Sekuler Bangladesh Rayakan Eksekusi Mati Ketua Partai Islam

Reporter

Rabu, 11 Mei 2016 08:36 WIB

Motiur Rahman Nizami, pemimpin Jamaat-e-Islami. bbc.com

TEMPO.CO, Dhaka - Pemimpin partai Islam Bangladesh, Jamaat-e-Islami, Motiur Rahman Nizami, merupakan tokoh berpengaruh di negara mayoritas Islam Sunni itu.

Dalam struktur partai Islam terbesar di Bangladesh, Nizami menempati posisi tertinggi di partai dan orang keempat di pucuk pimpinan partai yang dieksekusi dalam pengadilan khusus yang digelar untuk kejahatan genosida, perkosaan, dan pembunuhan massal selama perang 1971.

Sekitar tiga juta orang tewas dibunuh, ribuan perempuan diperkosa saat pecah perang yang ikut menyeret Partai Islam pada 1971. Peristiwa itu merupakan kekerasan yang paling mengerikan yang pernah terjadi di Bangladesh.

Pembentukan pengadilan khusus kejahatan perang pada 1971 berpuncak pada keputusan pengadilan tertinggi Bangladesh Senin, 9 Mei 2016, yang menolak banding Nizami. Sidang perkara Nizami digelar sejak 2014.

Nizami menolak mengajukan permohonan pengampunan kepada presiden. Sehari setelah putusan banding ditolak pengadilan tertinggi Bangladesh, Nizami yang berusia 71 tahun dieksekusi dengan cara digantung. Eksekusi digelar menjelang tengah malam di penjara Kota Dhaka.

"Kami telah lama menantikan hari ini. Orang-orang akan mengenang hari ini selamanya," kata Menteri Dalam Negeri Asaduzzaman Khan, seperti dilansir Channel News Asia, Rabu, 11 Mei 2016.

Ratusan orang membanjiri jalan-jalan di Dhaka untuk merayakan eksekusi Nizami. "Kami sudah 45 tahun lamanya menunggu hari ini. Akhirnya, keadilan diberikan," ucap Akram Hossain, veteran perang.

Mereka yang ikut merayakan eksekusi Nizami berasal dari kelompok sekuler Bangladesh. Ketegangan antara kelompok sekuler dan kelompok antisekuler di Bangladesh semakin menguat akhir-akhir ini, ditandai oleh tewasnya orang-orang yang dianggap anti-Islam, di antaranya blogger, dosen bahasa Inggris, serta pendukung lesbian, gay, biseksual, dan transgender.

Sedangkan para pendukung Nizami melakukan aksi mogok nasional hari ini sebagai protes atas eksekusi pemimpin mereka. Mereka menyebut Nizami sebagai martir dan menuding pengadilan digelar hanya untuk motif politik.

Jauh sebelumnya, Perdana Menteri Sheikh Hasina yang membentuk pengadilan khusus kejahatan perang 1971 pada 2010 telah dihujani kritik para oposisi, termasuk Partai Islam, bahwa Hasina bermaksud menghabisi lawan politiknya.

CHANNEL NEWS ASIA | MARIA RITA




Berita terkait

Menyelundupkan Pekerja, Diplomat Bangladesh Bakal Dibui 15 Tahun

13 Juni 2017

Menyelundupkan Pekerja, Diplomat Bangladesh Bakal Dibui 15 Tahun

Diplomat Bangladesh diancam penjara 15 tahun karena didakwa menyelundupkan pekerja ke AS dan menyiksa pekerjanya secara tidak manusiawi.

Baca Selengkapnya

Detik-detik Topan Mora Hantam Kamp Rohingnya di Bangladesh

30 Mei 2017

Detik-detik Topan Mora Hantam Kamp Rohingnya di Bangladesh

Sekitar 10 ribu gubuk jerami di kamp pengungsi Rohingya Balukhali dan Kutupalong di Cox's Bazar, Bangladesh hancur akibat dihantam Topan Mora.

Baca Selengkapnya

Topan Mora di Bangladesh, 350 Ribu Orang Dievakuasi

30 Mei 2017

Topan Mora di Bangladesh, 350 Ribu Orang Dievakuasi

Topan Mora yang melanda Bangladesh mengakibatkan sebanyak 35o ribu orang mengungsi ke sekitar 400 tempat penampungan

Baca Selengkapnya

Di Bangladesh, Dokter Harus Menulis Jelas

12 Januari 2017

Di Bangladesh, Dokter Harus Menulis Jelas

Pengadilan di Bangladesh melarang gaya menulis semacam itu agar para pasien bisa membaca resep lebih jelas dan tidak mengambil obat yang salah.

Baca Selengkapnya

Bangladesh Pertimbangkan Hapus Islam Sebagai Agama Resmi

17 November 2016

Bangladesh Pertimbangkan Hapus Islam Sebagai Agama Resmi

Pemimpin partai berkuasa, Liga Awami, Abdul Razzak mengusulkan penghapusan Islam dari Konstitusi Bangladesh.

Baca Selengkapnya

Serang Minoritas Hindu, 44 Warga Bangladesh Ditangkap

6 November 2016

Serang Minoritas Hindu, 44 Warga Bangladesh Ditangkap

Kerusuhan berawal dari unggahan di Facebook yang dianggap menghina Masjidil Haram di Mekkah, Arab Saudi.

Baca Selengkapnya

Misteri Terjawab, Alasan Sungai Berwarna Merah di Kota Ini  

15 September 2016

Misteri Terjawab, Alasan Sungai Berwarna Merah di Kota Ini  

Sungai-sungai di Dhaka, Bangladesh, berubah warna menjadi merah bersamaan dengan banjir yang datang. Warga Dhaka sedang merayakan Idul Adha.

Baca Selengkapnya

Bangladesh Gantung Pemimpin Partai Jamaat-el-Islami

4 September 2016

Bangladesh Gantung Pemimpin Partai Jamaat-el-Islami

Ali adalah komandan kunci milisi pro-Pakistan di sebelah selatan kota pelabuhan Chittagong selama perang 1971.

Baca Selengkapnya

Duh, Bocah 4 Tahun Tampak Seperti Seorang Kakek

30 Juli 2016

Duh, Bocah 4 Tahun Tampak Seperti Seorang Kakek

Usia Bayezid Hossain baru 4 tahun namun tampak seperti pria uzur usia 80-an tahun. Ia menderita penyakit langka.

Baca Selengkapnya

Narapidana Tertua di Bangladesh Dibebaskan

20 Juli 2016

Narapidana Tertua di Bangladesh Dibebaskan

Ohidunessa bercerita tentang pengalamannya yang tidak mampu mencari keadilan.

Baca Selengkapnya