Indonesia Ucapkan Selamat pada Aung San Suu Kyi

Reporter

Editor

Elik Susanto

Jumat, 13 November 2015 21:03 WIB

Pemimpin oposisi Myanmar, Aung San Suu Kyi, menyapa pendukungnya dalam kampanye partai NLD di Yangon, Myanmar, 1 November 2015. Ini merupakan pertama kalinya Myanmar menggelar Pemilu di bawah pemerintahan sipil. AP/Gemunu Amarasinghe

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan Indonesia telah mengucapkan selamat atas kemenangan Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (LDN) dalam pemilu di Myanmar. "Kami sudah memberikan selamat terhadap pemilu yang lancar dan demokratis," kata Retno di Kompleks Istana, Jumat, 13 November 2015.

Menurut Retno, Indonesia berharap proses transisi pemerintahan di Myanmar berjalan mulus. Indonesia, kata Retno, juga siap melanjutkan kerja sama dalam bidang pembangunan demokrasi dengan Myanmar. Retno mengatakan kerja sama dalam pembangunan demokrasi sudah dimulai dan Indonesia terus berkomitmen untuk memperkuat khususnya LND sebagai menang dalam pemilu Myanmar.

Rabu lalu, pemimpin oposisi Myanmar Aung San Suu Kyi secara resmi mendapatkan kembali kursi di majelis rendah parlemen. Dengan kemenangan sekitar 80 persen suara untuk NLD, Suu Kyi mendesak Presiden Thein Sein, Ketua Majelis Rendah Parlemen Shwe Mann, dan Jenderal Min Aung Hlaing untuk bertemu dan mendiskusikan hasil pemilu.



Partai pemerintah, Partai Pembangunan dan Solidaritas Bersatu (USDP) mengatakan Presiden Myanmar dan militer menghargai hasil pencoblosan itu. Pemerintah milter menyerahkan kekuasaan kepada pemerintahan sipil pada 2011. Tapi angkatan bersenjata masih mendominasi politik di Myanmar setelah selama beberapa dekade berkuasa. Sebanyak 25 persen kursi di parlemen merupakan jatah militer.

Kendati memenangi pemilu, Suu Kyi tidak bisa menjadi Presiden Myanmar. Penyebabnya Suu Kyi bersuamikan orang asing dan anaknya berwarga negara Inggris. Namun, apabila konstitusi Myanmar diubah, peluang Suu Kyi menjadi presiden bisa saja besar.



Gedung Putih mengatakan perubahan konstitusi sangat dibutuhkan di Myanmar untuk mewujudkan demokrasi. Ini disampaikan Presiden Amerika Serikat Barack Obama setelah mengucapkan selamat kepada Aung San Suu Kyi.


Advertising
Advertising


"Selama beberapa tahun terakhir kami telah mengatakan bahwa transisi penuh menuju pemerintahan demokratis sipil di Myanmar akan membutuhkan proses reformasi konstitusional," kata pembantu kebijakan luar negeri Obama, Ben Rhodes.

ANANDA TERESIA | ANTARA

Berita terkait

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

17 hari lalu

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

Pertempuran berkobar di perbatasan timur Myanmar dengan Thailand memaksa sekitar 200 warga sipil melarikan diri.

Baca Selengkapnya

Sekjen PBB akan Tunjuk Utusan Khusus untuk Atasi Krisis Myanmar

32 hari lalu

Sekjen PBB akan Tunjuk Utusan Khusus untuk Atasi Krisis Myanmar

Meluasnya konflik bersenjata di seluruh Myanmar membuat masyarakat kehilangan kebutuhan dasar dan akses terhadap layanan penting

Baca Selengkapnya

Junta Myanmar: Pemilu Berikutnya Mungkin Tak Diselenggarakan secara Nasional

42 hari lalu

Junta Myanmar: Pemilu Berikutnya Mungkin Tak Diselenggarakan secara Nasional

Junta Myanmar mengumumkan bahwa pemilu Myanmar berikutnya berpotensi tak diselenggarakan secara nasional.

Baca Selengkapnya

Rumah Aung San Suu Kyi di Myanmar Dilelang, Tapi Tak Ada yang Menawar

48 hari lalu

Rumah Aung San Suu Kyi di Myanmar Dilelang, Tapi Tak Ada yang Menawar

Rumah besar di tepi danau tempat pemimpin demokrasi Myanmar Aung San Suu Kyi menghabiskan bertahun-tahun sebagai tahanan rumah dilelang pada Rabu

Baca Selengkapnya

Komisi Tinggi HAM PBB: Akses Junta Myanmar terhadap Senjata dan Uang Harus Diputus

1 Maret 2024

Komisi Tinggi HAM PBB: Akses Junta Myanmar terhadap Senjata dan Uang Harus Diputus

Komisi Tinggi HAM PBB menyoroti isu yang masih berlangsung di Myanmar, yaitu kekuasaan junta Myanmar dan persekusi etnis Rohingya.

Baca Selengkapnya

Pertama dalam Tiga Tahun, Pejabat Junta Myanmar Hadiri Pertemuan ASEAN di Laos

29 Januari 2024

Pertama dalam Tiga Tahun, Pejabat Junta Myanmar Hadiri Pertemuan ASEAN di Laos

ASEAN pada Oktober 2021 memutuskan bahwa hanya perwakilan nonpolitik dari junta Myanmar saja yang diperbolehkan hadir pada pertemuan ASEAN.

Baca Selengkapnya

Pengadilan Myanmar: Situs Tahanan Rumah Aung San Suu Kyi Dilelang $90 Juta

25 Januari 2024

Pengadilan Myanmar: Situs Tahanan Rumah Aung San Suu Kyi Dilelang $90 Juta

Pengadilan di Myanmar melelang vila tempat mantan pemimpin dan ikon demokrasi Aung San Suu Kyi menghabiskan 15 tahun dalam tahanan rumah.

Baca Selengkapnya

Junta Myanmar Bebaskan 9,652 Tahanan, termasuk 114 Orang Asing

5 Januari 2024

Junta Myanmar Bebaskan 9,652 Tahanan, termasuk 114 Orang Asing

Pemerintah junta Myanmar akan membebaskan banyak tahanan berdasarkan amnesti untuk memperingati hari kemerdekaan negara setiap 4 Januari.

Baca Selengkapnya

Junta Myanmar Hadapi Serangan Hebat dari Pemberontak di Tiga Negara Bagian

16 November 2023

Junta Myanmar Hadapi Serangan Hebat dari Pemberontak di Tiga Negara Bagian

Junta Myanmar juga menyerukan kepada warganya yang memiliki pengalaman militer untuk siap bertugas.

Baca Selengkapnya

Kalah dari Aliansi Pemberontak, Junta Myanmar Hadapi Ujian Terbesar Sejak Kudeta

11 November 2023

Kalah dari Aliansi Pemberontak, Junta Myanmar Hadapi Ujian Terbesar Sejak Kudeta

Aliansi pemberontak telah merebut sebagian wilayah utara dari junta Myanmar, sebuah kemenangan paling signifikan sejak kudeta 2021.

Baca Selengkapnya