Pawai Dukung Hak Gay di Singapura, Warga Asing Dilarang Ikut  

Reporter

Minggu, 2 Juli 2017 11:27 WIB

Pasangan gay yang sedang berangkulan dalam parade gay di Singapura. bbc.com

TEMPO.CO, Singapura — Ribuan warga Singapura mengenakan baju pink memenuhi taman kota Hong Lim untuk mendukung pawai hak-hak kaum gay. Kegiatan ini dilakukan dalam pengamanan ketat karena pemerintah melarang keikutsertaan warga asing.

Seperti dilansir BBC, Ahad, 2 Juli 2017, unjuk rasa itu digelar pada Sabtu lalu dengan tajuk "Singapore's Pink Dot".

Para peserta harus menunjukkan kartu identitas untuk membuktikan mereka adalah warga negara atau permanent resident Singapura sebelum mereka diizinkan ikut acara dalam kawasan dalam zona barikade.

"Meski acara ini sangat dibatasi, kami yakin Singapura akan menjadi tempat yang setara bagi semuanya,” kata Paerin Choa, juru bicara panitia penyelenggara parade gay.

Larangan tak hanya ditujukan bagi warga asing. Perusahaan besar macam Google dan Goldman Sachs yang selama ini turut mendanai parade gay di Singapura, tahun ini tak boleh menjadi sponsor. Sebagai gantinya, sekitar 100 perusahaan lokal bersedia menjadi sponsor parade.

Sejumlah pasangan gay dari lintas negara pun memilih untuk mendukung dari luar. Seperti yang dilakukan Kian, warga Singapura, dan pasangannya Martin asal Jerman. Karena hanya Kian yang diperbolehkan masuk ke lokasi, pasangan ini memilih berada di luar.

"Acara ini tentang anti-diskriminasi. Tapi karena aturan, panitia tidak memperbolehkan warga asing turut serta, saya rasa ini bodoh,” ujar Martin.

Meski menghadapi pembatasan, panitia penyelenggara menyebut dalam aksi kemarin sedikitnya 20 ribu orang datang untuk memberikan dukungan.

Peserta aksi termasuk gay dan heteroseksual Singapura, sejumlah keluarga dengan anak-anaknya, juga perempuan muslim berjilbab. Mereka duduk di atas alas yang biasa digunakan untuk piknik di bawah terik matahari.

Acara serupa pertama kali diadakan pada 2009 dan selalu menyedot perhatian hingga 28 ribu orang. Ada pula reaksi dari pihak konservatif yang menentang ini. Kini peserta parade mempromosikan “bebas mencintai atau freedom to love”.

Berdasarkan undang-undang era kolonial Inggris, seks sejenis secara teknis termasuk tindak kriminal di Singapura. Namun statuta itu tak lagi aktif. Dukungan untuk gay telah berkembang akhir-akhir ini, didorong juga oleh perubahan norma sosial di antara generasi muda dan arus turis serta ekspatriat.

BBC | THE STRAITS TIMES | SITA PLANASARI AQUADINI


Berita terkait

Profil Lawrence Wong, Bakal PM Singapura yang Diperkenalkan Jokowi ke Prabowo

1 hari lalu

Profil Lawrence Wong, Bakal PM Singapura yang Diperkenalkan Jokowi ke Prabowo

Politikus Partai Aksi Rakyat yang segera PM Singapura ini lahir 18 Desember 1972 dibesarkan dari keluarga sederhana di Marine Parade Housing Board.

Baca Selengkapnya

Maskapai Penerbangan Ini Harus Bayar Kompensasi 39 Juta Gara-gara Sandaran Kursi Tak Bisa Direbahkan

2 hari lalu

Maskapai Penerbangan Ini Harus Bayar Kompensasi 39 Juta Gara-gara Sandaran Kursi Tak Bisa Direbahkan

Pnumpang maskapai penerbangan ini merasa diperlakukan sebagai penumpang kelas ekonomi meski sudah bayar kelas bisnis.

Baca Selengkapnya

Prabowo Bertemu Calon PM Singapura, Diperkenalkan oleh Jokowi

3 hari lalu

Prabowo Bertemu Calon PM Singapura, Diperkenalkan oleh Jokowi

Jokowi mempertemukan Prabowo dengan calon PM Singapura yang akan dilantik Lawrence Wong.

Baca Selengkapnya

Startup Asal Bandung Produksi Material Fashion Berbahan Jamur, Tembus Pasar Singapura dan Jepang

4 hari lalu

Startup Asal Bandung Produksi Material Fashion Berbahan Jamur, Tembus Pasar Singapura dan Jepang

Startup MYCL memproduksi biomaterial berbahan jamur ramah lingkungan yang sudah menembus pasar Singapura dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Kemendag dan KBRI Gelar Pameran Fesyen di Singapura, Total Transaksi Capai Rp 4,2 Miliar

5 hari lalu

Kemendag dan KBRI Gelar Pameran Fesyen di Singapura, Total Transaksi Capai Rp 4,2 Miliar

Kementerian Perdagangan dan Duta Besar RI untuk Singapura menggelar pameran fesyen di Singapura. Total transaksinya capai Rp 4,2 miliar.

Baca Selengkapnya

Jokowi Terima Kunjungan Menlu Singapura di Istana

6 hari lalu

Jokowi Terima Kunjungan Menlu Singapura di Istana

Presiden Jokowi terima kunjungan Menlu Singapura.

Baca Selengkapnya

Ada Aurora Borealis di Gardens by the Bay Singapura, Mirip di Kutub Utara

6 hari lalu

Ada Aurora Borealis di Gardens by the Bay Singapura, Mirip di Kutub Utara

Tapi pada 5 Mei, lampu-lampu indah auroa borealis akan tampil perdana di Gardens by the Bay.

Baca Selengkapnya

Jokowi Keluhkan Banyak Masyarakat Berobat ke Luar Negeri, Ini 3 Negara Populer Tujuan Wisata Medis WNI

6 hari lalu

Jokowi Keluhkan Banyak Masyarakat Berobat ke Luar Negeri, Ini 3 Negara Populer Tujuan Wisata Medis WNI

Presiden Jokowi mengeluhkan hilangnya Rp 180 triliun devisa karena masih banyak masyarakat berobat ke luar negeri.

Baca Selengkapnya

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

7 hari lalu

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.

Baca Selengkapnya

Jokowi Keluhkan Banyak WNI Berobat ke Luar Negeri, Ini Kilas Balik Menteri Luhut Berobat di Singapura

7 hari lalu

Jokowi Keluhkan Banyak WNI Berobat ke Luar Negeri, Ini Kilas Balik Menteri Luhut Berobat di Singapura

Salah satu menteri Jokowi, Luhut Binsar Pandjaitan, diketahui pernah berobat hampir sebulan di Singapura pada November tahun lalu.

Baca Selengkapnya