Warga berkumpul di lapangan terbuka, agar aman, di Basantapur Durbar Square, Kathmandu, Nepal, 26 April 2015. Gempa bumi dasyat melanda Lembah Khatmandu dan menewaskan dua ribu lebih. AP/Bernat Armangue
TEMPO.CO, Nepal - Ribuan warga Nepal menghabiskan malam di area terbuka hingga Senin, 27 April 2015. Mereka memilih tidur beratap langit karena ketakutan ada gempa susulan. Dua hari lalu, negara ini diguncang gempa kuat hingga menyebabkan hampir 2.500 orang meninggal.
Seperti dilansir kantor berita Reuters, di seluruh wilayah Ibu Kota Kathmandu dan sekitarnya, umumnya bangunan rata dengan tanah. Penduduk setiap malam menggelar matras di jalan-jalan dan mendirikan tenda untuk berlindung dari hujan.
Orang yang sakit dan terluka juga tidur di luar karena sudah tidak ada tempat di rumah sakit kota itu. Di luar Sekolah Kedokteran Kathmandu, para dokter bedah menggunakan tenda untuk operasi.
Orang-orang mengantre air bersih di sekitar truk tangki air. Kerumunan warga berdesakan di sebuah apotek untuk mendapatkan obat. Ratusan pendaki asal Nepal dan negara lain masih terjebak di ketinggian Himalaya setelah Gunung Everest longsor dan menewaskan 17 orang.
Korban tewas akibat gempa dengan magnitudo 7,9 skala Richter itu total mencapai 2.460 orang dan korban luka sampai ribuan. Banyaknya korban menjadikan gempa ini sebagai bencana terburuk yang melanda Nepal sejak 1934, ketika 8.500 orang tewas akibat bencana.
Jumlah korban tewas diperkirakan masih bertambah karena petugas penyelamat masih berusaha melakukan pencarian di daerah-daerah yang terisolasi di negara pegunungan berpenduduk 28 juta jiwa itu. Mereka juga menemukan jenazah-jenazah yang terkubur di bawah reruntuhan.
Dengan begitu, banyak orang tidur di luar rumah tanpa listrik atau air. Adanya prakiraan bahwa hujan lebat akan turun memunculkan kekhawatiran adanya kekurangan pangan dan air. Penduduk di ratusan desa harus berusaha mengurus diri mereka sendiri.
"Kami kewalahan dengan permintaan penyelamatan dan bantuan dari seluruh negeri," kata Deepak Panda, anggota badan penanggulangan bencana negara itu, seperti dilansir kantor berita Reuters.
Gempa Magnitudo 5,4 di Kepulauan Seribu, Dampak Pergerakan Intraslab Lempeng Indo-Australia
6 hari lalu
Gempa Magnitudo 5,4 di Kepulauan Seribu, Dampak Pergerakan Intraslab Lempeng Indo-Australia
TEMPO, Jakarta- Pada Rabu 15 Mei 2024 pukul 16.42.56 WIB wilayah Kepulauan Seribu, diguncang gempa tektonik. Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo M5,4