Suasana penghitungan suara di Komisi Pemilihan Umum Yangon, Myanmar, 9 November 2015. (Tempo/SMH)
TEMPO.CO, Yangoon - Setelah perhelatan pemilihan umum yang paling bebas dalam satu generasi di Myanmar, Ahad, 8 November 2015, kini jutaan orang di salah satu negara Asia Tenggara itu menunggu hasil pesta demokrasi agar tak berada dalam kekuasaan junta militer.
Pesta demokrasi ini untuk pertama kalinya diikuti partai oposisi utama, Liga Nasional untuk Demokrasi, pimpinan Aug San Suu Kyi, melawan militer dukungan Partai Pembangunan dan Solidaritas Bersatu pimpinan Presiden Thein Sein yang juga bekas jenderal.
Hasil penghitungan suara sementara pada Senin, 9 November 2015, menunjukkan partai oposisi menang di sejumlah bilik suara.
"Kami menang di beberapa daerah, provinsi, dan kabupaten, tapi juga kehilangan di beberapa wilayah lainnya," ucap Htay Oo, ketua partai berkuasa, kepada stasiun televisi lokal. "Kami memiliki persentase menang lebih tinggi daripada angka kekalahan."
Menurut rekapitulasi panitia pemilihan, hasil sementara Liga Nasional mendapatkan 12 kursi di parlemen.