Rudal Balistik Antar Benua Korea Utara, Hwasong 14. KCNA via Reuters
TEMPO.CO, Seoul - Korea Utara dilaporkan memindahkan roket pendorong untuk rudal balistik antarbenua (ICBM) miliknya. Roket untuk rudal ICBM itu disebut dibawa ke arah pantai barat negara komunis itu.
Seperti dilansir Reuters, Selasa, 5 September 2017, informasi ini diungkapkan media Business Daily Korea Selatan dengan mengutip seorang sumber intelijen Korea Selatan.
Menurut sumber itu, roket untuk rudal ICBM tersebut mulai dipindahkan pada Senin waktu setempat atau sehari setelah Pyongyang menggelar uji coba nuklir terbarunya.
Roket itu terdeteksi dipindahkan pada malam hari, diduga untuk menghindari pengintaian satelit. Diketahui bahwa Korea Utara memiliki fasilitas peluncuran rudal di pantai barat wilayahnya.
Namun laporan yang disampaikan sumber intelijen Korea Selatan ini belum bisa dipastikan kebenarannya. Kementerian Pertahanan Korea Selatan mengaku belum bisa mengkonfirmasi laporan itu.
Namun, pada Senin lalu, otoritas Korea Selatan mengungkapkan dugaan bahwa Korea Utara sedang bersiap meluncurkan lebih banyak rudal, termasuk rudal ICBM, kapan saja.
Menurut informasi terbaru yang dibeberkan anggota parlemen Korea Selatan, yang telah mendapat penjelasan dari intelijen negara itu, Korea Utara akan menembakkan rudal antarbenua miliknya dengan lintasan standar ke perairan Pasifik Utara.
Rudal antarbenua Korea Utara itu diduga akan diluncurkan saat peringatan hari berdirinya Republik Korea Utara pada 9 September 2017 atau saat hari berdirinya partai berkuasa Korea Utara, Partai Pekerja Korea, pada 10 Oktober mendatang.
Sebelumnya, intelijen Korea Selatan dengan tepat memprediksi uji coba nuklir terbaru Korea Utara. Pada akhir Agustus lalu, intelijen Korea Selatan menyatakan pihaknya mendeteksi tanda-tanda yang menunjukkan Korea Utara sedang mempersiapkan sebuah uji coba nuklir di lokasi peluncuran bawah tanah Punggye-ri.
Prediksi itu terbukti kebenarannya saat Korea Utara benar-benar menggelar uji coba nuklir terbaru pada Ahad lalu. Negara tersebut bahkan mengklaim uji coba nuklir itu melibatkan bom hidrogen berdaya ledak lebih dari 100 kiloton yang bisa dimasukkan ke dalam rudal ICBM. Rudal ini diklaim bisa menjangkau wilayah Amerika Serikat.