Ini Skenario Baru agar Inggris Mudah Keluar dari Uni Eropa

Reporter

Minggu, 12 Februari 2017 16:24 WIB

Respon netizen atas hasil referendum BREXIT Inggris. Sejumlah netizen khawatir atas dampak dari keluarnya Inggris dari Uni Eropa. Twitter.com

TEMPO.CO, London - Inggris dapat keluar begitu saja dari Uni Eropa tanpa harus mengeluarkan sepeser pun seperti yang diatur dalam Pasal 50 Traktat Lisbon. Berdasarkan itu, Inggris dapat menghemat uang hingga 150 miliar pound sterling atau Rp 2494,7 triliun) sebagai dana kompensasi.

Seorang ahli hukum papan atas di Inggris, Christopher O'Donnell, menyebutkan bahwa ada dua skenario berdasarkan yang tercantum pada ayat 3 Pasal 50 Traktat Lisbon.

Baca juga:
Jerman Dukung Inggris Tunda Urus Brexit hingga Tahun Depan

Menurut O'Donnell, skenario pertama adalah Inggris dan Uni Eropa sama-sama menyetujui kesepakatan penarikan diri tersebut. Skenario kedua adalah jika Inggris dan Uni Eropa tidak menyetujui kesepakatan penarikan diri, maka Inggris dapat meninggalkan Uni Eropa tanpa kesepakatan penarikan diri dua tahun setelah mengeluarkan pemberitahuan cuti berdasarkan Pasal (50) (1).

O'Donnell menjelaskan dalam Traktat atau Perjanjian Lisbon, tidak ada keharusan bagi Inggris untuk mematuhi hukum keuangan jika meninggalkan Uni Eropa tanpa kesepakatan penarikan diri, seperti yang diharuskan dua pemimpin Uni Eropa sebelumnya.

Dengan demikian, Inggris dapat sepenuhnya menghapus diri dari Uni Eropa, dan tidak berkewajiban untuk menyelesaikan pengaturan keuangan baru setelah pemberitahuan resmi diberikan.

Baru-baru ini, Inggris dikejutkan dengan tuntutan dari politisi Brussels yang menetapkan biaya penyelesaian tambahan bagi Inggris sebanyak 50 miliar pound sterling ditambah total kontribusi 91 miliar pound sterling, yang dibebankan selama tiga tahun ke depan.

Menurut politisi Polandia Donald Tusk dan mantan Perdana Menteri Luksemburg Jean Claude Juncker, uang itu harus dibayar Inggris jika ingin terus melakukan perdagangan dengan 27 negara Uni Eropa lainnya.

Namun, Inggris dapat memilih untuk melakukan perdagangan dengan negara-negara Uni Eropa menggunakan tarif Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).

O'Donnell, pengacara di Australia dan Inggrisdan mendirikan lembaga amal Hedge Fund otomatis, mengatakan kaliamat dari Pasal 50 (3) jelas memberikan bayangan sebuah skenario di mana Inggris meninggalkan Uni Eropa tanpa kesepakatan penarikan diri.

"Perjanjian berlaku lagi untuk negara yang bersangkutan sejak tanggal berlakunya perjanjian penarikan atau dua tahun setelah pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam ayat 2, kecuali Dewan Eropa, dalam perjanjian dengan negara anggota yang bersangkutan, dengan suara bulat memutuskan untuk memperpanjang periode ini," isi ayat 3 Pasla 50 tersebut.

Selain kekuatan hukum yang sah, O'Donnell juga berpendapat bahwa Inggris adalah negara yang kekuatan ekonominya terbesar keenam di dunia dan jika Inggris dan Uni Eropa menghentikan perdagangan satu sama lain, Uni Eropa akan sangat menderita lebih dari Inggris.

