.
Baca: Sebut Terlalu Banyak Siswa Muslim, Wali Kota Prancis Didenda
Setelah peristiwa itu, polisi Marseille meminta warga menghindari kawasan di sekitar Stasiun Saint-Charles. Polisi Prancis membenarkan sejumlah laporan bahwa seorang pria telah ditembak mati pada pukul 13.45 siang atau 11.45 GMT, Ahad, 1 Oktober 2017.
"Dua korban tewas akibat ditusuk pisau," kata Oliver de Mazieres, polisi setempat kepada media untuk menjelaskan mengenai kejadian berdarah di Stasiun Saint-Charles.
Menurut laporan kantor berita Reuters setelah mengutip keterangan sumber kepolisian, sebelum tewas, kedua korban menderita luka berat setelah ditusuk di bagian tenggorakan, sedangkan korban satu lagi perutnya dikoyak dengan pisau.
Pelaku serangan mematikan itu diduga kuat oleh badan intelijen SITE adalah anggota ISIS, kelompok bersenjata yang mengobarkan terorisme.
Baca: Teror di Paris, Pelaku Serang Polisi di Katedral Notre Dame
Serangan mematikan di Marseille itu datang ketika Prancis sedang meningkatkan kewaspadaan tinggi terhadap serangan teroris sejak kejadian di Charlie Hebdo pada Januari 2015 yang menewaskan 12 orang. Sejak itu, pemerintah Prancis mengerahkan sekitar 7.000 pasukan ke seluruh penjuru negara untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap berbagai serangan teror.
AL JAZEERA | CHOIRUL AMINUDDIN