Perahu karet yang membawa pengungsi asal Suriah mendarat di pantai Eftalou, Pulau Lesbos, Yunani, 6 September 2015. Mereka menyeberangi Laut Aegean dari Turki. Emin Menguarslan/Anadolu Agency/Getty Images
TEMPO.CO, Brussel - Presiden Uni Eropa Donald Tusk memperingatkan masyarakat dunia bahwa masalah pengungsi akibat perang saat ini telah berdampak terhadap Eropa. "Krisis pengungsi ini dapat berlangsung bertahun-tahun," kata Tusk.
Berbicara di Bruegel Institute, lembaga pemikir Uni Eropa di Brussel, pada Senin, 7 September 2015, Tusk mengatakan bahwa pergerakan masyarakat terutama dari Timur Tengah baru-baru ini akan menjadi masalah hingga pada tahun-tahun mendatang.
"Kehadiran gelombang imigran bukan berhenti saat ini, melainkan awal dari eksodus sebenarnya," ujar Tusk.
Para pemimpin Eropa saat ini sedang mendiskusikan mengenai solusi konflik berdarah di Suriah dan Irak. Menurut mereka, perang di kedua negara tersebut mengakibatkan ratusan ribu orang keluar dari negaranya dengan cara berbahaya, yakni berlayar melalui Laut Balkan dan Mediterania menuju 28 negara anggota Uni Eropa.
"Kita tak memiliki ilusi bahwa kita punya peluru perak untuk membalikkan keadaan," tuturnya.
Tusk, yang mewakili para pemimpin Uni Eropa, mendesak agar semua anggota bersikap pragmatis dan mengesampingkan segala perbedaan dalam menghadapi krisis kemanusiaan. "Kita tak perlu malu atas emosi kita," ucap Tusk beberapa hari setelah sebuah foto balita tewas di pantai Turki diunggah di berbagai media sosial, yang membuat seluruh dunia terenyak.