TEMPO Interaktif, Kepala Batas: Setelah berbulan-bulan memilih diam, tidak menjawab semua serangan bekas Perdana Menteri Mahathir Mohamad, Perdana Menteri Malaysia Abdullah Ahmad Badawi akhirnya buka suara. Dia balik menyerang pendahulu sekaligus gurunya itu.Badawi balik menuding anak-anak Mahathirlah yang banyak mengeruk keuntungan sewaktu ayahnya memimpin Malaysia. "Proyek yang didapat anak-anak Mahathir lebih banyak ketimbang yang diperoleh Scomi (perusahaan milik Kamaluddin, putra Badawi," katanya, Kamis (26/10) lalu.Semua tudingan Mahathir juga dimuntahkan Badawi. Misalnya, tidak betul dirinya mengubah negeri jiran menjadi negara polisi. Juga tidak benar anggota Organisasi Nasional Malaysia Bersatu (UMNO), partai yang sedang berkuasa, sekarang ini takut bersuara, apalagi mengkritik."Anggota UMNO merasa bahagia di bawah kepemimpinan saya karena mereka bebas bicara," ujar Badawi dalam konferensi pers seusai acara open house dalam rangka Hari Raya Idul Fitri di Dewan Milenium, Tapal Batas. "Demokrasi ini dibuat oleh pemimpin UMNO sendiri."Badawi mengaku kecewa dan sedih oleh kata-kata pedas Mahathir yang dilontarkan sehari setelah mereka berdua bertemu, Ahad lalu. Pertemuan selama dua jam itu gagal mengakhiri gontok-gontokkan antara guru dan murid tersebut. Justru sekarang perseteruan makin memanas."Saya merasa sedih karena dia mengatakan kepada saya semua yang dia ingin katakan," kata Badawi. "Saya butuh waktu menjawabnya. Tapi dia mengulanginya lagi dengan bisa yang mematikan. Apalagi yang akan dilakukannya? Wallahualam (hanya Tuhan yang tahu). Dia ingin melanjutkan."Mahathir kerap menuding pemerintah Badawi sarat nepotisme dan korupsi juga tidak becus mengelola masalah ekonomi dan menangani persoalan politik serta sudah memangkas hak bicaranya. Tuduhan-tuduhan tersebut membuat geger UMNO dan kebanyakan rakyat Malaysia.AFP | MALAYSIA STAR | SS KURNIAWAN
Dalam akun Twitter-nya, mantan Wakil Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim menulis "Harapan yang menggunung". Setelah melalui jalan panjang, akhirnya koalisi oposisi dideklarasikan secara resmi dengan logo bertulisan "HARAPAN", yang huruf "A" keempat berupa anak panah Arjuna- tokoh dalam kisah epik Mahabarata. Dengan pilihan ini, metamorfosis Pakatan Rakyat, partai oposisi Malaysia, membayangkan pemilihan umum yang akan datang sebagai arena perang melawan Karna, yakni Barisan Nasional- partai berkuasa sekarang.