Gelombang Panas di Pakistan Sudah Tewaskan 775 Orang  

Reporter

Kamis, 25 Juni 2015 18:21 WIB

Seorang wanita lansia dibawa sejumlah warga menuju rumah sakit setelah terkapa akibat gelombang panas di Karachi, Pakistan, 24 Juni 2015. Gelombang panas di Pakistan mencapai 34 derajat celsius. AP/Shakil Adil

TEMPO.CO, Jakarta - Sedikitnya 775 orang tewas akibat gelombang panas yang melanda selatan Pakistan. Pemerintah, Rabu, 24 Juni 2015, menyatakan jumlah korban kemungkinan akan bertambah mengingat suhu masih sangat tinggi sejak empat hari lalu.

Di Karachi, kota terbesar Pakistan, korban tewas diakibatkan dehidrasi dan penyakit akibat suhu panas lainnya. “Kamar mayat terus dibanjiri korban, mereka menumpuk satu mayat di atas yang lainnya,” kata Dr Seemin Jamali, pejabat senior di Jinnah Postgradute Medical Sentre (JPMC), rumah sakit pemerintah terbesar di Karachi.

Dr Jamali mengatakan sejak Sabtu, 20 Juni 2015, telah melihat lebih dari 8.000 pasien gelombang panas, dan 384 di antaranya meninggal. “Kami menerima pasien di unit gawat darurat setiap menit,” kata Jamali.

Pada Rabu, 24 Juni 2015, halaman di luar unit gawat darurat JPMC penuh dengan orang yang mencari es batu, air dingin, dan jus dari tenda-tenda yang didirikan di sana. Di dalam, kerumunan mulai berkurang.

Pihak berwenang menyatakan sebagian besar korban tewas merupakan lanjut usia atau orang miskin. “Kebanyakan orang yang datang adalah korban gelombang panas dan mereka sudah tua. Umur mereka sekitar 45 hingga 50 tahun, jadi semakin tua mereka semakin serius masalah yang mereka hadapi,” kata Junaid Ahmad, seorang relawan.

Jamali mengatakan tingkat kematian akibat gelombang panas yang tinggi disebabkan karena orang-orang tidak bisa menyesuaikan diri, ditambah dengan krisis listrik, mereka bahkan tidak memiliki kipas angin.

Suhu tertinggi di Karachi mencapai 41 derajat Celsius pada Selasa, 23 Juni 2015. Sementara di kota lain seperti Sukkur, Jacobabad, dan Larkana, suhu mencapai 45 derajat Celsius, 44 derajat Celsius, dan 43 derajat Celsius.

NIBRAS NADA NAILUFAR | AL JAZEERA

Berita terkait

Mengenal Sadiq Khan Wali Kota London Tiga Periode

1 jam lalu

Mengenal Sadiq Khan Wali Kota London Tiga Periode

Sadiq Khan meraih kemenangan periode ketiga sebagai Wali Kota London. Ia dari Partai Buruh

Baca Selengkapnya

10 Negara dengan Jumah Penduduk Terbanyak di Dunia

21 jam lalu

10 Negara dengan Jumah Penduduk Terbanyak di Dunia

Dilansir dari World Population by Country, ada 10 negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia. Indonesia termasuk ke dalam 5 besar.

Baca Selengkapnya

Setahun Menjabat PM Skotlandia Humza Yousaf Mengundurkan Diri, Ini Alasannya

5 hari lalu

Setahun Menjabat PM Skotlandia Humza Yousaf Mengundurkan Diri, Ini Alasannya

PM Skotlandia Humza Yousaf dilantik saat usianya masih 37 tahun, setahun lalu. Tak sampai setahun ia mengundurkan diri. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Diserang Israel, Presiden Iran Justru Kunjungi Pakistan Pekan Ini

15 hari lalu

Diserang Israel, Presiden Iran Justru Kunjungi Pakistan Pekan Ini

Presiden Iran Ebrahim Raisi akan melakukan kunjungan resmi ke Pakistan mulai pekan ini, meski negara itu baru saja diserang Israel pada Jumat lalu

Baca Selengkapnya

10 Negara dengan Biaya Hidup Termurah di Dunia, Indonesia Masuk?

21 hari lalu

10 Negara dengan Biaya Hidup Termurah di Dunia, Indonesia Masuk?

Negara dengan biaya hidup termurah di dunia pada 2024, Pakistan berada di urutan pertama

Baca Selengkapnya

Profil Korban Jiwa Penusukan di Australia: Ibu Baru, Mahasiswi Cina hingga Pengungsi Ahmadiyah

22 hari lalu

Profil Korban Jiwa Penusukan di Australia: Ibu Baru, Mahasiswi Cina hingga Pengungsi Ahmadiyah

Warga Australia berduka atas kematian lima perempuan dan seorang pria penjaga keamanan pengungsi asal Pakistan.

Baca Selengkapnya

Jerman Disebut Minta NATO Blokir Embargo Senjata PBB terhadap Israel

31 hari lalu

Jerman Disebut Minta NATO Blokir Embargo Senjata PBB terhadap Israel

Menlu Jerman Annalena Baerbock disebut mendesak NATO untuk memblokir rancangan resolusi PBB yang menyerukan penghentian ekspor senjata ke Israel.

Baca Selengkapnya

Risiko Genosida di Gaza, Dewan HAM PBB Rancang Resolusi Embargo Senjata Israel

33 hari lalu

Risiko Genosida di Gaza, Dewan HAM PBB Rancang Resolusi Embargo Senjata Israel

Dewan HAM PBB akan mempertimbangkan rancangan resolusi pada Jumat 5 April 2024 yang menyerukan embargo senjata terhadap Israel.

Baca Selengkapnya

Asif Ali Zardari Terpilih sebagai Presiden Pakistan, Mengenali Perjalanan Politiknya

56 hari lalu

Asif Ali Zardari Terpilih sebagai Presiden Pakistan, Mengenali Perjalanan Politiknya

Asif Ali Zardari mantan suami Benazir Bhutto yang dua kali menjabat perdana menteri Pakistan

Baca Selengkapnya

Putusan Pengadilan Pakistan: Hukuman Gantung Zulfikar Ali Bhutto Sewenang-wenang

6 Maret 2024

Putusan Pengadilan Pakistan: Hukuman Gantung Zulfikar Ali Bhutto Sewenang-wenang

44 tahun lalu, Zulfikar Ali Bhutto, ayah Benazir Bhutto, dihukum gantung dengang sewenang-wenang di bawah rezim militer Pakistan Jenderal Zia-ul-Haq.

Baca Selengkapnya