Pria Ini Bunuh Putri Kandungnya Karena Pergi 5 Jam

Reporter

Rabu, 2 Maret 2016 19:35 WIB

ANTARA/Eric Ireng

TEMPO.CO, Jakarta - Seorang ayah di Pakistan tega menghabisi nyawa putri kandungnya dengan menembaknya di depan umum. 'Pembunuhan demi kehormatan' terhadap anaknya yang berusia 18 tahun tersebut dilakukan setelah remaja itu gagal memberitahunya ke mana dia pergi selama lima jam.

Menurut polisi, Mohammad Rehmat sedang diburu setelah membunuh putrinya, Komal Bibi, kemarin. "Ayah melarikan diri setelah membunuh putrinya dan polisi sedang mencari dia," kata pejabat polisi setempat Mohammad Yaqoob, seperti yang dilansir The Hindu pada 2 Maret 2016.

Kejadian tersebut terjadi sehari setelah direktur film Pakistan memenangkan penghargaan Oscar untuk film dokumenter tentang pembunuhan seperti itu yang banyak terjadi di negara ini.

Film dokumenter A Girl in the River: The Price of Forgiveness, menceritakan kisah seorang pejuang hak-hak perempuan, memenangkan Academy Award untuk film dokumenter pendek terbaik pada perhelatan bertabur bintang di Hollywood pada hari Minggu.

Ratusan perempuan dibunuh oleh keluarga mereka di Pakistan setiap tahun dengan alasan membela keluarga "kehormatan".

Menurut undang-undang Pakistan, pria yang membunuh saudara wanita dapat terlepas hukuman jika 'diampuni' keluarga korban dan Perdana Menteri Nawaz Sharif berjanji menghapus 'pembunuhan demi kehormatan' itu.

Terpisah, sebuah pengadilan di sini, menjatuhkan hukuman mati terhadap dua beradik pria karena membunuh adik perempuan serta adik ipar mereka pada 2009 setelah pasangan itu menikah tanpa izin keluarga.

THE HINDU|DAILY MAIL|AL ARABIYAH|YON DEMA

Berita terkait

Setahun Menjabat PM Skotlandia Humza Yousaf Mengundurkan Diri, Ini Alasannya

1 hari lalu

Setahun Menjabat PM Skotlandia Humza Yousaf Mengundurkan Diri, Ini Alasannya

PM Skotlandia Humza Yousaf dilantik saat usianya masih 37 tahun, setahun lalu. Tak sampai setahun ia mengundurkan diri. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Diserang Israel, Presiden Iran Justru Kunjungi Pakistan Pekan Ini

10 hari lalu

Diserang Israel, Presiden Iran Justru Kunjungi Pakistan Pekan Ini

Presiden Iran Ebrahim Raisi akan melakukan kunjungan resmi ke Pakistan mulai pekan ini, meski negara itu baru saja diserang Israel pada Jumat lalu

Baca Selengkapnya

10 Negara dengan Biaya Hidup Termurah di Dunia, Indonesia Masuk?

16 hari lalu

10 Negara dengan Biaya Hidup Termurah di Dunia, Indonesia Masuk?

Negara dengan biaya hidup termurah di dunia pada 2024, Pakistan berada di urutan pertama

Baca Selengkapnya

Profil Korban Jiwa Penusukan di Australia: Ibu Baru, Mahasiswi Cina hingga Pengungsi Ahmadiyah

17 hari lalu

Profil Korban Jiwa Penusukan di Australia: Ibu Baru, Mahasiswi Cina hingga Pengungsi Ahmadiyah

Warga Australia berduka atas kematian lima perempuan dan seorang pria penjaga keamanan pengungsi asal Pakistan.

Baca Selengkapnya

Jerman Disebut Minta NATO Blokir Embargo Senjata PBB terhadap Israel

27 hari lalu

Jerman Disebut Minta NATO Blokir Embargo Senjata PBB terhadap Israel

Menlu Jerman Annalena Baerbock disebut mendesak NATO untuk memblokir rancangan resolusi PBB yang menyerukan penghentian ekspor senjata ke Israel.

Baca Selengkapnya

Risiko Genosida di Gaza, Dewan HAM PBB Rancang Resolusi Embargo Senjata Israel

28 hari lalu

Risiko Genosida di Gaza, Dewan HAM PBB Rancang Resolusi Embargo Senjata Israel

Dewan HAM PBB akan mempertimbangkan rancangan resolusi pada Jumat 5 April 2024 yang menyerukan embargo senjata terhadap Israel.

Baca Selengkapnya

Asif Ali Zardari Terpilih sebagai Presiden Pakistan, Mengenali Perjalanan Politiknya

51 hari lalu

Asif Ali Zardari Terpilih sebagai Presiden Pakistan, Mengenali Perjalanan Politiknya

Asif Ali Zardari mantan suami Benazir Bhutto yang dua kali menjabat perdana menteri Pakistan

Baca Selengkapnya

Putusan Pengadilan Pakistan: Hukuman Gantung Zulfikar Ali Bhutto Sewenang-wenang

57 hari lalu

Putusan Pengadilan Pakistan: Hukuman Gantung Zulfikar Ali Bhutto Sewenang-wenang

44 tahun lalu, Zulfikar Ali Bhutto, ayah Benazir Bhutto, dihukum gantung dengang sewenang-wenang di bawah rezim militer Pakistan Jenderal Zia-ul-Haq.

Baca Selengkapnya

Partai Sekutu Imran Khan Tak Penuhi Syarat Masuk Parlemen Pakistan

58 hari lalu

Partai Sekutu Imran Khan Tak Penuhi Syarat Masuk Parlemen Pakistan

Kandidat independen dari Dewan Sunni Ittehad (SIC) yang didukung partai Imran Khan, yakni Pakistan Tehreek-e-Insaf tak memenuhi syarat masuk parlemen.

Baca Selengkapnya

Bulog Membeli Beras 300 Ribu Ton dari Thailand dan Pakistan, Tambah Stok Jelang Ramadan

59 hari lalu

Bulog Membeli Beras 300 Ribu Ton dari Thailand dan Pakistan, Tambah Stok Jelang Ramadan

Perum Bulog mengimpor beras sebanyak 300 ribu ton dari Thailand dan Pakistan untuk memperkuat stok pangan nasional menghadapi Ramadan dan Idul Fitri

Baca Selengkapnya