Pesawat F-16 Angkatan Udara Turki telah menembak jatuh bomber taktis Su-24 milik Rusia. Turki mengoperasikan beragam tipe F-16, mulai dari F16 C/D, Block 40, dan Block 50. Pesawat ini terhitung canggih berkat sistem bidik rudal Honeywell Ring Laser Gyro Inertial Navigation System, dan radar AN/ALR-56M. Kinerja pilot sendiri terbantu berkat Horizontal Situation Display yang berfungsi meningkatkan kewaspadaan awak. Tipe ini sendiri mampu terbang dengan kecepatan 2,05 Mach, sehingga sangat memungkinkan menembak jatuh Su-24 milik Rusia. hvkk.tsk.tr
TEMPO.CO, Jakarta -Duta Besar Rusia untuk Indonesia Mikhail Y. Galuzin menganggap Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) berbahaya dan agresif. Pasca ditembak jatuhnya jet Rusia Su-24 oleh jet tempur F-16 Turki Selasa 24 November 2015, dia menganggap para pemimpin NATO mencoba untuk menguasai wilayah Asia. Turki adalah salah satu anggota NATO.
"Menurut saya ini adalah ancaman besar juga untuk Indonesia," kata Galuzin di Wisma Kedutaan di Jakarta, Rabu, 25 November!2015. Ia mengingatkan terkait konflik Laut Cina Selatan. "Ini kejahatan yang agresif dan terorganisir," katanya lagi.
Ia juga mengatakan bahwa Turki membeli minyak ilegal dari ISIS. Ini membuat saya curiga Turki menawarkan minyak ilegal ke negara lain. "Ini artinya Turki mendukung ISIS. Kami akan tingkatkan pertahanan militer kami di Suriah," kata dia.
Menurut Galuzin, NATO hanya menjamin keamaan negara anggota dan dan bukan untuk semua negara di dunia. NATO menolak menjamin keamanan negara yang bukan anggotanya. "NATO mencari musuh untuk menunjukan eksistensi mereka. Saya tidak kaget kalau NATO menggunakan cara ini lagi untuk memperlihatkan diri mereka. NATO terlalu agresif dan berbahaya," katanya.
Galuzin juga meyakini bahwa ada negara lain di balik pelaku penembakan yang dilakukan Turki tersebut. Ia menganggap tragedi ini sebagai peringatan awal terhadap kerja sama Asia Pasifik. "NATO itu berbahaya. Ini hanya sebuah peringatan untuk kerjasama Asia Pasifik," tuturnya.