Khawatir Rusuh, Belanda Larang Masuk Menteri Luar Negeri Turki

Reporter

Sabtu, 11 Maret 2017 19:43 WIB

Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu. REUTERS/Henry Romero

TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Belanda, Mark Rutte melarang pesawat yang membawa Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mendarat di Rotterdam hari Sabtu, 12 Maret 2017. Rutte beralasan kehadiran Cavusoglu hanya akan mengancam ketertiban masyarakat.

Cavusoglu ke Rotterdam untuk menghadiri aksi jalan kaki bersama warga Turki di kota itu dan berpidato di hadapan mereka tentang referendum yang akan diadakan pada April mendatang.

Baca juga: Parlemen Golkan Konstitusi Baru, Turki Referendum April Ini

Rutte menjelaskan melalui akun Facebooknya bahwa Turki marah dengan larangan masuk yang diberlakukan untuk Cavusoglu.

"Turki mengancam akan menjatuhkan sanksi jika Cavusoglu ditolak masuk, ini solusi masuk akal tapi tidak mungkin terjadi," kata Rutte seperti dikutip dari Reuters, 11 Maret 2017.


Belanda sendiri akan mengadakan pemilihan pemerintahan baru pada hari Rabu, 15 Maret mendatang. Rutte akan bersaing dengan partai kanan-jauh Partai untuk Kemerdekaan, Geert Wilders. Politisi ini dikenal anti-Islam.

Sehari sebelumnya, 10 Maret, Wali Kota Rotterdam, Ahmed Aboutaleb mempersilahkan Cavusoglu datang namun semua acara jalan kaki bersama dan pidato dibatalkan.

Baca juga: Turki Tahan 2 Pemimpin Partai Oposisi dan 9 Anggota Parlemen

"Dia punya kekebalan diplomatik dan semuanya, sehingga kami akan memperlakukan dirinya dengan hormat, namun kami punya alat untuk melarang sesuatu terjadi di ruang publik," kata Abputaleb mengutip Al Jazeera.

Sebelumnya, Cavusoglu mengatakan akan hadir meski dilarang oleh pemerintah Belanda. Jika tetap dilarang, ujarnya, Turki akan membalasnya dengan menjatuhkan sanksi ekonomi dan politik yang keras.

Delegasi Cavusoglu mengunggah di akun Facebooknya bahwa pertemuan akan diadakan di kediaman pribadi konsul Turki di Rotterdam. Undangan pertemuan meminta para tamu untuk tidak menggunakan mobil atau melambaikan bendera Turki.

Dengan larangan melakukan aksi turun ke jalan berkampanye, Rotterdam bergabung dengan beberapa kota di Eropa yang melarang pertemuan semacam ini karena khawatir terjadi kerusuhan.

Presiden Turki Recep Tayyib Erdogan menuding Jerman mempraktekkan Nazi setelah mencegah beberapa pemimpin Turki melakukan aksi turun ke jalan di beberapa kota di Jerman. Aksi itu untuk mendukung referendum yang akhirnya memenangkan kembali Erdogan sebagai orang nomor satu di Turki.

REUTERS | AL JAZEERA | MARIA RITA

Berita terkait

Kisah Cut Nyak Dhien Ditetapkan Sebagai Pahlawan Nasional 60 Tahun Lalu, Rakyat Aceh Menunggu 8 Tahun

10 jam lalu

Kisah Cut Nyak Dhien Ditetapkan Sebagai Pahlawan Nasional 60 Tahun Lalu, Rakyat Aceh Menunggu 8 Tahun

Perlu waktu bertahun-tahun hingga akhirnya pemerintah menetapkan Cut Nyak Dhien sebagai pahlawan nasional.

Baca Selengkapnya

Belanda Jajaki Peluang Kerja Sama di IKN

14 jam lalu

Belanda Jajaki Peluang Kerja Sama di IKN

Sejumlah perusahaan dan lembaga penelitian di Belanda, telah memberikan dukungan kepada Indonesia, termasuk terkait IKN

Baca Selengkapnya

Cegah Overtourism, Amsterdam Kurangi Jumlah Kapal Pesiar

9 hari lalu

Cegah Overtourism, Amsterdam Kurangi Jumlah Kapal Pesiar

Jumlah kapal pesiar sungai di Amsterdam meningkat hampir dua kali lipat sejak tahun 2011.

Baca Selengkapnya

Recep Tayyip Erdogan Rapat dengan Ketua Hamas Bahas Perang Gaza

11 hari lalu

Recep Tayyip Erdogan Rapat dengan Ketua Hamas Bahas Perang Gaza

Recep Tayyip Erdogan dalam rapat dengan Hamas, berjanji memberikan dukungan pada warga Gaza yang saat ini menderita akibat perang Gaza

Baca Selengkapnya

Amsterdam Larang Hotel Baru untuk Mengatasi Overtourism

12 hari lalu

Amsterdam Larang Hotel Baru untuk Mengatasi Overtourism

Tahun ini Amsterdam juga menaikkan pajak turis menjadi 12,5 persen untuk wisatawan yang menginap dan penumpang kapal pesiar.

Baca Selengkapnya

Genosida Gaza, PNS Jerman Menuntut Penghentian Pasokan Senjata ke Israel

24 hari lalu

Genosida Gaza, PNS Jerman Menuntut Penghentian Pasokan Senjata ke Israel

Para pegawai pemerintah menyerukan Jerman dan Belanda untuk menghentikan pengiriman senjata karena masalah hak asasi manusia di Gaza

Baca Selengkapnya

Aktivis Greta Thunberg Ditangkap Dua Kali Saat Unjuk Rasa di Belanda

25 hari lalu

Aktivis Greta Thunberg Ditangkap Dua Kali Saat Unjuk Rasa di Belanda

Aktivis Greta Thunberg ditangkap lagi setelah dibebaskan dalam unjuk rasa menentang subsidi bahan bakar minyak.

Baca Selengkapnya

Lelah dengan Kesehatan Mentalnya, Wanita Muda di Belanda akan Jalani Eutanasia

25 hari lalu

Lelah dengan Kesehatan Mentalnya, Wanita Muda di Belanda akan Jalani Eutanasia

Frustasi dengan masalah kesehatan mentalnya yang tak ada perbaikan, wanita muda di Belanda ini akan mengakhiri hidupnya lewat eutanasia.

Baca Selengkapnya

Erdogan Kalah, 5 Hal tentang Pemilu Turki

30 hari lalu

Erdogan Kalah, 5 Hal tentang Pemilu Turki

Recep Tayyip Erdogan dan partainya pada Ahad, 31 Maret 2024, ketar-ketir dalam pemilu yang menegaskan kembali oposisi sebagai kekuatan politik

Baca Selengkapnya

4 Peristiwa Proses Perjuangan Kemerdekaan Indonesia yang Terjadi saat Ramadan

31 hari lalu

4 Peristiwa Proses Perjuangan Kemerdekaan Indonesia yang Terjadi saat Ramadan

serangkaian proses perjuangan kemerdekaan Indonesia terjadi di bulan Ramadan

Baca Selengkapnya