Bantuan Kemanusiaan Tertahan di Pos Penjagaan, Penduduk Ramallah Terancam Kelaparan
Reporter
Editor
Jumat, 8 Agustus 2003 10:52 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta:Penduduk kota Ramallah hingga kini masih mengalami krisis bahan pangan. Penduduk kota, yang menjadi basis Presiden Palestina Yasser Arafat, itu terpaksa mengencangkan ikat pinggang, demi menghemat persediaan bahan makanan yang semakin hari kian menipis. Upaya mendapatkan pasokan makanan dari desa-desa di sepanjang pinggiran kota Ramallah juga tak mudah dilakukan. Pasalnya, jalan-jalan yang harus dilalui menuju ke desa-desa itu rusak berat akibat diterjang mortir pasukan Israel. Belum lagi terdapat sejumlah pos-pos penjagaan militer Israel. “Bantuan kemanusiaan dari organisasi-organisasi kemanusian sebagian besar (juga) tidak bisa masuk. Mereka ditahan oleh tentara Israel di pos-pos penjagaan,” ujar Sameh, seorang staf di Kementerian Informasi Palestina, kepada Tempo News Room via sambungan langsung internasional, Senin (29/4) siang. Selain itu sekitar 10 kementerian Palestina hingga hari ini masih diduduki oleh tentara Israel yang masih mengepung kota Ramallah. “Tentara Israel masih menguasai setengah dari kota ini. Mereka menduduki kantor-kantor kementrian seperti, Kementrian Informasi, Kementerian Urusan Parlemen, dan Kementerian Kebudayaan,” ujarnya. Seorang staf lainnya mengatakan bahwa tempat-tempat yang diduduki tentara Israel mengalami kerusakan termasuk kementerian Palestina. Akibat pendudukan ini Sameh tidak bisa berkantor seperti biasanya. Waktu tempuh dari rumahnya menuju kantor yang biasanya cukup cepat menjadi sangat lambat. “Di dalam kota ada empat pos keamanan. Biasanya saya berangkat ke kantor di kementerian Informasi hanya butuh waktu 10 menit. Sekarang jadi satu setengah jam. Bisa anda bayangkan,” katanya geram. Secara umum situasi di kota Ramallah hingga hari ini belum masih jauh dari normal. Sudah satu bulan ini anak-anak maupun mahasiswa tidak bisa pergi kesekolah dan kampus mereka. Tidak ada aktifitas di pasar-pasar. Sebagian besar warga kota juga tidak bisa pergi ketempat kerjanya. Selain itu para penduduk tidak diijinkan menggunakan kendaraan roda empat di dalam kota. Tadi malam, lanjut Sameh, terdengar suara tembakan. “Tiap hari ada saja penduduk yang terluka. Tentara Israel menembaki rumah-rumah penduduk, dan orang-orang yang lewat dijalan-jalan,” ujar Sameh. (Budi Riza)
Berita terkait
BNPB Kirim Helikopter dan Pesawat Caravan untuk Bantu Korban Banjir di Sulawesi Selatan
41 detik lalu
BNPB Kirim Helikopter dan Pesawat Caravan untuk Bantu Korban Banjir di Sulawesi Selatan
BNPB minta masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi curah hujan, khususnya pada wilayah yang masih terdampak banjir dan tanah longsor.
UKT Prodi Kedokteran Mahal: Berikut Besaran UKT Secara Umum di 5 Kampus
28 menit lalu
UKT Prodi Kedokteran Mahal: Berikut Besaran UKT Secara Umum di 5 Kampus
UKT bagi mahasiswa Kedokteran dikenal paling mahal di antara jurusan lain. Ternyata hal ini bergantung pada kebutuhan terhadap alat praktik, lokasi kampus, dan lainnya.