TEMPO.CO, London - Penumpang pesawat mengalami gangguan besar di bandara di seluruh dunia setelah sistem check-in komputer tiba-tiba tumbang.
Masalah ini telah dilaporkan pengelola beberapa bandara termasuk London Heathrow dan Gatwick, Charles de Gaulle di Paris, Zurich, Melbourne, Johannesburg, Chang-i di Singapura dan Reagan Washington DC.
Baca: Desember 2017, Parkir di Bandara Soekarno-Hatta Gunakan E-Money
Penumpang yang telah lama menunggu di meja check-in setelah pemadaman terjadi mulai dari pukul 10.30 pagi pada hari Kamis, 28 September 2017.
Para pelancong yang terdampak mengatakan mereka tidak dapat memeriksa penerbangan mereka dengan sejumlah maskapai penerbangan - termasuk British Airways, Air France, KLM, Qatar, Qantas, Lufthansa dan Southwest, setelah sistem tumbang. Ini menyebabkan penundaan dan antrian panjang.
Baca: Skytrain, Solusi Macet Para Pelancong di Bandara
Wisatawan mengatakan mereka telah menunggu untuk check in selama hampir dua jam tanpa ada kejelasan, karena layanan check-in yang terkena dampak di bandara dan di browser internet dan aplikasi mobile.
Masalahnya telah mempengaruhi perangkat lunak Amadeus Altea yang digunakan oleh 125 maskapai penerbangan dan tampaknya juga telah mengalami beberapa pemeriksaan online. Dari jumlah yang ada, sebanyak 108 diantaranya menggunakan Altea untuk check in.
Pihak bandara Gatwick menggambarkan situasinya sebagai "gangguan sesaat" dan mengatakan bahwa hal itu tidak menyebabkan penundaan penerbangan. Petugas menambahkan sistem tersebut "kembali berjalan" setelah sekitar 15 menit. Heathrow mengatakan hal itu menyebabkan masalah "intermiten", namun penumpang masih dapat check-in, "walaupun prosesnya mungkin memakan waktu sedikit lebih lama dari biasanya".
Namun beberapa bandara di belahan dunia lain mengalami gangguan yang lebih rumit dan butuh waktu lebih lama untuk menyelesaikannya. Termasuk di New York, Australia, Paris, Washington, Singapura, Korea Selatan dan Afrika Selatan serta banyak lokasi lainnya.
Amadeus, perusahaan yang menyediakan perangkat lunak itu membenarkan adanya masalah jaringan yang menyebabkan gangguan.
"Tim teknis sedang menangani masalah ini, layanan secara bertahap dipulihkan," demikian pernyataan pihak Amadeus Altea, seperti yang dilansir Telegraph pada 28 September 2017.
Namun, dipahami dibutuhkan waktu lebih lama bagi sistem untuk kembali ke layanan penuh di semua bandara. Masalah itu berdampak pada puluhan ribu penumpang dan menyebabkan banyak orang mengamuk.
Pemadaman itu memicu kekhawatiran akan serangan cyber global lainnya sebelum Amadeus mengumumkan bahwa" masalah jaringan "salah. Pada bulan Mei, serangan cyber ransomware WannaCry ditargetkan komputer di seluruh dunia, dengan maskapai penerbangan, rumah sakit dan universitas di antara korban. Kali ini bandara yang mengalami gangguan teknis.
TELEGRAPH | MIRROR | 9NEWS | YON DEMA