TEMPO.CO, New Delhi - Seorang pastor di India memicu kontroversi karena mengecam perempuan bercelana jins.
Seperti dilansir Daily Mail, Kamis, 2 Maret 2017, pastor bernama Sharlom mengatakan dia tidak ingin memimpin perempuan yang memakai jins, celana panjang, atau kemeja di gerejanya di Kerala, India selatan.
"Banyak remaja pria mengeluh kepada saya tentang perempuan berpakaian seksi, menyebabkan mereka tergoda meskipun baru saja mendengar khotbah tentang agama. Apa yang harus kita lakukan untuk mengatasi masalah ini? Jalan terbaik adalah mengikat sumber provokasi (perempuan) untuk ‘dilemparkan ke dalam laut’," katanya.
Bahkan ia juga mempertanyakan apakah Injil memberikan izin kepada para wanita untuk memakai pakaian tersebut.
Rekaman video ia menyampaikan khotbah tersebut disebarkan wanita bernama Jasmine PK. Dalam video itu, Sharlom mengatakan, saat mengunjungi beberapa gereja, dia ingin meninggalkan rumah ibadah tersebut karena beberapa wanita yang duduk di depannya. "Saya merasa lebih baik menendang mereka keluar dari gereja," ujarnya mengacu pada pakaian wanita tersebut yang dianggap tidak sopan.
Pernyataan Sharlom itu mengundang kecaman dari rekannya, Pastor Paul Thellaakkat dari Kochi. "Apa yang dikatakan Sharlom tidak wajar. Tidak ada pendeta memiliki hak untuk menentukan pakaian perempuan," tuturnya.
Banyak netizen perempuan yang marah menyaksikan video Sharlom. Seorang netizen menulis, “Kata-kata bodoh yang menunjukkan sikap sok suci dari imam ini. Komentar negatif dan sombong adalah diskriminasi terhadap gender dan misoginis.”
Netizen lain menulis, “Jika berpakaian adalah penyebab semua hal buruk terjadi pada wanita, mengapa gadis yang memakai burqa dan seragam sekolah diperkosa?”