Wanita Ini Tega Bunuh Ibunya Setelah Nonton Video ISIS
Editor
Eko Ari Wibowo
Rabu, 16 September 2015 20:09 WIB
TEMPO.CO, Malmo - Seorang remaja Denmark, Lisa Borch, 15 tahun, menikam ibunya hingga tewas setelah menonton video yang menampilkan anggota ISIS memenggal korbannya. Saat menonton video itu, dia ditemani pacarnya, lelaki asal Irak.
Borch menyerang ibunya, Tina Römer Holtegaard, saat dia tidur di kamarnya di Kvissel, sebuah desa kecil di utara Jutland, Oktober tahun lalu.
Dia menusuk ibunya sebanyak 20 kali setelah menghabiskan berjam-jam menonton rekaman pemenggalan David Haines dan Alan Henning di YouTube.
Persidangan akhirnya menghukum Borch dan pria Irak bernama Bakhtiar Mohammed Abdulla, 39 tahun, karena bersama-sama melakukan pembunuhan itu. Setelah pembunuhan itu, Borch menelepon polisi untuk melaporkan kejahatan.
Dia mengatakan kepada polisi: "Saya mendengar ibu saya menjerit, dan saya melihat keluar jendela lalu melihat seorang pria kulit putih melarikan diri. Silakan datang ke sini, ada darah di mana-mana," kata gadis itu, yang dengan tenang menunggu kedatangan polisi, seperti dilansir Telegraph, Selasa, 15 September 2015.
Ketika tiba, polisi menemukan gadis itu dengan tenang sedang menonton video pada iPhone-nya. Ketika mereka bertanya di mana ibunya, ia menunjuk ke atas tanpa menghentikan yang dilakukannya.
Persidangan mengungkapkan bagaimana dia telah diradikalisasi oleh seorang pria yang tidak disebutkan namanya, yang telah mengakhiri hubungan demi kembali ke Swedia. Gadis itu kemudian dilaporkan bertemu Abdulla di pusat pengungsian di dekat rumahnya.
Jens Holtegaard, ayah tiri Borch, mengatakan bahwa putri tirinya itu tetap menjadi pendukung kuat ISIS. Holtegaard mengatakan ia takut gadis tersebut akan menjadi lebih radikal selama menjalani hukuman 9 tahun di penjara.
"Lisa benar-benar tidak kritis tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan komunitas imigran. Dia suka berbicara tentang ISIS dan perilaku brutal mereka di Timur Tengah," ujar Holtegaard. "Saya tidak berani membayangkan apa yang dia bisa kembangkan selama di penjara."
TELEGRAPH | EKO ARI
Video Terkait: