Sengketa Teritorial, Jepang Ingatkan Korea Utara dan Cina  

Reporter

Jumat, 5 Agustus 2016 09:53 WIB

Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un tersenyum saat menyaksikan uji coba mesin baru untuk rudal balistik antarbenua di Sohae Space Center, Cholsan, Korea Utara, 9 April 2016. Tipe mesin baru ini "dijamin" dapat melakukan serangan nuklir ke wilayah daratan Amerika Serikat, kata kantor berita resmi Korut, KCNA. REUTERS/KCNA

TEMPO.CO, Tokyo - Menteri Pertahanan Jepang Tomimi Inada memperingatkan Korea Utara dan Cina akan bahaya munculnya sengketa teritorial. Menurut Inada, Jepang bakal menggunakan kekuatan dalam sengketa teritorial. Hal ini diungkapkan Inada pada hari pertama menjabat sebagai menteri pertahanan.

Perdana Menteri Shinzo Abe menunjuk Tomomi Inada, orang kepercayaannya yang beraliran nasionalis, Rabu, 3 Agustus 2016, hanya beberapa jam setelah Korea Utara menembakkan rudal kendali yang mendarat di perairan Jepang pertama kalinya.

"Korea Utara mengulangi tindakan provokatif seperti pengujian nuklir dan serangkaian peluncuran rudal balistik," kata Inada kepada pasukan, seperti dilansir Channel News Asia pada 5 Agustus 2016.

Pengangkatannya juga bersamaan dengan Jepang mengkritik Cina yang dituangkan dalam dokumen pertahanan tahunan awal pekan ini. Sikap agresif dalam sengketa teritorial bisa memicu konflik yang tidak diinginkan. "Cina dengan cepat aktif di perairan dan ruang udara di sekitarnya (Jepang) dan terus berusaha mengubah status quo melalui kekuatan," ujar Inada.

Komentar itu merupakan kritik Cina di Laut Cina Selatan yang tidak hanya diklaim Beijing, tapi juga beberapa negara Asia Tenggara. Jepang juga terlibat dalam sengketa teritorial atas pulau tak berpenghuni di Laut Cina Timur.

Inada, seorang anggota parlemen, sering berkunjung ke Tokyo Yasukuni yang oleh Cina dan Korea Selatan dipandang sebagai simbol kolonialisme dan militerisme Jepang pada abad ke-20. Pandangan menteri 57 tahun itu termasuk liberal. Dia ingin melakukan perubahan konstitusi Amerika Serikat sehingga Jepang punya hak untuk berperang.

Pada 2011, ia menulis bahwa Jepang—satu-satunya negara di dunia yang menderita akibat serangan bom atom—harus mendapat senjata nuklir. Inada menolak memberikan jawaban terkait dengan kemungkinan rencana mengunjungi Yasukuni pada 15 Agustus 2016. Ia mengatakan bahwa keputusan itu adalah "masalah hati".

Pada 2014, Inada dan Sanae Takaichi, yang ditahan oleh Abe sebagai menteri urusan internal, terlihat dalam foto-foto yang terpisah berdiri di samping pemimpin partai neo-Nazi Jepang. Juru bicara untuk kedua anggota parlemen mengakui keaslian foto-foto itu, yang telah diambil di kantor mereka selama beberapa tahun sebelumnya. Namun ia membantah keduanya berafiliasi politik.

Menurut jajak pendapat Kyodo News Agency yang diambil pekan ini, 43,0 persen responden menentang penunjukan Inada sebagai menteri pertahanan, sementara 32,1 persen mendukungnya.

CHANNEL NEWS ASIA | ARKHELAUS W.

Berita terkait

Pemandangan Indah Gunung Fuji di Jepang Kini Ditutup, Apa Sebabnya?

4 jam lalu

Pemandangan Indah Gunung Fuji di Jepang Kini Ditutup, Apa Sebabnya?

Pemasangan dinding diharapkan bisa mencegah orang berkumpul di seberang jalan untuk mengambil foto Gunung Fuji di Jepang dan mengganggu sekitar.

Baca Selengkapnya

Jepang Kucurkan Bantuan untuk Petani Skala Kecil di Papua

8 jam lalu

Jepang Kucurkan Bantuan untuk Petani Skala Kecil di Papua

Bantuan Jepang ini ditujukan untuk meningkatkan kehidupan petani skala kecil dan usaha perikanan di Papua

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

10 jam lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Kento Momota Ingin Tetap Berkecimpung di Dunia Bulu Tangkis setelah Pensiun, Apa Saja yang Akan Dilakukannya?

14 jam lalu

Kento Momota Ingin Tetap Berkecimpung di Dunia Bulu Tangkis setelah Pensiun, Apa Saja yang Akan Dilakukannya?

Piala Thomas 2024 menjadi turnamen keenam yang diikutinya sepanjang karier Kento Momota sejak debut di ajang ini 2014.

Baca Selengkapnya

Diduga Dibuang di Jalanan Shibuya, Album SEVENTEEN Duduki Puncak Tangga Lagu Jepang

15 jam lalu

Diduga Dibuang di Jalanan Shibuya, Album SEVENTEEN Duduki Puncak Tangga Lagu Jepang

Album SEVENTEEN menduduki peringkat pertama tanggal album utama di Jepang, tapi baru-baru ini viral video album itu dibuang

Baca Selengkapnya

Sensasi Menyantap Daging Yakiniku dalam Jyubako

1 hari lalu

Sensasi Menyantap Daging Yakiniku dalam Jyubako

Yakiniku yang disajikan dalam Jyubako atau bento box memberikan kesan menarik dengan makanan yang bervariasi, kaya nutrisi, dan terkontrol porsinya.

Baca Selengkapnya

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

1 hari lalu

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

Penyakit Minamata ditemukan di Jepang pertama kali yang mengancam kesehatan tubuh akibat merkuri. Lantas, bagaimana merkuri dapat masuk ke dalam tubuh?

Baca Selengkapnya

68 Tahun Lalu Penemuan Penyakit Minamata di Jepang Pertama Kali

1 hari lalu

68 Tahun Lalu Penemuan Penyakit Minamata di Jepang Pertama Kali

Hari ini, 68 tahun lalu, Jepang menemukan penyakit epidemi yang disebut Minamata. Apa penyebabnya?

Baca Selengkapnya

Kasus Terbaru Peretasan Game Pokemon, Jual Monster 4 Bulan Raup Jutaan Yen

2 hari lalu

Kasus Terbaru Peretasan Game Pokemon, Jual Monster 4 Bulan Raup Jutaan Yen

Faktanya, ini bukan kasus pertama karena peretasan data dalam game-game Pokemon merajalela di antara pemain curang.

Baca Selengkapnya

Masjid Indonesia Nagoya di Jepang Mulai Dibangun, Selesai 2025

2 hari lalu

Masjid Indonesia Nagoya di Jepang Mulai Dibangun, Selesai 2025

Masjid Indonesia Nagoya sudah memasuki tahap pembangunan. Nilai proyek masjid Indonesia ini sekitar Rp 9,9 miliar.

Baca Selengkapnya