EXPRESS|YON DEMA

Berita terkait

Kilas Balik Tragedi Brexit 2016, Sedikitnya 12 Pemudik Tewas dalam Arus Mudik Lebaran

25 hari lalu

Kilas Balik Tragedi Brexit 2016, Sedikitnya 12 Pemudik Tewas dalam Arus Mudik Lebaran

Tragedi macet terparah mudik pada 2016. Kilas balik tragedi Brexit yang tewaskan belasan orang.

Baca Selengkapnya

Menengok Silsilah Keluarga Kate Middleton

9 Januari 2024

Menengok Silsilah Keluarga Kate Middleton

Kate Middleton atau Catherine, Putri Wales lahir pada 9 Januari 1982 dan tepat hari ini usianya menginjak 42 tahun. Silsilahnya?

Baca Selengkapnya

Kate Middleton Menapaki 42 Tahun, Putri Wales yang Pernah Jalani Masa Kecil di Yordania

9 Januari 2024

Kate Middleton Menapaki 42 Tahun, Putri Wales yang Pernah Jalani Masa Kecil di Yordania

Kate Middleton genap 42 tahun. Bagaimanakah perjalanan hidupnya sejak kecil lalu menjadi istri Pangeran William, Putra Mahkota, Kerajaan Inggris Raya

Baca Selengkapnya

Survei: 54 Persen Warga Inggris Menilai Brexit Berdampak Negatif ke Ekonomi Negara

1 Januari 2024

Survei: 54 Persen Warga Inggris Menilai Brexit Berdampak Negatif ke Ekonomi Negara

Hasil sebuah survei menemukan Brexit dianggap telah berdampak negatif secara keseluruhan pada perekonomian negara.

Baca Selengkapnya

British Council Dukung Pendidikan Indonesia Lewat Dua Program untuk Guru

9 November 2023

British Council Dukung Pendidikan Indonesia Lewat Dua Program untuk Guru

British Council Indonesia memaparkan hasil kerja sama Inggris Raya dengan Indonesia dalam sektor pendidikan dan Bahasa Inggris.

Baca Selengkapnya

Pelancong Inggris Gagal Liburan ke Spanyol karena Aturan Paspor, Rugi Puluhan Juta

23 Agustus 2023

Pelancong Inggris Gagal Liburan ke Spanyol karena Aturan Paspor, Rugi Puluhan Juta

Sebelum Brexit, pelancong Inggris tak perlu aturan paspor yang dikeluarkan dalam 10 tahun terakhir untuk memasuki negara-negara Uni Eropa.

Baca Selengkapnya

Goodwood Festival of Speed Hari Ini Ditiadakan karena Cuaca Buruk

15 Juli 2023

Goodwood Festival of Speed Hari Ini Ditiadakan karena Cuaca Buruk

Penyelenggaraan Goodwood Festival of Speed 2023 pada hari ini, Sabtu, 15 Juli 2023, harus ditiadakan karena cuaca buruk.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Inggris Klaim Brexit Tidak Gagal

17 Mei 2023

Pemerintah Inggris Klaim Brexit Tidak Gagal

Juru bicara Perdana Menteri Rishi Sunak menyatakan kepergian Inggris dari Uni Eropa bukanlah sebuah kegagalan, menanggapi sejumlah kritik.

Baca Selengkapnya

Inggris Raya dan Irlandia Bidik Tuan Rumah Bersama Euro 2028, Italia Melamar untuk Euro 2032

12 April 2023

Inggris Raya dan Irlandia Bidik Tuan Rumah Bersama Euro 2028, Italia Melamar untuk Euro 2032

UEFA akan mengevaluasi setiap tawaran tuan rumah Euro dalam beberapa bulan mendatang.

Baca Selengkapnya

Raja Charles Menuju Jerman, Perjalanan Luar Negeri Pertama Sebagai Raja

29 Maret 2023

Raja Charles Menuju Jerman, Perjalanan Luar Negeri Pertama Sebagai Raja

Kunjungan Raja Charles ini dipandang sebagai dorongan terhadap PM Inggris Rishi Sunak untuk mengatur ulang hubungan dengan Eropa.

Baca Selengkapnya