Pakistan: Serangan ke Kampus Dirancang Afganistan  

Reporter

Jumat, 22 Januari 2016 07:15 WIB

Seorang dosen yang berjalan dengan menggunakan tongkat, dievakuasi oleh petugas usai terjadinya serangan di Universitas Bacha Khan di Charsadda, Pakistan, 20 Januari 2016. Menurut saksi, kelompok militan bersenjata yang berjumlah sedikirnya 3 orang, telah menembaki secara membabi buta ke sejumlah kelas dan asrama. REUTERS

TEMPO.CO, Karachi - Pakistan, Kamis, 21 Januari 2016, menuding serangan mematikan terhadap sebuah kampus di sebelah barat daya negara dirancang sekelompok ekstremis di Afganistan. "Serangan ini lintas perbatasan, bertujuan merusak upaya perdamaian di kawasan."

Sedikitnya 21 orang dilaporkan tewas dalam serangan ke sebuah universitas di sebelah barat Pakistan pada Rabu, 20 Januari 2016. Sekelompok sempalan Taliban Pakistan yang dipimpin Mansoorr Omar mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.

Pejabat keamanan Pakistan secara pribadi mengatakan para penyerang mendapatkan suplai informasi dari dinas intelijen di India dan Afganistan. Pendapat ini berkali-kali diulang para pengamat Pakistan di sejumlah media. Namun Kabul dan New Delhi menolaknya. Bahkan Menteri Luar Negeri India menyatakan pendapat tersebut adalah, "Sebuah tuduhan yang tidak berdasar."

Juru bicara militer Pakistan, Letnan Kolonel Asim Bajwa, menuturkan serangan mematikan itu dikendalikan dari sebuah lokasi di Afganistan melalui sebuah telepon milik warga Afganistan oleh militan Taliban Pakistan.

Bajwa berujar, Kepala Angkatan Bersenjata Pakistan Jenderal Raheel Sharif telah berbagi informasi secara rinci dengan Presiden Afganistan Ashraf Ghani, Kepala Eksekutif Afganistan Abdullah Abdullah, dan Komandan Pasukan Gabungan di Afganistan Jenderal John Campbell.

Kabul menolak segala tuduhan Pakistan. "Pemerintah Afganistan menolak tudingan yang disampaikan dari luar negara. Operasi teroris di Pakistan dilakukan dari Pakistan," ucap Javid Faisak, juru bicara Abdullah.

Serangkaian serangan keji yang berlangsung di India, Pakistan, dan Afganistan sejak awal tahun baru disusul saling tuding di antara tiga negara menjadi tantangan berat untuk menstabilkan keamanan di kawasan.

"Menyalahkan pihak lain adalah upaya lari dari tanggung jawab. Itu adalah bentuk kegagalan dan kelemahan Anda," ujar Ijaz Khan, profesor hubungan internasional dari Universitas Peshawar. "Alih-alih introspeksi, Anda justru menyalahkan orang lain."

WALL STREET JOURNAL | CHOIRUL AMINUDDIN




Berita terkait

Setahun Menjabat PM Skotlandia Humza Yousaf Mengundurkan Diri, Ini Alasannya

1 hari lalu

Setahun Menjabat PM Skotlandia Humza Yousaf Mengundurkan Diri, Ini Alasannya

PM Skotlandia Humza Yousaf dilantik saat usianya masih 37 tahun, setahun lalu. Tak sampai setahun ia mengundurkan diri. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Diserang Israel, Presiden Iran Justru Kunjungi Pakistan Pekan Ini

10 hari lalu

Diserang Israel, Presiden Iran Justru Kunjungi Pakistan Pekan Ini

Presiden Iran Ebrahim Raisi akan melakukan kunjungan resmi ke Pakistan mulai pekan ini, meski negara itu baru saja diserang Israel pada Jumat lalu

Baca Selengkapnya

10 Negara dengan Biaya Hidup Termurah di Dunia, Indonesia Masuk?

16 hari lalu

10 Negara dengan Biaya Hidup Termurah di Dunia, Indonesia Masuk?

Negara dengan biaya hidup termurah di dunia pada 2024, Pakistan berada di urutan pertama

Baca Selengkapnya

Profil Korban Jiwa Penusukan di Australia: Ibu Baru, Mahasiswi Cina hingga Pengungsi Ahmadiyah

17 hari lalu

Profil Korban Jiwa Penusukan di Australia: Ibu Baru, Mahasiswi Cina hingga Pengungsi Ahmadiyah

Warga Australia berduka atas kematian lima perempuan dan seorang pria penjaga keamanan pengungsi asal Pakistan.

Baca Selengkapnya

Jerman Disebut Minta NATO Blokir Embargo Senjata PBB terhadap Israel

27 hari lalu

Jerman Disebut Minta NATO Blokir Embargo Senjata PBB terhadap Israel

Menlu Jerman Annalena Baerbock disebut mendesak NATO untuk memblokir rancangan resolusi PBB yang menyerukan penghentian ekspor senjata ke Israel.

Baca Selengkapnya

Risiko Genosida di Gaza, Dewan HAM PBB Rancang Resolusi Embargo Senjata Israel

28 hari lalu

Risiko Genosida di Gaza, Dewan HAM PBB Rancang Resolusi Embargo Senjata Israel

Dewan HAM PBB akan mempertimbangkan rancangan resolusi pada Jumat 5 April 2024 yang menyerukan embargo senjata terhadap Israel.

Baca Selengkapnya

Asif Ali Zardari Terpilih sebagai Presiden Pakistan, Mengenali Perjalanan Politiknya

51 hari lalu

Asif Ali Zardari Terpilih sebagai Presiden Pakistan, Mengenali Perjalanan Politiknya

Asif Ali Zardari mantan suami Benazir Bhutto yang dua kali menjabat perdana menteri Pakistan

Baca Selengkapnya

Putusan Pengadilan Pakistan: Hukuman Gantung Zulfikar Ali Bhutto Sewenang-wenang

57 hari lalu

Putusan Pengadilan Pakistan: Hukuman Gantung Zulfikar Ali Bhutto Sewenang-wenang

44 tahun lalu, Zulfikar Ali Bhutto, ayah Benazir Bhutto, dihukum gantung dengang sewenang-wenang di bawah rezim militer Pakistan Jenderal Zia-ul-Haq.

Baca Selengkapnya

Partai Sekutu Imran Khan Tak Penuhi Syarat Masuk Parlemen Pakistan

58 hari lalu

Partai Sekutu Imran Khan Tak Penuhi Syarat Masuk Parlemen Pakistan

Kandidat independen dari Dewan Sunni Ittehad (SIC) yang didukung partai Imran Khan, yakni Pakistan Tehreek-e-Insaf tak memenuhi syarat masuk parlemen.

Baca Selengkapnya

Bulog Membeli Beras 300 Ribu Ton dari Thailand dan Pakistan, Tambah Stok Jelang Ramadan

59 hari lalu

Bulog Membeli Beras 300 Ribu Ton dari Thailand dan Pakistan, Tambah Stok Jelang Ramadan

Perum Bulog mengimpor beras sebanyak 300 ribu ton dari Thailand dan Pakistan untuk memperkuat stok pangan nasional menghadapi Ramadan dan Idul Fitri

Baca Selengkapnya