Stop 'Perdarahan', Malaysia Airlines Pangkas 6.000 Pegawai  

Reporter

Selasa, 2 Juni 2015 07:20 WIB

Malaysia Airlines. REUTERS/Olivia Harris

TEMPO.CO, Jakarta – Sejatinya, maskapai penerbangan nasional Malaysia, Malaysia Airlines, sudah bangkrut. Bahkan Chief Executive Officer Malaysia Airlines Christoph Mueller, yang baru saja ditunjuk untuk membenahi maskapai yang tengah “berdarah-darah” ini, menyatakan, secara teknis, badan usaha penerbangan milik negara ini sudah bangkrut.

Namun Mueller melihat secercah harapan bahwa Malaysia Airlines bisa bangkit lagi, dengan catatan harus ada yang dikorbankan. Malaysia Airlines harus memangkas banyak karyawan, menjual sejumlah pesawat dalam rangka efisiensi, dan mengurangi banyak rute penerbangan.

Bila langkah-langkah agresif itu berani ditempuh, Mueller merasa yakin Malaysia Airlines kembali sehat pada 2018. Untuk itulah, Mueller akan mengeluarkan kebijakan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap sekitar 6.000 karyawan.

"Secara teknis, kami sudah bangkrut. Bahkan kebangkrutan itu sudah terlihat jauh sebelum peristiwa tragis tahun 2014," ucap Mueller, Senin, 1 Juni 2015, seperti dikutip Al Jazeera.

Seperti diberitakan sebelumnya, Malaysia Airlines mengalami musibah kehilangan dua pesawatnya pada tahun lalu. Pada Maret 2014, pesawat Malaysia Airlines dengan nomor penerbangan MH370 yang ditumpangi 239 penumpang dan awak pesawat menghilang. Empat bulan berikutnya, pesawat MH17 meledak di wilayah udara Ukraina karena ditembak militan sehingga menewaskan 298 penumpang dan awak pesawat. Insiden dua pesawat itu membuat kinerja BUMN ini anjlok.

Sebelumnya, Mueller berencana mengevaluasi sekitar 20 ribu karyawan. Namun, berdasarkan hasil penilaian, sekitar 14 ribu karyawan lolos dari lubang jarum, dan sisanya dipastikan akan segera dirumahkan.

Mueller merasa mampu menghentikan “perdarahan” di tubuh Malaysia Airlines pada akhir tahun. "Tahun depan, kami yakin Malaysia Airlines akan kembali stabil, dan tahun berikutnya sudah bisa menghasilkan pertumbuhan."

AL JAZEERA|SETIAWAN ADIWIJAYA

Berita terkait

Maskapai Penerbangan Ini Harus Bayar Kompensasi 39 Juta Gara-gara Sandaran Kursi Tak Bisa Direbahkan

2 hari lalu

Maskapai Penerbangan Ini Harus Bayar Kompensasi 39 Juta Gara-gara Sandaran Kursi Tak Bisa Direbahkan

Pnumpang maskapai penerbangan ini merasa diperlakukan sebagai penumpang kelas ekonomi meski sudah bayar kelas bisnis.

Baca Selengkapnya

Traveling di Usia 100 Tahun, Perempuan Ini Dikira Anak Dibawah Umur yang Perlu Pendampingan

6 hari lalu

Traveling di Usia 100 Tahun, Perempuan Ini Dikira Anak Dibawah Umur yang Perlu Pendampingan

Ketika traveling dengan pesawat, dia otomatis masuk dalam kategori anak bawah umur yang harus didampingi supervisor.

Baca Selengkapnya

Tony Fernandes Ditunjuk Sebagai Penasihat Strategis Grup Penerbangan AirAsia

8 hari lalu

Tony Fernandes Ditunjuk Sebagai Penasihat Strategis Grup Penerbangan AirAsia

Tony Fernandes ditunjuk sebagai penasihat dan pengurus Grup Chief Executive Officer (Advisor and Steward Group Chief Executive Officer) AirAsia.

Baca Selengkapnya

Alasan Mengapa Kebanyakan Pesawat Berwarna Putih

12 hari lalu

Alasan Mengapa Kebanyakan Pesawat Berwarna Putih

Awalnya, pesawat tidak dicat, hanya menampilkan bodi aluminium yang dipoles. Namun, tren berubah sejak 1970-an.

Baca Selengkapnya

Maskapai Ubah Rute Penerbangan Usai Dugaan Serangan Israel ke Iran

13 hari lalu

Maskapai Ubah Rute Penerbangan Usai Dugaan Serangan Israel ke Iran

Usai dugaan serangan Israel ke Iran, sejumlah maskapai penerbangan mengubah rute.

Baca Selengkapnya

Alasan Kursi Pesawat yang Bisa Direbahkan Mulai Ditinggalkan

13 hari lalu

Alasan Kursi Pesawat yang Bisa Direbahkan Mulai Ditinggalkan

Selama ini perbedatan tentang merebahkan kursi pesawat memang sedikit meresahkan. Maskapai penerbangan mulai mengganti kursi yang lebih ringan

Baca Selengkapnya

Maskapai Penerbangan ini Buat Penerbangan Misterius yang Tidak Diketahui Tujuannya

16 hari lalu

Maskapai Penerbangan ini Buat Penerbangan Misterius yang Tidak Diketahui Tujuannya

Salah satu penumpang merasa antusias mengikuti penerbangan yang memberikan pengalaman unik

Baca Selengkapnya

Setelah Lufthansa, Giliran Qantas Airways Hindari Kawasan Timur Tengah

19 hari lalu

Setelah Lufthansa, Giliran Qantas Airways Hindari Kawasan Timur Tengah

Penerbangan Australia, Qantas Airways, menyusul Lufthansa, menangguhkan penerbangan hingga mengalihkan rute akibat ancaman balasan Iran ke Israel.

Baca Selengkapnya

Aturan Baru Bandara Ini Tradisi Puluhan Tahun Terancam Dihentikan

24 hari lalu

Aturan Baru Bandara Ini Tradisi Puluhan Tahun Terancam Dihentikan

Bandara Dublin menerapkan aturan keamanan baru di sisi airside

Baca Selengkapnya

Amankah Terbang saat Gerhana Matahari Total?

25 hari lalu

Amankah Terbang saat Gerhana Matahari Total?

Beberapa maskapai penerbangan bahkan menawarkan pengalaman khusus untuk perjalanan gerhana matahari total.

Baca Selengkapnya