Panama Papers, PM Pakistan Didemo Oposisi  

Reporter

Senin, 25 April 2016 12:33 WIB

Imran Khan, kepala Gerakan untuk Keadilan Pakistan, berpidato di depan pendukungnya saat unjuk rasa di Islamabad, Pakistan (11/5). (AP/Anjum Naveed)

TEMPO.CO, Islamabad - Politikus oposisi Pakistan, Imran Khan, pada Ahad, 24 April 2016, mengancam akan berunjuk rasa menentang Perdana Menteri Nawaz Sharif karena dianggap telah kehilangan "otoritas moral" terkait dengan perannya membantu keluarga memperkaya diri sebagaimana diungkap Panama Papers.

Khan mendapatkan dokumen skandal Panama Papers digunakan sebagai peluang emas untuk mendongkel kursi Sharif sebagai perdana menteri. Bekas pemain kriket nasional ini, sejak 2014, menggelar unjuk rasa di Islamabad karena gagal dalam pemilihan umum, tapi tak berhasil menjungkalkan Sharif.

Berpidato di depan puluhan ribu pendukungnya di Islamabad pada Ahad kemarin, Khan mengatakan isi dokumen Panama Papers sudah cukup bukti untuk menyelidiki keterlibatan Sharif. Bila belum cukup, perlu ada auditor forensik internasional untuk mengungkap skandal tersebut.

"Kami ingin ada sebuah komisi untuk menyelidiki perusahaan di luar negeri yang memiliki penyelidik internasional," ucap Khan.

Dokumen dari firma hukum Mossack Fonseca di Panama yang diungkapkan kepada publik bulan ini menunjukkan putra Sharif, Hassan dan Hussain, serta putrinya, Maryam, memiliki sedikitnya tiga perusahaan besar offshore yang terdaftar di Kepulauan Virgin.

Menurut International Consortium of Investigative Journalists, yang mempelajari papers tersebut, perusahaan ini memiliki harta setidaknya senilai US$ 25 juta atau setara dengan Rp 330 miliar dalam bentuk properti.

Sharif berdalih bahwa anak-anaknya itu melakukan pekerjaan sesuai dengan aturan main dan tidak melanggar hukum. Namun kelompok oposisi menuduh keluarganya menggunakan surga pajak di kepulauan itu untuk mencuci uang dan menilap pajak.

"Sebaiknya kasus ini diselidiki Mahkamah Agung sebagaimana tuntutan oposisi. Jika tudingan itu dinyatakan benar, saya siap mengundurkan diri," kata Sharif, Jumat, 22 April 2016.

REUTERS | CHOIRUL AMINUDDIN

Berita terkait

Taliban Luncurkan Majalah untuk Rekrut Wanita di Pakistan  

8 Agustus 2017

Taliban Luncurkan Majalah untuk Rekrut Wanita di Pakistan  

Taliban di Pakistan meluncurkan majalah propaganda untuk merekrut wanita bergabung dengannya.

Baca Selengkapnya

Perdana Menteri Pakistan, Nawaz Sharif, Mundur dari Jabatannya

29 Juli 2017

Perdana Menteri Pakistan, Nawaz Sharif, Mundur dari Jabatannya

Perdana Menteri Pakistan, Nawaz Sharif, mengundurkan diri dari jabatannya pada, Sabtu, 29 Juli 2017.

Baca Selengkapnya

Fontgate, Skandal Dokumen Palsu yang Seret Putri PM Pakistan

13 Juli 2017

Fontgate, Skandal Dokumen Palsu yang Seret Putri PM Pakistan

Diduga membuat dokumen palsu untuk menutupi keterlibatan dalam Panama Papers, Maryam Nawaz, putri Perdana Menteri Pakistan dirisak di Twitter

Baca Selengkapnya

Truk Pengangkut BBM Meledak, Korban Tewas Jadi 153 Orang

26 Juni 2017

Truk Pengangkut BBM Meledak, Korban Tewas Jadi 153 Orang

Korban tewas akibat ledakan truk pengangkut BBM di jalan raya Pakistan bertambah menjadi 153 orang, termasuk wanita dan anak-anak.

Baca Selengkapnya

Bom Mirip Mainan Meledak, 6 Anak Pakistan Tewas  

26 Juni 2017

Bom Mirip Mainan Meledak, 6 Anak Pakistan Tewas  

Sebuah bom yang menyerupai mainan meledak di barat laut Pakistan. Akibatnya, enam anak tewas.

Baca Selengkapnya

Truk Pengangkut BBM Meledak, 123 Orang Tewas di Pakistan

25 Juni 2017

Truk Pengangkut BBM Meledak, 123 Orang Tewas di Pakistan

Sekitar 123 orang tewas dalam sebuah ledakan truk pengangkut bahan bakar di jalan raya di Pakistan.

Baca Selengkapnya

Lukai Bocah, Anjing di Pakistan Dihukum Mati  

19 Mei 2017

Lukai Bocah, Anjing di Pakistan Dihukum Mati  

Seekor anjing di Pakistan dihukum mati setelah dinyatakan bersalah menggigit seorang anak.

Baca Selengkapnya

Diketahui Lewat Surat, Putra Osama Bin Laden Siap Pimpin al-Qaeda

13 Mei 2017

Diketahui Lewat Surat, Putra Osama Bin Laden Siap Pimpin al-Qaeda

Ibu Hamza meminta putranya mengikuti jejak ayahnya.

Baca Selengkapnya

India Larang Saluran TV Zakir Naik karena Dianggap Ilegal

8 Mei 2017

India Larang Saluran TV Zakir Naik karena Dianggap Ilegal

Salah satu yang diblokir oleh pemerintah India adalah saluran televisi milik pendakwah Islam kontroversial kelahiran India, Zakir Naik.

Baca Selengkapnya

Pakistan Hukum Gantung Empat Milisi Taliban

3 Mei 2017

Pakistan Hukum Gantung Empat Milisi Taliban

Keempat milisi Taliban diadili di pengadilan militer Pakistan karena terlibat terorisme.

Baca Selengkapnya