Asosiasi Sekuriti Asia dari 13 Negara Bahas Cyber Terrorism  

Reporter

Rabu, 12 Oktober 2016 15:14 WIB

Direktur pencegahan BNPT Brigjen Pol Hamidin bersama enam mantan teroris yang tergabung dalam Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme, menunjukan foto daftar pencarian orang tindak pidana terorisme dalam dialog pelibatan masyarakat dalam mencegah paham radikal-terorisme, di Jakarta, 4 Agustus 2016. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Yogyakarta - Para delegasi Asian Professional Security Association (APSA) menggelar konferensi ke-23 di Yogyakarta yang diikuti 125 delegasi dari 13 negara. Konferensi ini membahas kejahatan terorisme di maya (cyber terrorism).

Menurut Lifetime President APSA Indonesia Toto Trihamtoro, pengikut paham radikalisme dan terorisme seperti ISIS mayoritas berpendidikan tinggi. Hanya 17 persen saja yang lulusan sekolah menengah atas.

"Gambaran peperangan sekarang terjadi di kalangan orang yang berpendidikan," kata Toto, Rabu, 12 Oktober 2016.

Baca:
Diplomat Membelot, Korea Utara Hukum Wakil Menteri Luar Negeri
DPR Sahkan Perpu Kebiri Menjadi Undang-Undang
OTT di Kemenhub, Presiden: Pecat Pelaku Praktek Pungli

Maka, ucap Toto, perkembangan dunia cyber perlu mendapat perhatian khusus. Masyarakat Indonesia harus meningkatkan kewaspadaan terhadap cyber terrorism. Sebab, sudah terjadi serta ada konten di media sosial dan laman Internet yang menyajikan materi radikalisme-terorisme.

"Ini kenyataan, bukan hanya sekadar cerita. Jika tidak siap, suatu saat kita yang akan menjadi korban," ujarnya.

23rd EXCO and International Conference of APSA “Cyber Attack and Terrorism” ini penting karena sebagian kalangan praktisi sekuriti di Indonesia merasa belum terlalu penting membahas persoalan ini. Apalagi upaya antisipasi sering hanya berkutat pada kejahatan terorisme secara tradisional.

Toto menuturkan propaganda pelaku teror melalui media sosial sudah berjalan secara masif. Strategi ini terbukti efektif merekrut anggota, khususnya dari kalangan terpelajar, karena pengguna media sosial mayoritas adalah kaum intelektual. "Meskipun website-nya sudah ditutup, tapi muncul lagi," katanya.

Pembahasan soal kejahatan cyber untuk penyebaran radikalisme-terorisme ini berangkat dari perkembangan sistem teknologi informasi yang turut memudahkan aktivitas pelaku teror, termasuk rekrutmen dan penggalangan dana dari dunia maya.

Adapun President APSA Indonesia Humphrey Abraham Soedira menyatakan konferensi ini rutin diadakan setiap tahun. APSA dibentuk pada 1994 dengan tujuan meningkatkan kerja sama regional di tingkat Asia.

Para anggota berasal dari 13 negara, yaitu Vietnam, Indonesia, Cina, Hong Kong, India, Jepang, Nepal, Malaysia, Singapura, Thailand, Korea Selatan, Makau, dan Filipina. Konferensi tahun ini diikuti sekitar 125 peserta dari berbagai negara.

"Kami melakukan tindakan preventif. Soal penangkapan dan penindakan adalah kewenangan kepolisian," ujarnya.

MUH SYAIFULLAH ‎




Berita terkait

Aktivis Laporkan Pj Wali Kota Yogyakarta ke Gubernur DIY hingga Ombudsman, Ini Alasannya

3 hari lalu

Aktivis Laporkan Pj Wali Kota Yogyakarta ke Gubernur DIY hingga Ombudsman, Ini Alasannya

Koalisi Pegiat HAM dan Anti Korupsi melaporkan Pj Wali Kota Yogyakarta Singgih Rahardjo ke Gubernur DIY, Mendagri, KPK dan Ombudsman

Baca Selengkapnya

Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

11 hari lalu

Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

Para perempuan di Yogyakarta memperingati Hari Kartini dengan lomba lari dan jalan kaki, serta membuat pameran lukisan.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

14 hari lalu

Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

Tiga kampung wisata di Kota Yogyakarta ini paling banyak didatangi karena namanya sudah populer dan mendapat sederet penghargaan.

Baca Selengkapnya

Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

26 hari lalu

Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

Dua alat peraga baru di Taman Pintar Yogyakarta di antaranya multimedia berupa Videobooth 360 derajat dan Peraga Manual Pump.

Baca Selengkapnya

Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

30 hari lalu

Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

Dalam foto yang beredar, terdapat tambahan karcis tidak resmi untuk penitipan helm yang membuat tarif parkir di Yogyakarta membengkak.

Baca Selengkapnya

BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

50 hari lalu

BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

Seorang wisatawan asing asal Hungaria juga dilaporkan sempat terseret ombak tinggi saat sedang melancong di Pantai Ngandong, Gunungkidul, Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta Tutup TPA Piyungan, Bagaimana Pengelolaan Sampah Destinasi Wisata Itu di Masa Depan?

55 hari lalu

Yogyakarta Tutup TPA Piyungan, Bagaimana Pengelolaan Sampah Destinasi Wisata Itu di Masa Depan?

Penutupan TPA Piyungan diharapkan bakal menjadi tonggak perubahan dalam pengelolaan sampah di Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Sokong Wisata Berkualitas, Yogyakarta Bentuk Ekosistem Kota Kreatif

57 hari lalu

Sokong Wisata Berkualitas, Yogyakarta Bentuk Ekosistem Kota Kreatif

Yogyakarta memiliki unsur 5K yaitu Kota, Korporasi, Komunitas, Kampung dan Kampus, yang jadi modal mewujudkan Yogyakarta sebagai Kota Kreatif.

Baca Selengkapnya

Bersama Baznas, Berkolaborasi Menghimpun Potensi Zakat

1 Maret 2024

Bersama Baznas, Berkolaborasi Menghimpun Potensi Zakat

Baznas hingga saat ini telah melakukan kolaborasi penuh dengan Lembaga Amil Zakat

Baca Selengkapnya

Mengenal Tradisi Selasa Wagen, Hari Saat Pedagang Malioboro Beristirahat dan Bersih Bersih

27 Februari 2024

Mengenal Tradisi Selasa Wagen, Hari Saat Pedagang Malioboro Beristirahat dan Bersih Bersih

Selasa Wagen di kawasan Malioboro berlangsung setiap 35 hari sekali merujuk hari pasaran kalender Jawa.

Baca Selengkapnya