Anggaran 2018 Anjlok, Komnasi HAM Filipina Siap Gugat ke MA

Reporter

Editor

Kamis, 14 September 2017 18:10 WIB

Rodrigo Duterte yang masih menjabat menjadi Wali Kota, saat memeriksa senapan di kota Davao, Filipina selatan, pada 1997. REUTERS

TEMPO.CO, Manila – Ketua Komisi Hak Asasi Manusia, Jose Luis Martin Chito Gascon, mengatakan akan mengajukan gugatan hukum atas pemotongan anggaran besar-besaran lembaga itu oleh parlemen Filipina kepada Mahkamah Agung negara itu.


Chito menyebut tindakan pengurangan anggaran untuk tahun depan itu sebagai tindakan balas dendam para pendukung Presiden Rodrigo Duterte. Ini karena Komnas HAM telah mengkritik tindakan kejam pemerintah Duterte yang melakukan pembunuhan massal terhadap para pengedar narkoba di negara itu. Sekitar 3800 orang yang diduga pengedar narkoba level bawah telah tewas di tembak polisi.


Baca: Filipina Umumkan Presiden Duterte Masih Hidup dan Sehat


Chito mengatakan pengurangan anggaran itu juga merupakan upaya parlemen dan pemerintah untuk membuatnya mengundurkan diri dari posisinya.”Ini alasan prinsip mengapa saya tidak bisa mengundurkan diri dari posisi saya karena hanya akan memperlemah lembaga ini. Meminta saya mengundurkan diri sama saja membuat lembaga ini berada dalam kekuasaan politik,” kata Chito kepada pers, Kamis, 14 september 2017.


Baca: Militer Filipina: Militan ISIS di Marawi Menyamar Jadi Pengungsi


Seperti diberitakna, anggota parlemen Filipina setuju untuk mengurangi anggaran tahunan Komisi Hak Asasi Manusia. Lembaga yang ditugasi untuk mengawasi dan menyelidiki perang brutal negara itu terhadap pengedar obat-obatan terlarang hanya diberi anggaran sebesar US$ 20 atau sekitar Rp 260 ribu terhitung sejak awal tahun depan.


Advertising
Advertising

Pada tahun ini, Komnas HAM Filipina mendapat dana sekitar US&14,7 juta atau sekitar Rp195 miliar. Pada tahun depan, Komnas mengajukan anggaran menjadi dua kali lipat lebih yaitu US$ 34 juta atau sekitar Rp450 miliar.


Keputusan parlemen Filipina, yang diperoleh lewat voting 119 setuju dan 32 menolak, itu dinilai sebagai upaya untuk membekukan lembaga ini, yang telah gencar mengkritik cara keji Presiden Rodrigo Duterte dalam memerangi narkoba. Sekitar 3800 nyawa terduga pengedar narkoba telah melayang sejak Duterte memulai kampanye pemberantasan peredaran narkoba pada pertengahan tahun lalu.


Lembaga Human Rights Watch mengatakan pemotongan anggara besar-besaran ini bakal merusak akuntabilitas terhadap pengawasan pelanggaran hak asasi manusia di Filipina.


“Voting mayoritas yang mendukung pengurangan anggaran lembaga ini merupakan bagian dari upaya pemerintah Duterte untuk mencegah pengawasan independen atas pelanggaran hak asasi manusia di Filipina. Khususnya dalam perang terhadap peredaran narkoba,” kata Phelim Kine, Wakil Direktur HRW.


Seperti dilansir Time pada 13 September 2017, 119 dari 151 anggota parlemen menyetujui keputusan soal besaran anggaran itu dan tinggal menunggu Senat untuk mengesahkannya sebelum diserahkan kepada Duterte untuk ditandatangani.


Langkah ini didukung pemerintah Presiden Rodrigo Duterte, yang partainya mengendalikan mayoritas suara di kedua majelis itu.


Komisi Hak Asasi Manusia, yang didirikan pada 1987 setelah digulingkannya diktator Ferdinand Marcos, sedang menghadapi berbagai tantangan cukup besar terhadap mandatnya.


