Dalam foto yang dirilis kantor berita resmi Suriah SANA, warga berkumpul di tempat di mana dua bom meledak di lingkungan pro-pemerintah Zahra, di provinsi Homs, Suriah, 21 Februari 2016. Dua ledakan ini menewaskan lebih dari selusin orang. SANA via AP
TEMPO.CO, Damaskus - Setidaknya 46 orang tewas dalam dua serangan bom mobil di kota Homs, Suriah. Menurut Badan Pengamat Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR), kebanyakan mereka yang tewas terdiri atas warga sipil.
Seperti yang dilansir BBC pada Minggu waktu setempat, 21 Februari 2016, SOHR mengatakan, angka kematian diperkirakan akan bertambah menyusul banyaknya korban lain yang menderita luka serius.
Masih belum jelas dalang di balik pemboman itu, namun SOHR menjatuhkan kecurigaan terhadap kelompok militan Negara Islam Irak Suriah (ISIS) yang selma ini sering meneror daerah tersebut pada masa lalu.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry mengatakan sebuah "kesepakatan sementara" telah tercapai dengan Rusia pada gencatan senjata parsial dalam konflik.
Setelah berbicara dengan Presiden Rusia Sergei Lavrov, John Kerry mengatakan bahwa dunia kini "lebih dekat dengan gencatan senjata hari ini dari sebelumnya".
Awal bulan ini, kekuatan dunia yang terlibat di Suriah sepakat untuk mencari cara dalam "penghentian permusuhan". Namun rencana itu telah melewati batas waktu yang ditentukan pada Jumat pekan lalu.
Kerry mengatakan pada Minggu, 21 Februari 2016, bahwa dia dan Lavrov telah menyetujui syarat penghentian tetapi menekankan bahwa rincian-rincian dalam gencatan sejnata itu masih harus diselesaikan.
Serangan di Homs terjadi di distrik yang didominasi Alawit, sekte minoritas pendukung Presiden Bashar Al-Assad. Kekerasan terbaru datang setelah Presiden Assad mengatakan dia berharap diingat sebagai orang yang "menyelamatkan" Suriah.