TEMPO Interaktif, Helsinki: Perdana Menteri Finlandia, Matti Verihanen, berkeyakinan hanya melaluiredistribusi yang adil dukungan pada globalisasi dapat diraih. Hal ini dikatakannya di depan sekitar 30 redaktur berbagai media di Asia dan Eropa dalam jamuan makan pagi di kantornya di Aula Smolna, Istana Sininen Sali, Helsinki. Pernyataan itu diutarakan sebagai jawaban atas pertanyaan TEMPO tentang makin melebarnya jurang kemiskinan di dunia sebagai ekses globalisasi.Presiden Komisi Eropa, Jose Manuel Barroso mendukung pendapat Verihanen. "Keberadaan Dana Sosial, yang digunakan untuk membantu anggota Uni Eropa yang miskin, adalah kunci sukses penyatuan Eropa," katanya. Itu sebabnya ia menyatakan Uni Eropa bersikap keras terhadap kegiatan impor di bawah harga (dumping) yang dilakukan negara lain. "Kami ingin Eropa menjadi kawasan terbuka dan kami butuh dukungan buruh untuk mendukung keterbukaanitu," katanya. Uni Eropa memang sedang melarang impor beberapa jenis tekstil dan sepatu dari China dan Vietnam karena dituduh dijual di bawah harga produksinya.Dampak masuknya barang murah memang menjadi salah satu topik hangat yang akan dibicarakan dalam Pertemuan Puncak Asia Eropa di Helsinki, Finlandia, yang akan berlangsung mulai besok. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dijadwalkan akan hadir dan direncanakan tiba dengan pesawat khusus kepresidenan, Sabtu malam waktu Helsinki.Helsinki merupakan contoh menarik tentang dampak meningkatnya perdagangan Eropa dengan Asia. Pabrik telepon saku terbesar di dunia, Nokia, baru sajamelakukan PHK terhadap ribuan karyawannya karena memindahkan sebagian besar unit produksinya ke China. Ribuan pekerja itu tidak melakukan protes karena mendapat santunan dan program pelatihan yang dibiayai penuh oleh pemerintah. "Kami dapat melakukan hal ini karena tingkat pajak di Finlandia sangat tinggi," kata Matti Verihanen.Selain itu, para aktivis buruh di Finlandia rupanya sadar tentang pentingnya menjaga daya saing mereka. "Kami sangat sadar bahwa tanpa melakukan relokasi perusahaan malah bisa bangkrut, oleh karena itu yang penting adalah bagaimana menyiapkan para pekerja Finlandia agar semakin produktif melalui berbagai pendidikan dan latihan," kata LiisaJaakonsaari, anggota parlemen dari Partai Sosial Demokrat Finlandia.Bambang Harymurti