Sementara itu, pemerintah juga berencana memangkas dana publik untuk rehabilitasi korban penyalahgunaan obat-obatan terlarang menjadi US$ 45,23. hal itu bertentangan dengan pendekatan berbasis kesehatan masyarakat terhadap kecanduan obat-obatan yang diajukan oleh Wakil Presiden Leni Robredo.



DW|TIME|YON DEMA





Berita terkait

Polres Metro Jakarta Barat Sita 5,1 Kilogram Narkoba Jenis Sabu Sejak Maret-April 2024

1 hari lalu

Polres Metro Jakarta Barat Sita 5,1 Kilogram Narkoba Jenis Sabu Sejak Maret-April 2024

Dari total sabu yang berhasil diamankan, Polres Metro Jakarta Barat berhasil menyelamatkan sebanyak 51.480 jiwa dari dampak buruk narkoba.

Baca Selengkapnya

Bareskrim Polri Bongkar Pabrik Narkoba di Bali, 3 WNA Ditangkap

1 hari lalu

Bareskrim Polri Bongkar Pabrik Narkoba di Bali, 3 WNA Ditangkap

Polisi kembali membongkar pabrik narkoba.

Baca Selengkapnya

Polisi Masih Buru Penyuplai Narkoba Rio Reifan

2 hari lalu

Polisi Masih Buru Penyuplai Narkoba Rio Reifan

Polisi telah memasukkan BB penyuplai narkoba ke Rio Reifan sebagai DPO.

Baca Selengkapnya

Rio Reifan Tidak Dapat Rehabilitasi karena Terjerat Kasus Narkoba 5 Kali

3 hari lalu

Rio Reifan Tidak Dapat Rehabilitasi karena Terjerat Kasus Narkoba 5 Kali

Polisi tak akan melepas Rio Reifan untuk menjalani rehabilitasi karena sudah lima kali terjerat kasus narkoba.

Baca Selengkapnya

Kurir Pabrik Ganja Sintetis Pinaca Mengaku Dijanjikan akan Dibayar Rp 80-Rp 100 Juta

4 hari lalu

Kurir Pabrik Ganja Sintetis Pinaca Mengaku Dijanjikan akan Dibayar Rp 80-Rp 100 Juta

GBH, kurir tempat produksi ganja sintetis di Sentul, Babakan Madang, Kabupaten Bogor, mengaku dijanjikan oleh pengendali imbalan Rp 80-100 juta.

Baca Selengkapnya

Perkuat Timnas Filipina, Pelatih Tom Saintfiet Mulai Cari Pemain Keturunan di Eropa

4 hari lalu

Perkuat Timnas Filipina, Pelatih Tom Saintfiet Mulai Cari Pemain Keturunan di Eropa

Pelatih Timnas Filipina, Tom Saintfiet, berburu amunisi tambahan untuk menghadapi dua laga pamungkas Kualifikasi Piala Dunia 2026.

Baca Selengkapnya

Polisi Ungkap Tempat Produksi Ganja Sintetis 'Pinaca' di Sentul, Bahan Baku Dibeli dari Cina Pakai Crypto

4 hari lalu

Polisi Ungkap Tempat Produksi Ganja Sintetis 'Pinaca' di Sentul, Bahan Baku Dibeli dari Cina Pakai Crypto

Polda Metro Jaya mengungkap laboratorium terselubung narkoba jenis cannabinoid/MDMB-4en-Pinaca atau ganja sintetis di Sentul, Bogor.

Baca Selengkapnya

Bahaya Konsumsi Paracetamol Sembarangan, Perlu Perhatikan Dosis yang Tepat

4 hari lalu

Bahaya Konsumsi Paracetamol Sembarangan, Perlu Perhatikan Dosis yang Tepat

Paracetamol tidak dapat dikonsumsi sembarangan karena memiliki efek dan bahaya bagi kesehatan. Perhatikan dosis yang disarankan.

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

5 hari lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

5 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya