TEMPO.CO, Islamabad - Politikus oposisi Pakistan, Imran Khan, pada Ahad, 24 April 2016, mengancam akan berunjuk rasa menentang Perdana Menteri Nawaz Sharif karena dianggap telah kehilangan "otoritas moral" terkait dengan perannya membantu keluarga memperkaya diri sebagaimana diungkap Panama Papers.
Khan mendapatkan dokumen skandal Panama Papers digunakan sebagai peluang emas untuk mendongkel kursi Sharif sebagai perdana menteri. Bekas pemain kriket nasional ini, sejak 2014, menggelar unjuk rasa di Islamabad karena gagal dalam pemilihan umum, tapi tak berhasil menjungkalkan Sharif.
Berpidato di depan puluhan ribu pendukungnya di Islamabad pada Ahad kemarin, Khan mengatakan isi dokumen Panama Papers sudah cukup bukti untuk menyelidiki keterlibatan Sharif. Bila belum cukup, perlu ada auditor forensik internasional untuk mengungkap skandal tersebut.
"Kami ingin ada sebuah komisi untuk menyelidiki perusahaan di luar negeri yang memiliki penyelidik internasional," ucap Khan.
Dokumen dari firma hukum Mossack Fonseca di Panama yang diungkapkan kepada publik bulan ini menunjukkan putra Sharif, Hassan dan Hussain, serta putrinya, Maryam, memiliki sedikitnya tiga perusahaan besar offshore yang terdaftar di Kepulauan Virgin.
Menurut International Consortium of Investigative Journalists, yang mempelajari papers tersebut, perusahaan ini memiliki harta setidaknya senilai US$ 25 juta atau setara dengan Rp 330 miliar dalam bentuk properti.
Sharif berdalih bahwa anak-anaknya itu melakukan pekerjaan sesuai dengan aturan main dan tidak melanggar hukum. Namun kelompok oposisi menuduh keluarganya menggunakan surga pajak di kepulauan itu untuk mencuci uang dan menilap pajak.
"Sebaiknya kasus ini diselidiki Mahkamah Agung sebagaimana tuntutan oposisi. Jika tudingan itu dinyatakan benar, saya siap mengundurkan diri," kata Sharif, Jumat, 22 April 2016.
REUTERS | CHOIRUL AMINUDDIN
Berita terkait
Taliban Luncurkan Majalah untuk Rekrut Wanita di Pakistan
8 Agustus 2017
Taliban di Pakistan meluncurkan majalah propaganda untuk merekrut wanita bergabung dengannya.
Baca SelengkapnyaPerdana Menteri Pakistan, Nawaz Sharif, Mundur dari Jabatannya
29 Juli 2017
Perdana Menteri Pakistan, Nawaz Sharif, mengundurkan diri dari jabatannya pada, Sabtu, 29 Juli 2017.
Baca SelengkapnyaFontgate, Skandal Dokumen Palsu yang Seret Putri PM Pakistan
13 Juli 2017
Diduga membuat dokumen palsu untuk menutupi keterlibatan dalam Panama Papers, Maryam Nawaz, putri Perdana Menteri Pakistan dirisak di Twitter
Baca SelengkapnyaTruk Pengangkut BBM Meledak, Korban Tewas Jadi 153 Orang
26 Juni 2017
Korban tewas akibat ledakan truk pengangkut BBM di jalan raya Pakistan bertambah menjadi 153 orang, termasuk wanita dan anak-anak.
Baca SelengkapnyaBom Mirip Mainan Meledak, 6 Anak Pakistan Tewas
26 Juni 2017
Sebuah bom yang menyerupai mainan meledak di barat laut Pakistan. Akibatnya, enam anak tewas.
Baca SelengkapnyaTruk Pengangkut BBM Meledak, 123 Orang Tewas di Pakistan
25 Juni 2017
Sekitar 123 orang tewas dalam sebuah ledakan truk pengangkut bahan bakar di jalan raya di Pakistan.
Baca SelengkapnyaLukai Bocah, Anjing di Pakistan Dihukum Mati
19 Mei 2017
Seekor anjing di Pakistan dihukum mati setelah dinyatakan bersalah menggigit seorang anak.
Baca SelengkapnyaDiketahui Lewat Surat, Putra Osama Bin Laden Siap Pimpin al-Qaeda
13 Mei 2017
Ibu Hamza meminta putranya mengikuti jejak ayahnya.
India Larang Saluran TV Zakir Naik karena Dianggap Ilegal
8 Mei 2017
Salah satu yang diblokir oleh pemerintah India adalah saluran televisi milik pendakwah Islam kontroversial kelahiran India, Zakir Naik.
Baca SelengkapnyaPakistan Hukum Gantung Empat Milisi Taliban
3 Mei 2017
Keempat milisi Taliban diadili di pengadilan militer Pakistan karena terlibat terorisme.
Baca Selengkapnya