Protes antipemerintah di Kuwait menyusul penahanan Ayyad al-Harbi yang dianggah menghina pemerintah di Twitter. rawstory.com
TEMPO.CO, Jakarta - Pemimpin Kuwait mengimbau rakyatnya untuk melawan penyalahgunaan media sosial yang dapat memicu ketegangan antara sekte Sunni dan Syiah di negara Arab Teluk.
“Apa yang kita lihat dan alami sekarang adalah penyalahgunaan media sosial untuk menyebarkan permusuhan dan kebencian,” kata Seikh Sabah al-Ahmad al-Sabah dalam sebuah pesan yang dimuat media KUNA.
Ia berpendapat bahwa tujuan penyalahgunaan media sosial adalah untuk memanaskan kembali perselisihan, perpecahan, dan prasangka di antara masyarakat Kuwait.
Ketegangan antara sektarian Sunni dan Syiah memuncak setelah sebuah bom bunuh diri oleh kelompok ekstremis Sunni di Masjid Syiah Juni lalu menewaskan 27 anggota jemaah Syiah. Kuwait tengah terjebak di antara persaingan besar sektarian negara tetangganya, Iran dan Arab Saudi.
Dulu, hubungan antara Sunni, yang berjumlah sekitar 70-85 persen dari 1,4 juta warga negara Kuwait, dan masyarakat Syiah pada umumnya damai. Syiah memegang posisi penting dalam bisnis, pemerintahan, dan parlemen.
Meta AI Resmi Diluncurkan, Ini Fitur-fitur Menariknya
11 hari lalu
Meta AI Resmi Diluncurkan, Ini Fitur-fitur Menariknya
Chatbot Meta AI dapat melakukan sejumlah tugas seperti percakapan teks, memberi informasi terbaru dari internet, menghubungkan sumber, hingga menghasilkan gambar dari perintah teks.