Kamp Pengungsi Timteng 'Idomeni' Lebih Buruk daripada Kamp Nazi  

Reporter

Minggu, 20 Maret 2016 17:30 WIB

Seorang badut menghibur anak-anak yang berada di kamp perbatasan antara Yunani -Macedonai di desa Idomeni, 9 Maret 2016. REUTERS/Stoyan Nenov

TEMPO.CO, Athena - Menteri Dalam Negeri Yunani Panagiotis Kouroublis mengatakan kamp pengungsi imigran asal Timur Tengah di Idomeni lebih buruk daripada kamp konsentrasi Nazi, Dachau.

"Saya tidak ragu mengatakan ini adalah Dachau zaman modern, konsekuensi logis atas ditutupnya perbatasan," kata Kouroublis, seperti dilansir Daily Mail, pada 18 Maret 2016.

Kamp Idomeni terletak di perbatasan Yunani dengan Makedonia. Kondisi kamp Idomeni, kata Kouroublis, sangat kumuh dan tidak layak huni serta begitu menyedihkan.

Pemerintah Yunani mengatakan lebih dari 46 ribu pengungsi dan imigran kini tertahan di negara tersebut karena penutupan perbatasan dengan Makedonia dan negara-negara Balkan lain sejak pekan lalu.

Sekitar sepertiga dari mereka berkumpul di Idomeni. Kamp Idomeni awalnya direncanakan untuk 2.500 orang, tapi sekarang jumlah pengungsi lebih dari 12 ribu. Mereka sebagian besar berasal dari Suriah dan Irak. Banyak pengungsi berusia anak-anak di kamp itu.

Hujan yang mengguyur secara terus-menerus telah membuat kamp tersebut tak ubahnya seperti rawa. Ribuan orang tidur di tenda-tenda kecil di tanah berlumpur dan selokan. Mereka harus antre selama berjam-jam untuk mendapatkan makanan dari lembaga bantuan.

Puluhan anak-anak menderita pilek dan demam dan belum mendapatkan perawatan karena masih harus menunggu lembaga bantuan yang bermurah hati.

Komentar Kouroublis itu dikeluarkan bersamaan dengan pembicaraan yang dilangsungkan di Brussel di antara pemimpin Uni Eropa untuk mencapai kesepakatan soal penanganan imigran dengan Turki.

Dalam pertemuan tersebut, Uni Eropa dan Turki mencapai persetujuan bersejarah dengan mengekang arus masuk pendatang ke Eropa. Kasus pengungsi ini merupakan krisis terbesar di Eropa sejak Perang Dunia II.

Berdasarkan kesepakatan itu, semua pendatang yang tiba di Yunani dari Turki mulai Sabtu, 19 Maret 2016, dikirim kembali ke Turki. Namun pemimpin negara Eropa mengatakan tugas sulit adalah menunggu pelaksanaan perjanjian itu.

Turki meraih beberapa kesepakatan politik dan manfaat keuangan sebagai balasan menjadi negara yang bertindak mengekang aliran manusia yang terdesak dari Suriah dan negara lain ke Eropa.

DAILY MAIL | REUTERS | YON DEMA

Berita terkait

Uni Eropa Cemas TikTok Lakukan Pelanggaran

1 hari lalu

Uni Eropa Cemas TikTok Lakukan Pelanggaran

Ursula von der Leyen mengakui TikTok telah menimbulkan ancaman, namun dia tidak menjelaskan lebih detail.

Baca Selengkapnya

Invasi Rusia di Ukraina Dorong Kemungkinan Ekspansi Uni Eropa

2 hari lalu

Invasi Rusia di Ukraina Dorong Kemungkinan Ekspansi Uni Eropa

Presiden Dewan Eropa mengatakan invasi Rusia ke Ukraina akan memberi dorongan bagi upaya Uni Eropa untuk menerima lebih banyak anggota.

Baca Selengkapnya

Kota Paling Harum di Dunia Ini Ada di Yunani

4 hari lalu

Kota Paling Harum di Dunia Ini Ada di Yunani

Menurut studi HAYPP, Athena, ibukota Yunani menduduki peringkat pertama kota yang memiliki aroma paling harum

Baca Selengkapnya

Mengapa Jarak Lari Maraton Sejauh 42 Kilometer?

4 hari lalu

Mengapa Jarak Lari Maraton Sejauh 42 Kilometer?

Jarak lari maraton sejauh 42 kilometer tidak lepas dari sejarah Yunani Kuno, perhelatan Olimpiade pertama, hingga campur tangan Kerajaan Inggris.

Baca Selengkapnya

Airlangga Klaim Amerika Dukung Penundaan UU Anti Deforestasi Uni Eropa

5 hari lalu

Airlangga Klaim Amerika Dukung Penundaan UU Anti Deforestasi Uni Eropa

Amerika Serikat diklaim mendukung penundaan kebijakan UU Anti Deforestasi Uni Eropa yang dianggap merugikan sawit Indonesia.

Baca Selengkapnya

Eks Ketua HRW: Israel Halangi Penyelidikan Internasional terhadap Kuburan Massal di Gaza

6 hari lalu

Eks Ketua HRW: Israel Halangi Penyelidikan Internasional terhadap Kuburan Massal di Gaza

Pemblokiran Israel terhadap penyelidik internasional memasuki Jalur Gaza menghambat penyelidikan independen atas kuburan massal yang baru ditemukan

Baca Selengkapnya

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

6 hari lalu

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

Menteri Pertanian Ukraina Mykola Solsky ditahan setelah ditetapkan sebagai tersangka resmi dalam penyelidikan korupsi bernilai jutaan dolar

Baca Selengkapnya

BNPT Apresiasi Kerja Sama Penanggulangan Terorisme dengan Uni Eropa

7 hari lalu

BNPT Apresiasi Kerja Sama Penanggulangan Terorisme dengan Uni Eropa

Indonesia menjadi role model upaya penanggulangan terorisme. Uni Eropa sangat ingin belajar dari Indonesia.

Baca Selengkapnya

Prabowo-Gibran Dilantik Oktober 2024, Ini Sosok yang Pertama Kali Menggagas Sumpah Jabatan

7 hari lalu

Prabowo-Gibran Dilantik Oktober 2024, Ini Sosok yang Pertama Kali Menggagas Sumpah Jabatan

Ritual sumpah jabatan, yang akan dilakukan Prabowo dan Gibran pertama kali dilakukan pada ribuan tahun lalu. Ini sosok yang mencetuskannya

Baca Selengkapnya

7 Hal yang Perlu Diketahui Saat Traveling ke Yunani

9 hari lalu

7 Hal yang Perlu Diketahui Saat Traveling ke Yunani

Ada beberapa hal yang harus diketahui wisatawan sebeulum berkunjung Yunani

Baca Selengkapnya