Asap yang mengepul akibat serangan udara Rusia ke tempat yang diyakini sebagai pelatihan militan di Aleppo, Suriah, 5 November 2015. Serangan udara Rusia menembakan 81 serangan dan 263 di Suriah dalam waktu dua hari. REUTERS/Ministry of Defence of the Russian Federation/Handout via Reuters
TEMPO.CO, Jakarta - Rudal menghantam tiga rumah sakit dan sekolah di kota-kota Suriah yang dikuasai pemberontak Senin, 15 Februari 2016. Akibat kejadian tersebut, 23 warga sipil tewas dan puluhan lainnya luka-luka.
Salah satu dari tiga rumah sakit yang diserang adalah rumah sakit bantuan dari organisasi Dokter tanpa Batas (MSF) asal Prancis. MSF mengatakan ada empat roket yang menghantam gedung di Maaret al-Numan di Provinsi Idlib. Akibatnya, delapan anggota stafnya hilang.
“Ini tampaknya serangan yang disengaja terhadap gedung kesehatan, dan kami sangat mengutuk serangan ini dengan,” kata Massimiliano Rebaudengo, Kepala Misi MSF, seperti dilansir VOA, Senin, 15 Februari 2016.
Syrian Observatory for Human Rights yang berbasis di Inggris mengatakan serangan udara itu diyakini dilakukan oleh pesawat tempur Rusia.
Menanggapi tuduhan itu, Rusia mengatakan serangan mereka menargetkan kelompok teroris pemberontak, bukan bermaksud menyerang warga sipil. Serangan ini juga diklaim membantu pasukan tentara Suriah merangsek ke Allepo.
Allepo adalah kota terbesar di utara Suriah dan menjadi salah satu pusat ekonomi di negara itu sebelum konflik. Sejak konflik pecah, Allepo dikuasai oleh para pemberontak di sana.