Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un menandatangi dokumen persetujuan uji coba nuklir hidrogen di Pyongyang, 6 Januari 2016. Sebelumnya Korea Utara telah melakukan uji nuklir Korea Utara yang dilakukan pada 2006, 2009, dan 2013. REUTERS/Yonhap
TEMPO.CO, Seoul - Korea Utara mengancam Jepang bakal menerima dampak terburuk dengan diliputi awan radioaktif jika perang nuklir meletus antara negara itu dengan Amerika Serikat.
Pyongyang memperingatkan hal itu ketika ketegangan militer membuat Amerika Serikat mulai menempatkan armadanya di perairan dekat Korea Utara serta membantu Korea Selatan dengan menempatkan sistem penangkis rudal THAAD yang kini sudah beroperasi penuh.
Pers pemerintah Korea Utara, Rodong Sinmun, melaporkan, "Jepang yaitu mitra logistik dan basis Amerika akan diliputi awan radioaktif jika perang nuklir meletus di Semenanjung Korea.
Bahkan media itu menempatkan judul "Gerakan Tindakan Jepang Menjadi Kehancuran" untuk memperingatkan Jepang tentang dampak terbesar jika ada konflik muncul dari krisis di Semenanjung Korea.
Menurut laporan Daily Mail, Kamis 4 Mei 2017, Korea Utara mengklaim bahwa menyerang Jepang adalah pekerjaan mudah bagi rezim Kim Jong-un.
"Bukan hanya mereka yang mencoba menyerang kami, bahkan pendukung mereka juga tidak akan selamat jika perang terjadi," lapor Rodong Sinmun mengutip seorang pejabat Korea Utara sembari mengingatkan Jepang untuk meredakan ketegangan.
Media Korea Utara itu juga memberi contoh tindakan salah Jepang adalah latihan gabungan pasukan pertahanan maritim dengan armada penggempur Amerika Serikat yang dipimpin oleh kapal induk USS Carl Vinson.
