TEMPO.CO, Jakarta - Korea Utara kebingungan menafsirkan pernyataan-pernyataan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Washington Post melaporkan sejak Januari lalu, Korea Utara mencoba menghubungi beberapa analis pejabat Partai Republik untuk memahami apa makna sebenarnya dari pernyataan – pernyatan Trump.
Menurut Bruce Klingner, seorang mantan analis CIA, Korea Utara mencoba menghubungi para pejabat untuk mendapat akses informasi dengan lebih mudah. Namun Klingner sendiri mengaku, meski berada di Washington pihaknya juga sering merasa kebingungan dan bertanya – tanya tentang kebijakan yang berlaku.
Baca: Penasihat Donald Trump Larang Hina Kim Jong-un, Ini Kata Ahli
“Mereka (Korea Utara) sedang berusaha melakukan semua yang mereka bisa untuk memahami bagaimana kebijakan Amerika Serikat di bawah sistem pemerintahan yang baru,” ucap Klingner. “Tapi bahkan kami yang berada di Washington juga sering merasa kebingungan dan bertanya – tanya tentang parameter dari kebijakan yang berjalan. Jadi sulit membayangkan mencoba mengakses Washington dari kejauhan seperti Seoul, Tokyo, dan Pyongyang.”
Klingner juga mengaku telah menolak undangan misi Korea Selatan untuk PBB. Dia memilih hadiri di berbagai konferensi yang melibatkan pejabat Korea Utara. Dia bertemu dengan pejabat Korea Utara dalam konferensi di Swedia.
“Korea Utara lebih percaya diri dari pertemuan sebelumnya. Denuklirisasi sudah selesai dibahas, baik Amerika Serikat maupun Korea Utara tidak dapat mengubahnya," kata Klingner.
Mantan anggota Dewan Keamanan Nasional Amerika Douglas Paal menyatakan, Korea Utara enggan menyetujui pertemuan yang dilaksanakan pada Agustus lalu. Padahal pertemuan tersebut dapat menjadi sebuah kesempatan mereka memperbaiki keadaan.
Baca: Perang Kata Berlanjut, Donald Trump Sebut Little Rocket Man
“Kesimpulan kami mereka belum serius untuk perundingan,” ucap Paal. Menurutnya Korea Utara tidak akan berhenti hingga pengembangan nuklir yang mereka lakukan rampung.
Menurut Bruce Bennett, seorang peneliti dari RAND Corporation, Kim Jong-un mungkin telah ditekan oleh pemberitaan yang berhembus sejak pidato tanggapannya terhadap pernyataan Trump disiarkan di televisi. Semua orang menjadi sangat tertarik dengan apa yang akan terjadi selanjutnya.
Selain itu menurut Bennett citra “seperti dewa” yang dimiliki oleh Kim Jong-un menjadi tekanan internal baginya untuk lebih memahami apa yang sebenarnya diinginkan oleh Amerika Serikat.
Beberapa pekan terakhir Donald Trump dan Kim Jong Un saling serang ancam untuk berperang. Trump bahkan bersumpah akan menghancurkan Korea Utara jika mereka mengancam Amerika Serikat dan negara sekutunya.
CNN l KISTIN SEPTIYANI