TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu misteri terbesar dunia adalah mengenai cara orang dulu kala membangun Piramida Giza, yang berukuran raksasa bahkan untuk ukuran abad ini. Konon, cara ini berhasil dipecahkan.
Setelah ribuan tahun menjadi enigma, para arkeolog mengklaim berhasil menemukan bukti yang menunjukkan cara msyarakat era perunggu Mesir memindahkan setiap keping batu gamping dan granit seberat 2,5 ton sejauh 500 Mil untuk membangun piramida tertua di dunia itu.
Baca: Piramida Kecil Ditemukan di Dalam Piramida Maya di Meksiko
Piramida Giza menjadi piramida terbesar dengan tinggi 481 kaki. Piramida ini juga menjadi bangunan buatan manusia terbesar di dunia hingga abad pertengahan. Walaupun para ahli menemukan indikasi sebuah piramida di daerah Bosnia namun masih tertutup tanah perbukitan memiliki ukuran jauh lebih besar.
Baca: Foto Planet Mars: Tampak Piramida & Wajah, Ada Kehidupan?
Penemuan papirus kuno (sejenis kertas dari pelepah pohon lontar), perahu upacara dan sistem pengairan yang terampil menunjukkan infrastruktur piramida ini dibangun manusia. Detail dari material purbakala menunjukkan ribuan pekerja handal memindahkan 170,000 Ton batuan gamping dan granit dari sepanjang sungai Nil menggunakan perahu kayu yang diikat menjadi satu melalui parit – parit yang dibangun secara khusus.
Baca: 16 Piramida Berusia 2000 Tahun Ditemukan di Sudan
Sebuah gulungan papirus yang ditemukan di Pelabuhan Wadi Al-Jarf menjelaskan secara rinci bagaimana batu gamping dialirkan dari Tura ke Giza. Papirus kuno tersebut ditulis oleh seorang mandor bernama Merer yang membawahi 40 tukang elit.
Dalam papirus itu, Merer juga menjelaskan cara pekerjanya membuat tanggul – tanggul yang mengalirkan air dari sungai nil dan menghubungkannya dengan piramida menggunakan parit buatan manusia.
Batu granit yang terdapat di dalam Piramida diketahui berasal dari Aswan, sekitar 533 mil sebelah selatan Piramida Giza. Sedangankan Tura tempat batu gamping berasal memiliki jarak delapan mil dari Piramida Giza. Namun berdasarkan cara mereka memindahkan batuan itu, para arkeolog meragukan hal ini.
Mark Lehner, ahli yang memimpin penelitian itu menungkapkan ada bukti terusan yang hilang dibawah dataran tinggi Giza. “Kami telah menelusuri lembah sungai pusat yang kami pikir sebagai jalur pengiriman utama menuju kaki dataran tinggi Giza,” kata dia.
Sebuah tim khusus memperbaiki sebuah plang kayu sebelum melakukan pemeriksaan tentang bagaimana plang tersebut dirakit. Mereka menemukn plang tersebut dijahit menggunakan sebuah tali. Ini temuan sementara ahli mengenai Piramida Giza.
KISTIN SEPTIYANI